26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Seluruh Sumbar Air di Medan Sudah Tercemar

air-terjun-pakpak-bharatMEDAN-Dari hasil riset yang dilakukan UNESCO-IHE Institute for Water Education ke beberapa sungai dan sumber mata air yang ada di sekitar Kota Medan, disimpulkan bahwa hampir semua air telah mengalami pencemaran.

Hal ini diungkapkan oleh Deputy Director and Senior Program Specialist for Water and Environmental Sciences UNESCO-IHE Institute for Watern
Education Prof. Shahbaz Khan saat berkunjung ke PDAM Tirtanadi, Senin (27/1).

Pada kunjungan tersebut, selain Prof. Shahbaz Khan juga turut hadir DR. Tariq Rana, Ahli Hydrologi dari Australia, Eva Sisca Mia, Staf UNESCO dan Budi Utari, AP, Kabag. SDA Setda Pemko Medan beberapa staf.

Untuk diketahui bahwa UNESCO-IHE Institute for Water Education adalah sebuah lembaga internasional untuk pendidikan sektor air yang dibentuk pada tahun 2003, yang sebelumnya adalah IHE.

Lembaga ini merupakan pengembangan dari International Course in Hydraulic Engineering (dibentuk pada tahun 1957), kemudian berganti nama pada tahun 1976 menjadi International Institute for Hydraulic and Environmental Engineering (IHE)
Pada pertemuan kemarin rombongan diterima Direktur Operasi PDAM Tirtanadi Mangindang Ritonga, SE, MM didampingi oleh Ir. Heri Batanghari Nst, M.Psi, Kadiv. Produksi, Ir. Arif Haryadian, M.Si, Kadiv. Perencana Syafrita Oktalina, Kepala Laboratorium dan Kabid. Komunikasi dan Publikasi, Jumirin, SE, M.Si
Dalam pertemuan itu, Prof. Shahbaz Khan mengungkapkan bahwa selama beberapa hari berada di kota Medan, mereka telah mengunjungi dan melakukan riset terhadap beberapa sungai dan sumber air termasuk yang digunakan oleh PDAM Tirtanadi untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat.

“Dari hasil kunjungan dan riset yang telah dilakukan disimpulkan bahwa hampir semua sungai dan sumber mata air disekitar Kota Medan telah mengalami pencemaran akibat limbah domestik, limbah pabrik dan Galian C. Beruntung Sumut masih memiliki sumber mata air Sibolangit yang merupakan sumber mata air terbaik di dunia,” bilang Prof. Shahbaz Khan.

Untuk itu, UNESCO-IHE berjanji akan membantu PDAM Tirtanadi untuk menjaga dan memelihara sumber air yang selama ini menjadi kebutuhan masyarakat.

Salah satu upaya yang akan dilakukan UNESCO-IHE adalah melakukan koordinasi dengan Pemko Medan dan Pemprovsu, dengan tujuan agar air baku yang digunakan PDAM Tirtanadi untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat dapat terjaga kelestarian dan kualitasnya. “Jadi kami meminta agar sebelum kami melakukannya, pihak PDAM Tirtanadi menyediakan data yang diperlukan,” bilang Prof. Shahbaz Khan.

Menanggapi niat baik UNESCO-IHE itu, Mangindang Ritonga, SE, MM berucap terima kasih dan bersedia memberikan data yang diperlukan dalam rangka menjaga kelestarian dan kualitas sumber air yang akan dilakukan.

Selain itu, Mangindang Ritonga mengungkapkan bahwa pekerjaan berat yang paling dirasakan PDAM Tirtanadi adalah mengubah kebiasaan masyarakat yang selalu membuang sampah ke dalam sungai sehingga membuat sungat tadi tercemar.

“Masih banyak orang yang hanya memikirkan keuntungan pribadi tanpa memikirkan nasih orang banyak,” sesal Mangindang. (ije)

air-terjun-pakpak-bharatMEDAN-Dari hasil riset yang dilakukan UNESCO-IHE Institute for Water Education ke beberapa sungai dan sumber mata air yang ada di sekitar Kota Medan, disimpulkan bahwa hampir semua air telah mengalami pencemaran.

Hal ini diungkapkan oleh Deputy Director and Senior Program Specialist for Water and Environmental Sciences UNESCO-IHE Institute for Watern
Education Prof. Shahbaz Khan saat berkunjung ke PDAM Tirtanadi, Senin (27/1).

Pada kunjungan tersebut, selain Prof. Shahbaz Khan juga turut hadir DR. Tariq Rana, Ahli Hydrologi dari Australia, Eva Sisca Mia, Staf UNESCO dan Budi Utari, AP, Kabag. SDA Setda Pemko Medan beberapa staf.

Untuk diketahui bahwa UNESCO-IHE Institute for Water Education adalah sebuah lembaga internasional untuk pendidikan sektor air yang dibentuk pada tahun 2003, yang sebelumnya adalah IHE.

Lembaga ini merupakan pengembangan dari International Course in Hydraulic Engineering (dibentuk pada tahun 1957), kemudian berganti nama pada tahun 1976 menjadi International Institute for Hydraulic and Environmental Engineering (IHE)
Pada pertemuan kemarin rombongan diterima Direktur Operasi PDAM Tirtanadi Mangindang Ritonga, SE, MM didampingi oleh Ir. Heri Batanghari Nst, M.Psi, Kadiv. Produksi, Ir. Arif Haryadian, M.Si, Kadiv. Perencana Syafrita Oktalina, Kepala Laboratorium dan Kabid. Komunikasi dan Publikasi, Jumirin, SE, M.Si
Dalam pertemuan itu, Prof. Shahbaz Khan mengungkapkan bahwa selama beberapa hari berada di kota Medan, mereka telah mengunjungi dan melakukan riset terhadap beberapa sungai dan sumber air termasuk yang digunakan oleh PDAM Tirtanadi untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat.

“Dari hasil kunjungan dan riset yang telah dilakukan disimpulkan bahwa hampir semua sungai dan sumber mata air disekitar Kota Medan telah mengalami pencemaran akibat limbah domestik, limbah pabrik dan Galian C. Beruntung Sumut masih memiliki sumber mata air Sibolangit yang merupakan sumber mata air terbaik di dunia,” bilang Prof. Shahbaz Khan.

Untuk itu, UNESCO-IHE berjanji akan membantu PDAM Tirtanadi untuk menjaga dan memelihara sumber air yang selama ini menjadi kebutuhan masyarakat.

Salah satu upaya yang akan dilakukan UNESCO-IHE adalah melakukan koordinasi dengan Pemko Medan dan Pemprovsu, dengan tujuan agar air baku yang digunakan PDAM Tirtanadi untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat dapat terjaga kelestarian dan kualitasnya. “Jadi kami meminta agar sebelum kami melakukannya, pihak PDAM Tirtanadi menyediakan data yang diperlukan,” bilang Prof. Shahbaz Khan.

Menanggapi niat baik UNESCO-IHE itu, Mangindang Ritonga, SE, MM berucap terima kasih dan bersedia memberikan data yang diperlukan dalam rangka menjaga kelestarian dan kualitas sumber air yang akan dilakukan.

Selain itu, Mangindang Ritonga mengungkapkan bahwa pekerjaan berat yang paling dirasakan PDAM Tirtanadi adalah mengubah kebiasaan masyarakat yang selalu membuang sampah ke dalam sungai sehingga membuat sungat tadi tercemar.

“Masih banyak orang yang hanya memikirkan keuntungan pribadi tanpa memikirkan nasih orang banyak,” sesal Mangindang. (ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/