30.6 C
Medan
Monday, May 13, 2024

Bobby Belum Izinkan Sekolah Gelar PTM, Diperbolehkan Jika Kasus Harian Covid-19 di Angka 200

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan belum mengizinkan sekolah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Selain aturan PPKM Level IV melarang itu, masih tingginya kasus harian covid-19 juga jadi pertimbangan.

Ilustrasi.

“Di Kota Medan belum kita perkenankan untuk sekolah tatap muka. Saat ini (penyebaran Covid-19) di Kota Medan masih pada kisaran angka kasus di atas 400 (per hari),” kata Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution kepada wartawan, Jumat (27/8).

Dikatakan Bobby, PTM di Kota Medan baru diperbolehkan jika angka kasus harian sudah berada di bawah angka 200 kasus per hari. “Kemarin pernah turun di angka 300, ada juga yang turun 180, namun naik lagi. Nah, ini kisaran penyebaran Covid-19 di Kota Medan harus di bawah 200 (kasus per hari) kalau kemungkinan lebih amannya untuk sekolah tatap muka. Ini kita sudah jelas dituliskan di (Surat Instruksi) Mendagri, Ingub dan dijabarkan juga oleh Surat Edaran Wali Kota,” ujarnya.

Bobby pun menuturkan, jika nantinya ada lagi sekolah yang kedapatan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, maka pihaknya akan melakukan pengecekan secara langsung ke lapangan. “Kalau kita belum menginstruksikan sekolah tatap muka, kita lihat siapa yang menginstruksikan seperti itu. Coba kita lihat, akan kita kroscek langsung ke lapangan, apakah sekolahnya, apakah dinasnya, ini akan kita evaluasi,” ungkapnya.

Terpisah, kepada Sumut Pos, Sekretaris SatPol PP Kota Medan, Rakhmat Adi Syahputra Harahap menjelaskan, kedepannya, pihaknya akan terus melakukan razia serupa ke sekolah-sekolah maupun perguruan-perguruan tinggi di Kota Medan. “Kan sudah jelas dalam SE Wali Kota Medan No.443.2/7469 pada Poin ke-2 disebutkan, pelaksanan kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan secara daring atau pembelajaran jarak jauh. Kalau ada yang menggelar PTM, itu tentu salah dan tentu kita tindak,” kata Rakhmat kepada Sumut Pos, Jumat (27/8).

Ditegaskan Rakhmat, untuk SMA Dharmawangsa, pihaknya telah memberikan teguran keras dan memberikan surat peringatan kepada pihak yayasan. Bila masih mengulanginya kembali, maka Satgas Covid-19 Kota Medan akan memberikan sanksi yang lebih tegas, yakni menyegel sekolah tersebut. “Ini bukan sekolah pertama yang terjaring sama kita. Beberapa waktu yang lalu kita ada razia ke Kampus LP3M di Jalan Iskandar Muda. Lalu ada jiga sekolah SMP Al Azhar di Jalan Merak Medan Sunggal, lalu ada TK di Jalan Balam Medan Sunggal juga. Semua sudah kita beri peringatan, jangan coba-coba lagi ulangi kesalahan,” tegasnya.

Untuk siswa sekolah Dharmawangsa dan siswa sekolah lainnya, terang Rakhmat, pihaknya tidak melakukan swab antigen seperti tindakan yang seharusnya dilakukan. Pasalnya, siswa sekolah rata-rata berusia di bawah 17 tahun, sehingga membutuhkan persetujuan orangtua terlebih dahulu untuk melakukan swab.

Berbeda dengan kampus LP3M di Iskandar Muda beberapa waktu yang lalu, Tim Satgas langsung melakukan swab antigen kepada pihak kampus dan mahasiswa. Saat itu ada 46 orang yang di swab antigen, 5 diantaranya menunjukan hasil reaktif. “Ke depannya satuan pendidikan juga akan masuk ke dalam fokus razia kita, baik sekolah maupun kampus-kampus. Kita tegaskan, tolong jangan ada sekolah ataupun kampus di Kota Medan yang masih coba-coba menggelar PTM sebelum ada izin dari Pemko Medan, akan kita tindak tegas,” ungkapnya.

