28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Mahasiswa Pancabudi Ini Ternyata Begal, Sasarannya Cewek

Foto: Teddy Akbari/PM Panit I Reskrim Polsekta Medan Baru, Iptu Aryya Nusa Hindrawan (kiri), mengintrogasi pelaku begal bernama Arif. Arif mengaku selalu menyasar korban cewek.
Foto: Teddy Akbari/PM
Panit I Reskrim Polsekta Medan Baru, Iptu Aryya Nusa Hindrawan (kiri), mengintrogasi pelaku begal bernama Arif. Arif mengaku selalu menyasar korban cewek.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tak pernah puas. Begitulah yang dirasakan Arif Zulfi Husni (19) warga Jalan Gaperta Ujung Gang Cempaka Lingkungan 3 Medan Helvetia ini, yang menjadi tersangka begal, dan kini ditahan Polsekta Medan Baru.

Anak bungsu dari tiga bersaudara ini bukanlah orang serba kekurangan. Setiap minggunya, Arif ternyata dijatah Rp200 ribu oleh orangtuanya. Uang itu belum termasuk uang keperluan lainnya.

“Aku dikasih jajan sama orangtua. Seminggu Rp200 ribu. Mau Kopdar (kopi darat) dengan kawan-kawan, juga dikasih uang waktu mau pergi. Minta pegangan pergi untuk Kopdar. Malam minggu juga minta uang, dikasih,” aku anggota salah satu klub komunitas sepeda motor ini didampingi Panit I Reskrim Polsekta Medan Baru Iptu Aryya Nusa Hindrawan di Mapolsekta Medan Baru, Selasa (27/9).

Arif diamankan Unit Reserse Kriminal Polsekta Medan Baru, beberapa waktu lalu. Dari penuturannya, setiap menjalankan aksinya, Arif selalu bermain dengan Jimmy Prawira (24) warga Jalan Kelambir V. Kini keduanya sudah meringkuk di balik sel tahanan Polsekta Medan Baru.

Arif mengaku sudah lama kenal dengan Jimmy. Saat itu, masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. “Waktu itu, Jimmy masih tinggal dekat rumah. Jadi kami sering main sama. Tapi orangtua laki-laki meninggal, jadi dia pindah,” kata Arif.

Begitupun, Jimmy kerap bertandang ke seputaran rumah Arif. Menurut Arif, mulanya diajak oleh Jimmy ke Jalan Darussalam, sekira setahun setengah lalu. Saat itu, tujuannya hanya untuk menemani Jimmy.

Ketika melintas di Jalan Sekip, Jimmy yang dibonceng Arif dengan mengendarai Honda CBR, melihat seorang wanita yang memegang handphone. “Agak pinggir Rep. Lalu tiba-tiba goyang sepeda motor dan disuruhnya aku ngebut,” ujar remaja bertubuh gemuk ini. Artinya, Arif mengamini instruksi Jimmy untuk melancarkan aksinya. “Kencang Rif. Cair kita, berhasil kita,” ujar Arif menirukan ucapan Jimmy saat itu.

Dalam setiap aksinya, Arif selalu berperan jadi joki atau yang mengemudi kendaraan. Sementara Jimmy, yang beraksi memetik barang curian. Akibat aksi rampok keduanya ini, pernah menewaskan korbannya yang bernama Endang Sulastri Sihombing, pekerja harian lepas di Polsekta Medan Baru.

Mahasiswa semester 3 jurusan Sistem Komputer di Universitas Pancabudi ini mengaku, uang hasil curian tidak untuk dibelikan narkoba. Melainkan, hanya untuk pegangan saja. “Waktu hasil pertama jual handphone, Rp800 ribu cair. Kemudian kami bagi dua,” kata dia.

Foto: Teddy Akbari/PM Panit I Reskrim Polsekta Medan Baru, Iptu Aryya Nusa Hindrawan (kiri), mengintrogasi pelaku begal bernama Arif. Arif mengaku selalu menyasar korban cewek.
Foto: Teddy Akbari/PM
Panit I Reskrim Polsekta Medan Baru, Iptu Aryya Nusa Hindrawan (kiri), mengintrogasi pelaku begal bernama Arif. Arif mengaku selalu menyasar korban cewek.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tak pernah puas. Begitulah yang dirasakan Arif Zulfi Husni (19) warga Jalan Gaperta Ujung Gang Cempaka Lingkungan 3 Medan Helvetia ini, yang menjadi tersangka begal, dan kini ditahan Polsekta Medan Baru.

Anak bungsu dari tiga bersaudara ini bukanlah orang serba kekurangan. Setiap minggunya, Arif ternyata dijatah Rp200 ribu oleh orangtuanya. Uang itu belum termasuk uang keperluan lainnya.

“Aku dikasih jajan sama orangtua. Seminggu Rp200 ribu. Mau Kopdar (kopi darat) dengan kawan-kawan, juga dikasih uang waktu mau pergi. Minta pegangan pergi untuk Kopdar. Malam minggu juga minta uang, dikasih,” aku anggota salah satu klub komunitas sepeda motor ini didampingi Panit I Reskrim Polsekta Medan Baru Iptu Aryya Nusa Hindrawan di Mapolsekta Medan Baru, Selasa (27/9).

Arif diamankan Unit Reserse Kriminal Polsekta Medan Baru, beberapa waktu lalu. Dari penuturannya, setiap menjalankan aksinya, Arif selalu bermain dengan Jimmy Prawira (24) warga Jalan Kelambir V. Kini keduanya sudah meringkuk di balik sel tahanan Polsekta Medan Baru.

Arif mengaku sudah lama kenal dengan Jimmy. Saat itu, masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. “Waktu itu, Jimmy masih tinggal dekat rumah. Jadi kami sering main sama. Tapi orangtua laki-laki meninggal, jadi dia pindah,” kata Arif.

Begitupun, Jimmy kerap bertandang ke seputaran rumah Arif. Menurut Arif, mulanya diajak oleh Jimmy ke Jalan Darussalam, sekira setahun setengah lalu. Saat itu, tujuannya hanya untuk menemani Jimmy.

Ketika melintas di Jalan Sekip, Jimmy yang dibonceng Arif dengan mengendarai Honda CBR, melihat seorang wanita yang memegang handphone. “Agak pinggir Rep. Lalu tiba-tiba goyang sepeda motor dan disuruhnya aku ngebut,” ujar remaja bertubuh gemuk ini. Artinya, Arif mengamini instruksi Jimmy untuk melancarkan aksinya. “Kencang Rif. Cair kita, berhasil kita,” ujar Arif menirukan ucapan Jimmy saat itu.

Dalam setiap aksinya, Arif selalu berperan jadi joki atau yang mengemudi kendaraan. Sementara Jimmy, yang beraksi memetik barang curian. Akibat aksi rampok keduanya ini, pernah menewaskan korbannya yang bernama Endang Sulastri Sihombing, pekerja harian lepas di Polsekta Medan Baru.

Mahasiswa semester 3 jurusan Sistem Komputer di Universitas Pancabudi ini mengaku, uang hasil curian tidak untuk dibelikan narkoba. Melainkan, hanya untuk pegangan saja. “Waktu hasil pertama jual handphone, Rp800 ribu cair. Kemudian kami bagi dua,” kata dia.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/