26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Hanya JK Bisa Kalahkan Ical

Foto: Kombinasi Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie, keduanya politisi Golkar.
Foto: Kombinasi
Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie, keduanya politisi Golkar.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Aburizal Bakrie merupakan satu-satunya dari delapan calon ketua umum Partai Golkar yang siap bertarung di ajang pemilihan pimpinan tertinggi partai beringin rindang itu.

Kekuatan sumber daya dan jaringan yang dibangun pria yang akrab disapa Ical itu belum mampu ditandingi tujuh kandidat ketum lainnya. Mereka adalah Agung Laksono, Agus Gumiwang, MS Hidayat, Priyo Budi Santoso, Zainuddin Amali, Hajriyanto Thohari, dan Airlangga Hartanto.

“Calon yang terkuat Aburizal Bakrie. Tak ada yang punya sumber daya dan network seperti yang dimiliki Aburizal Bakrie,” ujar pengamat politik M.Qodari di Jakarta, Kamis (27/11).

Dia menyebut, hubungan Ical dengan para pimpinan DPD I Golkar se-Indonesia cukup kuat. Qodari mengatakan, kuatnya dukungan ke Ical saat ini mirip dengan saat Munas lima tahun lalu.

Jika Munas digelar dalam kondisi normal, tidak ada Munas tandingan, Qodari yakin Ical pasti terpilih lagi sebagai ketum dengan mulus.

Meski demikian, lanjutnya, tetap ada peluang Ical dikalahkan. Ada dua cara. Pertama, tujuh calon ketum lainnya menyatu, menyodorkan satu nama, untuk menghadapi Ical. Namun peluang ini pun masih tipis.

Yang kedua, jika Jusuf Kalla maju sebagai calon ketum. Posisi JK sebagai wapres akan menjadi daya tarik sendiri bagi para pengurus Golkar. “Karena pengurus Golkar itu sudah terbiasa menjadi bagian dari kekuasaan,” ujar Qodari.

Jika JK maju, maka akan mirip dengan Munas 2005. Saat itu Akbar Tanjung yang posisinya kuat, namun bisa dikalahkan JK yang ketika itu menjadi wapres.

“Jika Jokowi membolehkan JK menjadi calon ketua umum, maka akan terjadi pengulangan lagi (seperti Munas 2005, red),” kata Qodari.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi telah menerapkan kebijakan anggota kabinetnya rangkap jabatan di partai. Jadi, peluang JK maju sebagai ketum Golkar juga tipis.

Terkait dengan Munas tandingan, Qodari mengatakan, bisa jadi ini menjadi embrio munculnya partai baru. Dari pertarungan di internal Golkar yang sudah-sudah, pihak yang kalah lantas mendirikan partai baru. Mulai dari Edy Sudrajat yang mendirikan PKPI, Wiranto dengan Hanura, Prabowo Subianto dengan Gerindra, dan Surya Paloh yang lantas mendirikan Partai NasDem.

“Konflik-konflik sebelumnya, yang kalah keluar dan mendirikan partai baru,” pungkasnya.

Sementara, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham memastikan, kubunya tetap akan menggelar Munas di Bali, 30 November mendatang. Persiapan Munas pun diklaim sudah matang. Soal perizinan, politisi asal Makassar itu menyebut, tidak ada masalah.

“Izin itu sifatnya hanya pemberitahuan, tidak masalah, tinggal jalan,” kata dia. Idrus yakin, pagelaran Munas tidak akan kisruh. Caranya, peserta akan diseleksi secara ketat. Yang tidak punya hak untuk menghadiri, akan dilarang masuk ke ruangan. (sam/bd)

Foto: Kombinasi Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie, keduanya politisi Golkar.
Foto: Kombinasi
Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie, keduanya politisi Golkar.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Aburizal Bakrie merupakan satu-satunya dari delapan calon ketua umum Partai Golkar yang siap bertarung di ajang pemilihan pimpinan tertinggi partai beringin rindang itu.

Kekuatan sumber daya dan jaringan yang dibangun pria yang akrab disapa Ical itu belum mampu ditandingi tujuh kandidat ketum lainnya. Mereka adalah Agung Laksono, Agus Gumiwang, MS Hidayat, Priyo Budi Santoso, Zainuddin Amali, Hajriyanto Thohari, dan Airlangga Hartanto.

“Calon yang terkuat Aburizal Bakrie. Tak ada yang punya sumber daya dan network seperti yang dimiliki Aburizal Bakrie,” ujar pengamat politik M.Qodari di Jakarta, Kamis (27/11).

Dia menyebut, hubungan Ical dengan para pimpinan DPD I Golkar se-Indonesia cukup kuat. Qodari mengatakan, kuatnya dukungan ke Ical saat ini mirip dengan saat Munas lima tahun lalu.

Jika Munas digelar dalam kondisi normal, tidak ada Munas tandingan, Qodari yakin Ical pasti terpilih lagi sebagai ketum dengan mulus.

Meski demikian, lanjutnya, tetap ada peluang Ical dikalahkan. Ada dua cara. Pertama, tujuh calon ketum lainnya menyatu, menyodorkan satu nama, untuk menghadapi Ical. Namun peluang ini pun masih tipis.

Yang kedua, jika Jusuf Kalla maju sebagai calon ketum. Posisi JK sebagai wapres akan menjadi daya tarik sendiri bagi para pengurus Golkar. “Karena pengurus Golkar itu sudah terbiasa menjadi bagian dari kekuasaan,” ujar Qodari.

Jika JK maju, maka akan mirip dengan Munas 2005. Saat itu Akbar Tanjung yang posisinya kuat, namun bisa dikalahkan JK yang ketika itu menjadi wapres.

“Jika Jokowi membolehkan JK menjadi calon ketua umum, maka akan terjadi pengulangan lagi (seperti Munas 2005, red),” kata Qodari.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi telah menerapkan kebijakan anggota kabinetnya rangkap jabatan di partai. Jadi, peluang JK maju sebagai ketum Golkar juga tipis.

Terkait dengan Munas tandingan, Qodari mengatakan, bisa jadi ini menjadi embrio munculnya partai baru. Dari pertarungan di internal Golkar yang sudah-sudah, pihak yang kalah lantas mendirikan partai baru. Mulai dari Edy Sudrajat yang mendirikan PKPI, Wiranto dengan Hanura, Prabowo Subianto dengan Gerindra, dan Surya Paloh yang lantas mendirikan Partai NasDem.

“Konflik-konflik sebelumnya, yang kalah keluar dan mendirikan partai baru,” pungkasnya.

Sementara, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham memastikan, kubunya tetap akan menggelar Munas di Bali, 30 November mendatang. Persiapan Munas pun diklaim sudah matang. Soal perizinan, politisi asal Makassar itu menyebut, tidak ada masalah.

“Izin itu sifatnya hanya pemberitahuan, tidak masalah, tinggal jalan,” kata dia. Idrus yakin, pagelaran Munas tidak akan kisruh. Caranya, peserta akan diseleksi secara ketat. Yang tidak punya hak untuk menghadiri, akan dilarang masuk ke ruangan. (sam/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/