Rakhmat pun meminta OPD terkait untuk meningkatkan fungsi pengawasannya kepada setiap sekolah di Kota Medan agar tidak melakukan PTM di masa PPKM Level 4 atau sebelum mendapatkan izin dari Pemko Medan. “Termasuk Dinas Pendidikan Kota Medan. Sekalipun sekolah tingkat SMA dan Perguruan Tinggi tidak di bawah naungan Disdik Medan, tapi tetap saja ada tanggung jawab mereka dalam pengawasannya. Mengingat, sekolah tersebut beroperasi dan menggelar PTM di wilayah Kota Medan,” tutupnya.

Kepala Dinas Pendidikan Medan, Adlan ketika dikonfirmasi mengaku, pihaknya sudah mengecek langsung ke SMA Swasta Dharmawangsa. “Kemarin dengan adanya temuan di SMA Dharmawangsa, staf kita menelepon langsung, kenapa tatap muka? Dan tadi berdasarkan pantauan, sudah tidak adalagi PTM di sana,” kata Adlan.

Sekalipun sekolah tingkat SMA ada di bawah naungan Disdik Pemprov Sumut, namun Adlan mengaku mendapatkan intruksi dari Wali Kota Medan untuk tetap melakukan pengawasan kepada semua sekolah yang ada di Kota Medan. “Namun petunjuk pimpinan, walaupun SMA dinas provinsi, tapi karena beroperasinya di Kota Medan, kita juga wajib mengawasi dan memperketat pengawasan. Saat ini kita terus berkoordinasi, kita perketat pengawasan di Kota Medan,” tuturnya.

Adlan juga menerangkan, saat ini pihaknya sekaligus memberikan imbauan kepada semua pihak sekolah di Kota Medan untuk tidak menggelar PTM sebelum mendapatkan izin dari Pemko Medan. “Kita berharap tidak terjadi lagi seperti yang di SMA Dharmawangsa. Mestinya mereka tidak melakukan kesalahan itu, semua pihak harus bisa bekerjasama dengan baik dalam mengatasi penyebaran Covid-19 ini,” tegasnya.

September, 4.500 Siswa SMP Divaksin

Selain itu, Adlan juga mengungkapkan, pihaknya bersama Dinas Kesehatan akan melaksanakan vaksinasi Covid-19 kepada para siswa SMP, sebagai salah satu syarat utama agar digelarnya PTM di Sekolah. Tercatat, sudah ada seribu siswa SMP yang melakukan vaksinasi di Kota Medan.

Pemko Medan telah berencana untuk kembali menggelar vaksinasi Covid-19 kepada siswa SMP di Bulan September mendatang. Menurut Adlan, pada September nanti, akan dilakukan vaksinasi massal kepada 4.500 siswa SMP di Kota Medan. “Bulan Juli dan Agustus, kita sudah menuntaskan vaksinasi pertama dan kedua untuk 1.000 siswa SMP di Medan. Ini Bulan September bakal 4.500 siswa yang divaksin,” ucap Adlan.

Namun begitu, Adlan mengaku belum mengetahui soal tanggal pasti pelaksanaan vaksinasi tersebut. Adlan kembali menyebutkan, pihaknya masih menunggu informasi, termasuk jumlah sekolah yang akan turut berpartisipasi mengikuti vaksinasi itu. “Kita masih menunggu. Untuk sekolah-sekolah yang akan divaksin, masih disiapkan, yang pasti sementara ini SMP Negeri dulu,” ujarnya.

Ke depannya, terang Adlan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Medan dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 untuk tingkat SMP. Apalagi sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo memberikan instruksi bahwa vaksinasi guru dan siswa menjadi salah satu syarat digelarnya PTM pada masa pandemi Covid-19. “Yang pasti kita vaksinasi dulu, apakah nanti diizinkan untuk PTM atau tidak, itu kita tinggal mengikuti kebijakan yang ada,” terangnya.

