26.7 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Siswi SMA Diduga Korban Perkosaan Delapan Pemuda, Menjerit saat Divisum

SR korban pemerkosaan 8 orang pemuda didampingi keluarga usai divisum, ia masih tampak trauma akibat peristiwa yang menimpanya, Selasa (27/12). (DJEV BAKKARA/MS)
SR korban pemerkosaan 8 orang pemuda didampingi keluarga usai divisum, ia masih tampak trauma akibat peristiwa yang menimpanya, Selasa (27/12). (DJEV BAKKARA/MS)
SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Siswi SMA, S (15) yang diduga menjadi korban perkosaan delapan pemuda di Pematangsiantar masih terlihat mengalami trauma mendalam.

Ia kerap menjerit bahkan saat hendak melakukan visum di komplek RSUD Dr Djasamen Saragih.

“Sakit, sakit… Jangan Pak… Sakit kali,” teriak korban dari ruangan, tempat dirinya diperiksa, Selasa (27/12/2016).

Namun, jeritan kecil itu tak berlangsung lama. Setelah selesai divisum, langsung dibawa pergi dengan kepala tertutup.

Ia tampak didampingi ayah dan ibu kandung beserta ayah dan ibu angkatnya.

Selain itu, terlihat juga sepupu korban dan keluarga lainnya ikut mendampingi.

“Visum ini dilakukan setelah keluarga mendesak Polres Siantar untuk membawa korban agar divisum hari ini. Karena sebelumnya, polisi menyarankan agar korban divisum besok (hari ini, Rabu (28/12/2016),” ujar Ha, ayah angkat korban, kemarin.

“Kami yang desak, makanya dilakukan visum ini. Tadi polisi memang turut mendampingi. Setelah didaftarkan, mereka (sejumlah polisi) pergi lagi. Kami disuruh bawa hasil visumnya nanti,” tambah Ha di komplek RSUD.

Unit Reskrim Pematang Siantar giring pelaku pemerkosaan.
Unit Reskrim Pematang Siantar giring pelaku pemerkosaan.
Hingga Selasa (27/12) malam, sudah tiga dari delapan pemuda yang diduga terlibat pemerkosaan terhadap S (15), ditangkap. Ketiganya adalah AJP (16) yang merupakan teman sekolah korban, RIS alias Uwek (20) dan JS (20), keduanya berstatus mahasiswa universitas di Medan.

Penangkapan terhadap ketiga pemuda itu berlangsung di tiga lokasi berbeda. Tersangka AJP ditangkap pada Minggu (25/12) malam di kawasan Parluasan. Sementara RIS ditangkap dari kawasan Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Sukadame, Siantar Utara, tak jauh dari Stasiun Bus Intra, kemarin siang. Yang terakhir, JS ditangkap dari simpang Jalan Sisingamangaraja dengan Jalan Bali pada Selasa malam. Saat ditangkap, JS disebut-sebut sedang bersama seorang wanita.

Kapolres Pematangsiantar AKBP Dodi Darjanto SIK MTTA melalui Kasat Reskrim AKP Arnold J Simanjuntak SE menjelaskan, khusus tersangka RIS ditangkap sekira pukul 14.30 WIB, tak jauh dari Stasiun Bus Intra. Saat ditangkap, polisi juga menemukan ganja dari jaket yang dikenakan RIS.

“Nah, beranjak dari penemuan ganja tersebut, kami melakukan pengembangan. Hasilnya, kami menangkap tiga pria lain. Namun, ketiga pria yang kita amankan itu tidak terkait dalam kasus pemerkosaan. Kini ketiganya juga sedang menjalani pemeriksaan di Sat Res Narkoba Polres Siantar. Sedangkan tersangka AJP dan RIS saat ini sedang menjalani pemeriksaan intensif di ruangan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Sat Reskrim Polres Siantar,” ujarnya.

Namun, soal jumlah pelaku yang memerkosa dan menganiaya korban, Arnold belum bisa memastikannya. Sebab saat pemerkosaan berlangsung, suasana di ruangan kelas di komplek SMPN 7 itu gelap.

“Namun begitu, sejauh ini terduga pelaku ada 8 orang. Untuk kepastian berapa orang yang memperkosa, belum dapat diketahui. Anggota hingga sekarang masih di lapangan dan melakukan pengejaran,” tegasnya.ris-digiring-personel-unit-reskrim-polres-pematangsiantar-giring-pelaku-pemerkosaan-yang-diamankan

Sementara Kanit PPA Polres Siantar Aiptu Malon Siagian ketika ditanyakan tentang tersangka yang baru ditangkap, belum bersedia memberikan komentar.

“Nantilah itu kita kasih penjelasan. Mau kita bawa lagi kedua tersangkanya untuk pengembangan,” tegasnya.

Amatan di Polres Pematangsiantar, begitu tiba, RIS yang tangannya diborgol langsung dibawa menuju ruangan PPA. Wajahnya juga ditutupi menggunakan baju yang diikatkan.

Melihat itu, dua wanita yang merupakan keluarga korban langsung mengejar keduanya.

Diduga mereka hendak menganiaya AJP dan RIS. Namun hal itu tidak sampai terjadi karena polisi langsung cekatan menghalangi keluarga korban. Selanjutnya, keduanya lolos dari amukan keluarga korban dan langsung menjalani pemeriksaan di ruangan terpisah di UPPA.

