25.9 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Tolak UISU Al Munawwarah

UNJUK RASA: Ratusan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa FK UISU melakukan aksi unjuk rasa di halaman gedung fakultas kedokteran kampus UISU, kemarin.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
UNJUK RASA: Ratusan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa FK UISU melakukan aksi unjuk rasa di halaman gedung fakultas kedokteran kampus UISU, kemarin.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

MEDAN-Menanggapi aksi demo dari massa yang mengatasnamakan  Mahasiswa Peduli UISU Satu (MAPU-1) yang menuntut agar Rektor UISU Dr. M. Assad mundur dari jabatannya mengundang reaksi pihak rektorat.

Senin (27/1) lalu ratusan mahasiswa UISU melakukan demo terkait adanya penggelap an dana kampus sebesar Rp17.630.622 yang telah dilaporkan Dra Fauziah Dongoran ke Polda Sumut pada 29 Agustus 2013 lalun
“Tidak ada penggelapan dana seperti yang disebutkan oleh para demonstran yang mengaku mahasiswa tersebut. Kami sudah bayar semua gaji Dr Fauziah Dongoran,” kata Pembantu Rektor V, Pembantu Rektor V, Drs Syarifuddin Elhayat kepada wartawan, Medan (28/1)
Dirinya juga menyebutkan bahwa terkait pembayaran tersebut telah dilakukan pada awal Januari 2014 lalu. “Sudah dibayarkan gaji kepada saudari Fauziah. Bahkan lebih dari yang dituduhkan. Bukan lagi Rp17 juta tapi sebesar Rp26.007.496,” katanya.

Syarifuddin menyebutkan bahwa telah terjadi kesalahpahaman di dalam laporan tersebut. Menurutnya, ada kemungkinan Fauziah Dongoran lupa menarik laporannya. Apalagi sampai hari ini Fauziah masih mengajar di kampus UISU. “Sepertinya Fauziah lupa mencabut laporannya,” katanya.

Pun demikian Syarifuddin mengatakan bahwa rektor tidak memiliki kewajiban untuk membayar gaji milik Dra. Fauziah Dongoran, karena yang berhak membayarnya adalah dekan FISIP-UISU. “Masalah membayar gaji, kan bukan tugas rektor, melainkan kewajiban dekan FISP-UISU,” katanya.

Saat disinggung bahwa pembayaran gaji Fauziah baru dilakukan setelah dirinya membuat laporan, Syarifuddin mengatakan bahwa itu sesuai dengan instruksi dari pengurus harian yayasan yang menilai Fauziah tidak loyal terhadap perintah yayasan dan akademik.

Diungkapan bahwa sebelumnya Fauziah pernah diangkat menjadi Plt. Rektor pada 14 Maret 2013. Pada kesempatan itu dirinya memecat beberapa dosen dan pejabat akademik di UISU. Pemecatan inilah yang ingin dikonfiormasi pihak yayasan kepada Fauziah. Namun setiap kali dipanggil, Fauziah jutsru tak pernah datang.

Tak hanya itu, Syarifuddin pun sempat menanyakan masalah masalah penggelapan dana yangd imaksud mahasiswa. Sayangnya, saat itu . Namun Fauziah mengaku mengapa mahasiswa mempertanyakan hal itu.

“Bahkan Fauziah pun jika dirinya tidak mengetahui asal mula tudingan dari sekelompok orang yang mengatasnamakan mahasiswa terkait penggelapan dana tadi,” katanya.

Dirinya beranggapan bahwa ada pihak yang sengaja memperkeruh suasana penggabungan kampus UISU. “Mahasiswa harus mewaspadai upaya dari pihak-pihak yang sengaja memperkeruh penggabungan UISU,” katanya.

Di tempat terpisah massa yang mengatasnamakan Mahasiswa Peduli UISU Satu (MAPU-1) kembali melakukan aksi demo menuntut agar rektor mundur dari jabatannya. Pendemo mengaku bahwa mahasiswa banyak yang resah mahasiswa akibat konflik di UISU yang tak kunjung selesai, meski telah terjadi sejak tahun 2007 lalu. “Kami resah melihat konflik UISU yang tak selesai-selesai,” kata Saddam H Sianturi dalam orasinya.

Saddam menyebutkan bahwa konflik yayasan yang merambet ke akademis membuat UISU semakin terpuruk. Menurutnya, banyak kepentingan yang membuat proses penyatuan UISU semakin tak jelas. “Konflik yayasan jangan mengganggu proses akademik,” pekiknya.