Satgas Covid Tebingtinggi Awasi PTM

Berbeda dengan Kota Medan, Pemko Tebingtinggi telah melakukan PTM Terbatas bagi sekolah yang memenuhi syarat sejak Senin (23/8) lalu. Guna memastikan pelaksanaan PTM berjalan sesuai ketentuan, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tebingtinggi di setiap kecamatan, konsisten melakukan pematauan di tiap sekolah.

“Saat ini Satgas sedang bertugas untuk mengawasi, apakah sekolah yang melaksanakan PTM itu sudah sesuai dengan syarat-syarat yang diminta,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tebingtinggi, dr Henny Sri Hartati kepada wartawan, Jumat (27/8).

Menurut Henny, syarat yang paling wajib adalah adanya Surat Keputusan (SK) Satgas Sekolah dan Satgas Pendidikan yang ditandatangani Kepala Sekolah. Tujuannya untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab terhadap penanganan Covid-19, baik pencegahannya di sekolah masing-masing.

Ditambahkan Henny, pihak sekolah dalam melaksanakan PTM sudah memenuhi Protokol Kesehatan (Prokes), seperti wajib masker, sarana cuci tangan lengkap, jarak duduk dan posisi kursi siswa apakah sudah sesuai dengan aturan yaitu, dalam satu jelas tidak boleh lebih dari 20 orang atau 50 persen dari jumlah siswa biasanya.

“Jadi, Satgas saat ini sedang memantau keseluruh sekolah yang sudah melaksanakan PTM. Karena ada memang beberapa sekolah yang diawal Januari kemarin, sekolahnya belum bisa memenuhi persyaratan yang kita minta, jadi belum bisa dilaksanakan PTM di sekolah tersebut,” papar Henny.

Berdasarkan hasil laporan pantauan Satgas Kecamatan yang bergerak ditiap kecamatan hingga saat ini hasil pantauannya berjalan dengan baik. “Dari laporan Satgas yang berada dikecamatan, hasil pantauan dan pengawasan yang dilakukan, PTM sampai saat ini sudah berjalan dengan baik. Kita juga butuh peran serta para orang tua siswa dalam mempersiapkan anaknya mengikuti PTM di sekolah, terutama persiapan Protokol Kesehatnnya,” bilang Henny Sri Hartati. (map/ian)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan belum mengizinkan sekolah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Selain aturan PPKM Level IV melarang itu, masih tingginya kasus harian covid-19 juga jadi pertimbangan.

Ilustrasi.

“Di Kota Medan belum kita perkenankan untuk sekolah tatap muka. Saat ini (penyebaran Covid-19) di Kota Medan masih pada kisaran angka kasus di atas 400 (per hari),” kata Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution kepada wartawan, Jumat (27/8).

Dikatakan Bobby, PTM di Kota Medan baru diperbolehkan jika angka kasus harian sudah berada di bawah angka 200 kasus per hari. “Kemarin pernah turun di angka 300, ada juga yang turun 180, namun naik lagi. Nah, ini kisaran penyebaran Covid-19 di Kota Medan harus di bawah 200 (kasus per hari) kalau kemungkinan lebih amannya untuk sekolah tatap muka. Ini kita sudah jelas dituliskan di (Surat Instruksi) Mendagri, Ingub dan dijabarkan juga oleh Surat Edaran Wali Kota,” ujarnya.

Bobby pun menuturkan, jika nantinya ada lagi sekolah yang kedapatan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, maka pihaknya akan melakukan pengecekan secara langsung ke lapangan. “Kalau kita belum menginstruksikan sekolah tatap muka, kita lihat siapa yang menginstruksikan seperti itu. Coba kita lihat, akan kita kroscek langsung ke lapangan, apakah sekolahnya, apakah dinasnya, ini akan kita evaluasi,” ungkapnya.

Terpisah, kepada Sumut Pos, Sekretaris SatPol PP Kota Medan, Rakhmat Adi Syahputra Harahap menjelaskan, kedepannya, pihaknya akan terus melakukan razia serupa ke sekolah-sekolah maupun perguruan-perguruan tinggi di Kota Medan. “Kan sudah jelas dalam SE Wali Kota Medan No.443.2/7469 pada Poin ke-2 disebutkan, pelaksanan kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan secara daring atau pembelajaran jarak jauh. Kalau ada yang menggelar PTM, itu tentu salah dan tentu kita tindak,” kata Rakhmat kepada Sumut Pos, Jumat (27/8).

