MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kelangkaan elpiji ukuran 3 kg di sejumlah wilayah di Kota Medan, diperkirakan akibat melonjaknya harga BBM bersubsidi. Di mana, konsumen tabung gas ukuran 12 kilogram yang merupakan gas non subsidi, beralih ke gas 3 kg.
“Kayaknya banyak pemakai gas 12 kilo beralih ke 3 kilo. Begitu mobilnya datang, pihak pangkalan yang sudah menjadi langganan sudah mengantre mendapatkan tabung gas 3 kilo,” kata A Ting pemilik PT Karya Elgas, Agen Elpiji di Jalan Brigjend Katamso saat ditemui, Kamis (27/11).
A Ting mengaku, pihaknya lebih mengutamakan pendistribusian ke pangkalan yang menjadi langganan mereka. Karena jika tidak, maka pangkalan yang sudah sejak lama berlangganan ini akan komplain, dan membuat usaha mereka ini tidak akan bertahan lama.
Di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan, puluhan warga Andai Sari menyerbu pangkalan gas milik Hery Kiswanto yang berada di Lingkungan 17, Kamis (27/11) sekira pukul 09.00 wib. Kehadiran puluhan warga yang didominasi para kaum ibu itu antusias untuk mendapatkan elpiji 3 kg yang selama beberapa hari terakhir sulit didapat.
“Memang sulit akhir-akhir ini mendapatkan gas elpiji tiga kilogram,” ucap Nurliyati (38), salah seorang warga Jalan Andan Sari, Medan Marelan.
Ibu tiga anak itu juga menjelaskan warga yang datang ke pangkalan gas ini, karena selama ini sangat sulit mendapatkan gas 3 kg. Walaupun sudah berdesakan mengantri, gas 3 kg seharga Rp17 ribu per tabung itu tetap sulit diperoleh.
Pemilik pangkalan gas elpiji, Heri Kiswanto yang dikonfirmasi mengatakan, kekosongan gas di pangkalan disebabkan pihak agen tidak memasok gas ke pangkalannya. “Sudah satu minggu ini pihak agen tidak memasok gas ke pangkalan. Bagaimana bisa menyalurkan gas kepada masyarakat?” ucap pemilik pangkalan.
Kelangkaan juga berlangsung di Desa Suka Jadi, Kecamatan Perbaungan. Hal itu menjadi keluhan warga di Kabupaten Serdang Bedagai. Pasalnya selain langka, harga gas elpiji 3 kg dari pangkalan mencapai Rp 20 hingga Rp 25 ribu per tabung.
Kasus sulitnya memperoleh elpiji juga dirasakan warga Binjai. Saat truk pertamina pengangkut Gas Elpiji masuk, ratusan warga Binjai langsung menyerbu depo LPG yang ada di Kota Binjai. Ratusan warga yang bermukim di Jalan Samanhuddi Kelurahan Satria Kecamatan Binjai Kota mengantri panjang di depo milik Ribut. Selain antrian yang mengular, masyarakat juga terlihat berdesakan untuk mendapat gas Elpiji.
Sebelumnya, warga Jalan Mandiling /Pukat II, Kelurahan Bantan Timur, Kecamatan Medan Tembung naik tensi setelah mengetahui pemilik pangkalan elpiji, David Marpaung tak menjualkan gas yang ditampungnya, Senin (24/11) siang. Agen elpiji itu bahkan diseret warga ke kantor polisi sektor Percut Seituan.
Agar tidak terjadi hal-hal yang lebih memicu kemarahan warga, Ketua Asosiasi Pangkalan Gas Indonesia (APGI) Sumut, Abdullah meminta kepada pihak Agen untuk menyalurkan pemasokan gas secara merata. “Kita minta kepada pihak Agen penyalur jangan ada pilih kasih dalam pemasokan gas ke pangkalan. Kepada pihak Pemko maupun Pertamina untuk melakukan pengawasan terhadap agen penyalur yang diduga tidak menyalurkan gas kepada setiap pangkalan tidak sesuai kuota,” ucapnya.
Pertamina: Dimanfaatkan Pihak Tertentu
Menyahuti kelangkaan gas elpiji 3 kg dan lonjakan harga, Brasto Galih Nugroho, Relation PT Pertamina Marketing Operation Region I, menegaskan pihaknya tidak pernah melakukan pengurangan jatah.
“Dalam sehari seperti biasanya kita mengeluarkan 65 ribu tabung, khususnya di Kota Medan. Untuk itu, kemungkinan langka gas elpiji 3 kg ini karena konsumsi masyarakat semakin tinggi atau bisa jadi dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Kita akan bekerja sama dengan pihak berwajib untuk menyelidikinya,” terang Brasto Galih Nugroho. (mag-1/ali/eza/bd)