Para mahasiswa selain menuntut agar rektor mundur, juga menolak kehadiran yayasan UISU Al-Munawwarah bahkan menolak melaksanakan perkuliahan sampai kegiatan akademik berjalan normal. (mag5)

UNJUK RASA: Ratusan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa FK UISU melakukan aksi unjuk rasa di halaman gedung fakultas kedokteran kampus UISU, kemarin.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
UNJUK RASA: Ratusan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa FK UISU melakukan aksi unjuk rasa di halaman gedung fakultas kedokteran kampus UISU, kemarin.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

MEDAN-Menanggapi aksi demo dari massa yang mengatasnamakan  Mahasiswa Peduli UISU Satu (MAPU-1) yang menuntut agar Rektor UISU Dr. M. Assad mundur dari jabatannya mengundang reaksi pihak rektorat.

Senin (27/1) lalu ratusan mahasiswa UISU melakukan demo terkait adanya penggelap an dana kampus sebesar Rp17.630.622 yang telah dilaporkan Dra Fauziah Dongoran ke Polda Sumut pada 29 Agustus 2013 lalun
“Tidak ada penggelapan dana seperti yang disebutkan oleh para demonstran yang mengaku mahasiswa tersebut. Kami sudah bayar semua gaji Dr Fauziah Dongoran,” kata Pembantu Rektor V, Pembantu Rektor V, Drs Syarifuddin Elhayat kepada wartawan, Medan (28/1)
Dirinya juga menyebutkan bahwa terkait pembayaran tersebut telah dilakukan pada awal Januari 2014 lalu. “Sudah dibayarkan gaji kepada saudari Fauziah. Bahkan lebih dari yang dituduhkan. Bukan lagi Rp17 juta tapi sebesar Rp26.007.496,” katanya.

Syarifuddin menyebutkan bahwa telah terjadi kesalahpahaman di dalam laporan tersebut. Menurutnya, ada kemungkinan Fauziah Dongoran lupa menarik laporannya. Apalagi sampai hari ini Fauziah masih mengajar di kampus UISU. “Sepertinya Fauziah lupa mencabut laporannya,” katanya.

Pun demikian Syarifuddin mengatakan bahwa rektor tidak memiliki kewajiban untuk membayar gaji milik Dra. Fauziah Dongoran, karena yang berhak membayarnya adalah dekan FISIP-UISU. “Masalah membayar gaji, kan bukan tugas rektor, melainkan kewajiban dekan FISP-UISU,” katanya.

Saat disinggung bahwa pembayaran gaji Fauziah baru dilakukan setelah dirinya membuat laporan, Syarifuddin mengatakan bahwa itu sesuai dengan instruksi dari pengurus harian yayasan yang menilai Fauziah tidak loyal terhadap perintah yayasan dan akademik.

Diungkapan bahwa sebelumnya Fauziah pernah diangkat menjadi Plt. Rektor pada 14 Maret 2013. Pada kesempatan itu dirinya memecat beberapa dosen dan pejabat akademik di UISU. Pemecatan inilah yang ingin dikonfiormasi pihak yayasan kepada Fauziah. Namun setiap kali dipanggil, Fauziah jutsru tak pernah datang.

Tak hanya itu, Syarifuddin pun sempat menanyakan masalah masalah penggelapan dana yangd imaksud mahasiswa. Sayangnya, saat itu . Namun Fauziah mengaku mengapa mahasiswa mempertanyakan hal itu.

“Bahkan Fauziah pun jika dirinya tidak mengetahui asal mula tudingan dari sekelompok orang yang mengatasnamakan mahasiswa terkait penggelapan dana tadi,” katanya.

Dirinya beranggapan bahwa ada pihak yang sengaja memperkeruh suasana penggabungan kampus UISU. “Mahasiswa harus mewaspadai upaya dari pihak-pihak yang sengaja memperkeruh penggabungan UISU,” katanya.

Di tempat terpisah massa yang mengatasnamakan Mahasiswa Peduli UISU Satu (MAPU-1) kembali melakukan aksi demo menuntut agar rektor mundur dari jabatannya. Pendemo mengaku bahwa mahasiswa banyak yang resah mahasiswa akibat konflik di UISU yang tak kunjung selesai, meski telah terjadi sejak tahun 2007 lalu. “Kami resah melihat konflik UISU yang tak selesai-selesai,” kata Saddam H Sianturi dalam orasinya.

Saddam menyebutkan bahwa konflik yayasan yang merambet ke akademis membuat UISU semakin terpuruk. Menurutnya, banyak kepentingan yang membuat proses penyatuan UISU semakin tak jelas. “Konflik yayasan jangan mengganggu proses akademik,” pekiknya.

Para mahasiswa selain menuntut agar rektor mundur, juga menolak kehadiran yayasan UISU Al-Munawwarah bahkan menolak melaksanakan perkuliahan sampai kegiatan akademik berjalan normal. (mag5)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/