Ditegaskan Rakhmat, untuk SMA Dharmawangsa, pihaknya telah memberikan teguran keras dan memberikan surat peringatan kepada pihak yayasan. Bila masih mengulanginya kembali, maka Satgas Covid-19 Kota Medan akan memberikan sanksi yang lebih tegas, yakni menyegel sekolah tersebut. “Ini bukan sekolah pertama yang terjaring sama kita. Beberapa waktu yang lalu kita ada razia ke Kampus LP3M di Jalan Iskandar Muda. Lalu ada jiga sekolah SMP Al Azhar di Jalan Merak Medan Sunggal, lalu ada TK di Jalan Balam Medan Sunggal juga. Semua sudah kita beri peringatan, jangan coba-coba lagi ulangi kesalahan,” tegasnya.

Untuk siswa sekolah Dharmawangsa dan siswa sekolah lainnya, terang Rakhmat, pihaknya tidak melakukan swab antigen seperti tindakan yang seharusnya dilakukan. Pasalnya, siswa sekolah rata-rata berusia di bawah 17 tahun, sehingga membutuhkan persetujuan orangtua terlebih dahulu untuk melakukan swab.

Berbeda dengan kampus LP3M di Iskandar Muda beberapa waktu yang lalu, Tim Satgas langsung melakukan swab antigen kepada pihak kampus dan mahasiswa. Saat itu ada 46 orang yang di swab antigen, 5 diantaranya menunjukan hasil reaktif. “Ke depannya satuan pendidikan juga akan masuk ke dalam fokus razia kita, baik sekolah maupun kampus-kampus. Kita tegaskan, tolong jangan ada sekolah ataupun kampus di Kota Medan yang masih coba-coba menggelar PTM sebelum ada izin dari Pemko Medan, akan kita tindak tegas,” ungkapnya.

Rakhmat pun meminta OPD terkait untuk meningkatkan fungsi pengawasannya kepada setiap sekolah di Kota Medan agar tidak melakukan PTM di masa PPKM Level 4 atau sebelum mendapatkan izin dari Pemko Medan. “Termasuk Dinas Pendidikan Kota Medan. Sekalipun sekolah tingkat SMA dan Perguruan Tinggi tidak di bawah naungan Disdik Medan, tapi tetap saja ada tanggung jawab mereka dalam pengawasannya. Mengingat, sekolah tersebut beroperasi dan menggelar PTM di wilayah Kota Medan,” tutupnya.

Kepala Dinas Pendidikan Medan, Adlan ketika dikonfirmasi mengaku, pihaknya sudah mengecek langsung ke SMA Swasta Dharmawangsa. “Kemarin dengan adanya temuan di SMA Dharmawangsa, staf kita menelepon langsung, kenapa tatap muka? Dan tadi berdasarkan pantauan, sudah tidak adalagi PTM di sana,” kata Adlan.

Sekalipun sekolah tingkat SMA ada di bawah naungan Disdik Pemprov Sumut, namun Adlan mengaku mendapatkan intruksi dari Wali Kota Medan untuk tetap melakukan pengawasan kepada semua sekolah yang ada di Kota Medan. “Namun petunjuk pimpinan, walaupun SMA dinas provinsi, tapi karena beroperasinya di Kota Medan, kita juga wajib mengawasi dan memperketat pengawasan. Saat ini kita terus berkoordinasi, kita perketat pengawasan di Kota Medan,” tuturnya.

Adlan juga menerangkan, saat ini pihaknya sekaligus memberikan imbauan kepada semua pihak sekolah di Kota Medan untuk tidak menggelar PTM sebelum mendapatkan izin dari Pemko Medan. “Kita berharap tidak terjadi lagi seperti yang di SMA Dharmawangsa. Mestinya mereka tidak melakukan kesalahan itu, semua pihak harus bisa bekerjasama dengan baik dalam mengatasi penyebaran Covid-19 ini,” tegasnya.

