MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi didorong segera mengeksekusi sterilisasi Lapangan Merdeka Medan. Sebab sejauh ini, Gubsu dianggap hanya sekadar melontarkan wacana memerdekakan Lapangan Merdeka, tanpa ada upaya konkrit.
Demikian poin yang terungkap dalam diskusi bertajuk “Tantangan Mengeksekusi Kemerdekaan Lapangan Merdeka” yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil (KSM) Peduli Medan-Sumut, di Museum Perkebunan Sumut, Jalan Brigjen Katamso Medan, Senin (27/1) sore.
“Sebagai gubernur, beliau berpeluang memindahkan Kantor Polsek Medan Kota, UPT Dinas Pariwisata Medan, Dishub Medan yang ada di kawasan Lapangan Merdeka Medan itu. Mestinya hal itu dengan mudah dikomunikasikan dengan Pemko Medan,” kata Koordinator KMS Peduli Medan-Sumut, Miduk Hutabarat.
Atas dasar itu, pihaknya menilai Gubsu tak punya nyali membebaskan Lapangan Merdeka Medan. Padahal, setidaknya, usaha itu bisa ia mulai dengan memindahkan sejumlah institusi pemerintah yang ada di sekitar Lapangan Merdeka Medan.
Janji membebaskan Lapangan Merdeka Medan itu, kata Miduk, sudah dideklarasikan Gubernur Edy sejak rapat RPJMD di DPRD Sumut, 12-13 Februari 2019. Kala itu, mantan Pangkostrad tersebut dengan lantang mengatakan akan mengembalikan Lapangan Merdeka Medan menjadi lapangan terbuka. Tapi hingga kini tak ada tanda-tanda ke arah itu.
Diskusi dihadiri sejumlah pemerhati Kota Medan yang tergabung dalam KMS Peduli Medan Sumut, antara lain, Usman Pelly (sosiolog) Ichwan Azhari (sejarawan) Dadang Pasaribu (pengamat politik) Burhan Batubara (profesional), Meuthia Fadilla, Irwansyah Hasibuan (sosiolog) dan Rizanul Arifin (jurnalis).
“Karena itu koalisi menyarankan kepada gubernur, untuk menjaga kepercayaan publik terhadap beliau, yang semakin tahun kian merosot. Adalah positif jika beliau segera untuk mengeksekusi kemerdekaan Lapangan Merdeka secepat mungkin. Supaya publik yakin bahwa ucapan gubernur memang ada taringnya,” kata Miduk.
Hal senada diungkapkan Sosiolog Usman Pelly dan peserta diskusi lainnya. Mereka mengutarakan ketidakmampuan Gubsu Edy, tidak ada bedanya seperti orang awam. “Yaitu hanya bisa berteriak-teriak semata,” ucap mereka kompak.
Seperti diketahui, cita-cita Gubsu Edy memerdekakan Lapangan Merdeka Medan rupanya menghadapi jalan terjal. Bukan tidak berupaya keras, Gubsu sudah membuka komunikasi ke Pemko Medan soal wacana dimaksud. Hanya saja pihak Pemko Medan mengungkapkan masih terikat kontrak dengan pengusaha atau tenant-tenant yang ada di Merdeka Walk hingga beberapa tahun mendatang. Ihwal ini sebenarnya, Gubsu Edy sudah mengungkapkan kekecewaannya saat memberi bimbingan dan arahan dalam acara pemberian tali asih atlet dan pelatih Sumut yang mengukir prestasi di kejuaraan olahraga selama 2019, pada Kamis, 26 Desember lalu.
Pada kesempatan itu, Gubsu turut pula memaparkan sejumlah program pembangunan prestisius dan strategis dihadapan ratusan audiens. Termasuk rencana membangun pusat olahraga Sumut, Islamic Centre, Rumah Sakit Haji Internasional, jalan tol dalam Kota Medan, LRT dan BRT guna meminimalisir stagnansi arus lalulintas di Kota Medan dan sekitarnya.
“Saya juga sudah bolak-balik ngomong supaya Lapangan Merdeka itu merdeka, sebagai fasilitas publik dan rakyat, tapi tak pindah-pindah juga mereka. Padahal saya ingin mengembalikan fungsinya. Soal kontrak, kan itu bisa diubah. Namanya juga buatan manusia,” katanya. (prn/ila)