SR korban pemerkosaan 8 orang pemuda didampingi keluarga usai divisum, ia masih tampak trauma akibat peristiwa yang menimpanya, Selasa (27/12). (DJEV BAKKARA/MS)
SR korban pemerkosaan 8 orang pemuda didampingi keluarga usai divisum, ia masih tampak trauma akibat peristiwa yang menimpanya, Selasa (27/12). (DJEV BAKKARA/MS)
SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Siswi SMA, S (15) yang diduga menjadi korban perkosaan delapan pemuda di Pematangsiantar masih terlihat mengalami trauma mendalam.

Ia kerap menjerit bahkan saat hendak melakukan visum di komplek RSUD Dr Djasamen Saragih.

“Sakit, sakit… Jangan Pak… Sakit kali,” teriak korban dari ruangan, tempat dirinya diperiksa, Selasa (27/12/2016).

Namun, jeritan kecil itu tak berlangsung lama. Setelah selesai divisum, langsung dibawa pergi dengan kepala tertutup.

Ia tampak didampingi ayah dan ibu kandung beserta ayah dan ibu angkatnya.

Selain itu, terlihat juga sepupu korban dan keluarga lainnya ikut mendampingi.

“Visum ini dilakukan setelah keluarga mendesak Polres Siantar untuk membawa korban agar divisum hari ini. Karena sebelumnya, polisi menyarankan agar korban divisum besok (hari ini, Rabu (28/12/2016),” ujar Ha, ayah angkat korban, kemarin.

“Kami yang desak, makanya dilakukan visum ini. Tadi polisi memang turut mendampingi. Setelah didaftarkan, mereka (sejumlah polisi) pergi lagi. Kami disuruh bawa hasil visumnya nanti,” tambah Ha di komplek RSUD.

Unit Reskrim Pematang Siantar giring pelaku pemerkosaan.
Unit Reskrim Pematang Siantar giring pelaku pemerkosaan.
Hingga Selasa (27/12) malam, sudah tiga dari delapan pemuda yang diduga terlibat pemerkosaan terhadap S (15), ditangkap. Ketiganya adalah AJP (16) yang merupakan teman sekolah korban, RIS alias Uwek (20) dan JS (20), keduanya berstatus mahasiswa universitas di Medan.

Penangkapan terhadap ketiga pemuda itu berlangsung di tiga lokasi berbeda. Tersangka AJP ditangkap pada Minggu (25/12) malam di kawasan Parluasan. Sementara RIS ditangkap dari kawasan Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Sukadame, Siantar Utara, tak jauh dari Stasiun Bus Intra, kemarin siang. Yang terakhir, JS ditangkap dari simpang Jalan Sisingamangaraja dengan Jalan Bali pada Selasa malam. Saat ditangkap, JS disebut-sebut sedang bersama seorang wanita.

Kapolres Pematangsiantar AKBP Dodi Darjanto SIK MTTA melalui Kasat Reskrim AKP Arnold J Simanjuntak SE menjelaskan, khusus tersangka RIS ditangkap sekira pukul 14.30 WIB, tak jauh dari Stasiun Bus Intra. Saat ditangkap, polisi juga menemukan ganja dari jaket yang dikenakan RIS.

“Nah, beranjak dari penemuan ganja tersebut, kami melakukan pengembangan. Hasilnya, kami menangkap tiga pria lain. Namun, ketiga pria yang kita amankan itu tidak terkait dalam kasus pemerkosaan. Kini ketiganya juga sedang menjalani pemeriksaan di Sat Res Narkoba Polres Siantar. Sedangkan tersangka AJP dan RIS saat ini sedang menjalani pemeriksaan intensif di ruangan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Sat Reskrim Polres Siantar,” ujarnya.

Namun, soal jumlah pelaku yang memerkosa dan menganiaya korban, Arnold belum bisa memastikannya. Sebab saat pemerkosaan berlangsung, suasana di ruangan kelas di komplek SMPN 7 itu gelap.

“Namun begitu, sejauh ini terduga pelaku ada 8 orang. Untuk kepastian berapa orang yang memperkosa, belum dapat diketahui. Anggota hingga sekarang masih di lapangan dan melakukan pengejaran,” tegasnya.ris-digiring-personel-unit-reskrim-polres-pematangsiantar-giring-pelaku-pemerkosaan-yang-diamankan

Sementara Kanit PPA Polres Siantar Aiptu Malon Siagian ketika ditanyakan tentang tersangka yang baru ditangkap, belum bersedia memberikan komentar.

“Nantilah itu kita kasih penjelasan. Mau kita bawa lagi kedua tersangkanya untuk pengembangan,” tegasnya.

Amatan di Polres Pematangsiantar, begitu tiba, RIS yang tangannya diborgol langsung dibawa menuju ruangan PPA. Wajahnya juga ditutupi menggunakan baju yang diikatkan.

Melihat itu, dua wanita yang merupakan keluarga korban langsung mengejar keduanya.

Diduga mereka hendak menganiaya AJP dan RIS. Namun hal itu tidak sampai terjadi karena polisi langsung cekatan menghalangi keluarga korban. Selanjutnya, keduanya lolos dari amukan keluarga korban dan langsung menjalani pemeriksaan di ruangan terpisah di UPPA.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/