September, 4.500 Siswa SMP Divaksin

Selain itu, Adlan juga mengungkapkan, pihaknya bersama Dinas Kesehatan akan melaksanakan vaksinasi Covid-19 kepada para siswa SMP, sebagai salah satu syarat utama agar digelarnya PTM di Sekolah. Tercatat, sudah ada seribu siswa SMP yang melakukan vaksinasi di Kota Medan.

Pemko Medan telah berencana untuk kembali menggelar vaksinasi Covid-19 kepada siswa SMP di Bulan September mendatang. Menurut Adlan, pada September nanti, akan dilakukan vaksinasi massal kepada 4.500 siswa SMP di Kota Medan. “Bulan Juli dan Agustus, kita sudah menuntaskan vaksinasi pertama dan kedua untuk 1.000 siswa SMP di Medan. Ini Bulan September bakal 4.500 siswa yang divaksin,” ucap Adlan.

Namun begitu, Adlan mengaku belum mengetahui soal tanggal pasti pelaksanaan vaksinasi tersebut. Adlan kembali menyebutkan, pihaknya masih menunggu informasi, termasuk jumlah sekolah yang akan turut berpartisipasi mengikuti vaksinasi itu. “Kita masih menunggu. Untuk sekolah-sekolah yang akan divaksin, masih disiapkan, yang pasti sementara ini SMP Negeri dulu,” ujarnya.

Ke depannya, terang Adlan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Medan dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 untuk tingkat SMP. Apalagi sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo memberikan instruksi bahwa vaksinasi guru dan siswa menjadi salah satu syarat digelarnya PTM pada masa pandemi Covid-19. “Yang pasti kita vaksinasi dulu, apakah nanti diizinkan untuk PTM atau tidak, itu kita tinggal mengikuti kebijakan yang ada,” terangnya.

Satgas Covid Tebingtinggi Awasi PTM

Berbeda dengan Kota Medan, Pemko Tebingtinggi telah melakukan PTM Terbatas bagi sekolah yang memenuhi syarat sejak Senin (23/8) lalu. Guna memastikan pelaksanaan PTM berjalan sesuai ketentuan, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tebingtinggi di setiap kecamatan, konsisten melakukan pematauan di tiap sekolah.

“Saat ini Satgas sedang bertugas untuk mengawasi, apakah sekolah yang melaksanakan PTM itu sudah sesuai dengan syarat-syarat yang diminta,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tebingtinggi, dr Henny Sri Hartati kepada wartawan, Jumat (27/8).

Menurut Henny, syarat yang paling wajib adalah adanya Surat Keputusan (SK) Satgas Sekolah dan Satgas Pendidikan yang ditandatangani Kepala Sekolah. Tujuannya untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab terhadap penanganan Covid-19, baik pencegahannya di sekolah masing-masing.

Ditambahkan Henny, pihak sekolah dalam melaksanakan PTM sudah memenuhi Protokol Kesehatan (Prokes), seperti wajib masker, sarana cuci tangan lengkap, jarak duduk dan posisi kursi siswa apakah sudah sesuai dengan aturan yaitu, dalam satu jelas tidak boleh lebih dari 20 orang atau 50 persen dari jumlah siswa biasanya.

“Jadi, Satgas saat ini sedang memantau keseluruh sekolah yang sudah melaksanakan PTM. Karena ada memang beberapa sekolah yang diawal Januari kemarin, sekolahnya belum bisa memenuhi persyaratan yang kita minta, jadi belum bisa dilaksanakan PTM di sekolah tersebut,” papar Henny.

Berdasarkan hasil laporan pantauan Satgas Kecamatan yang bergerak ditiap kecamatan hingga saat ini hasil pantauannya berjalan dengan baik. “Dari laporan Satgas yang berada dikecamatan, hasil pantauan dan pengawasan yang dilakukan, PTM sampai saat ini sudah berjalan dengan baik. Kita juga butuh peran serta para orang tua siswa dalam mempersiapkan anaknya mengikuti PTM di sekolah, terutama persiapan Protokol Kesehatnnya,” bilang Henny Sri Hartati. (map/ian)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/