26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Kota Medan Lebih Rentan Virus Corona

Wisatawan asal Tiongkok

MEDAN, SUMUTPOS.CO – VIRUS corona atau novel coronavirus telah menyebar ke 16 negara, termasuk Asia Tenggara. Bahkan, virus jenis baru ini telah menjangkiti 3 orang di Malaysia dan 4 orang di Singapura. Dengan begitu, tidak tertutup kemungkinan penyebaran virus itu akan sampai ke Kota Medan, karena posisinya yang berdekatan dengan kedua Negara tersebut.

Untuk itu, Anggota Komisi II DPRD Kota Medan, Afif Abdillah meminta dinas kesehatan untuk serius melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyebaran virus Corona ini.

“Sosialisasi itu sangat penting, tidak bisa masyarakat hanya mendapatkan informasi lewat kabar yang beredar di media sosial atau surat kabar saja,” kata Afif Abdillah kepada Sumut Pos, Selasa (28/1).

Dikatakan Afif, dinas kesehatan seharusnya sudah bisa langsung turun ke lapangan guna mensosialisasikan langsung bahaya virus tersebut ke masyarakat berikut tindak pencegahannya. “Mulai dari membagikan masker, mensosialisasikan agar menjaga pola hidup bersih dengan mencuci tangan dan sebagainya, hingga yang paling penting mensosialisasikan agar tidak bepergian dulu ke negara-negara yang sudah terjangkit virus Corona, termasuk negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura,” katanya.

Secara geografis, terang Afif, Kota Medan lebih dekat dengan Malaysia dan Singapura bila dibandingkan dengan Jakarta. Untuk itu, tidak tertutup kemungkinan penyebaran ke Kota Medan punya potensi yang lebih besar dibanding wilayah lainya di Indonesia. “Kita cukup dekat dengan negara tetangga yang sudah terjangkit itu. walaupun jumlah penderita disana masih terbilang kecil, sekitar 3 sampai 4 orang,” terangnya.

Afif juga meminta Dinas Kesehatan Kota Medan untuk mulai turun ke hotel-hotel yang selama ini dikenal banyak ditinggali WNA, terkhusus dari negara Tiongkok.

Sekretaris Komisi II DPRD Medan, Sudari ST juga mengatakan hal senada. Menurutnya, Dinas Kesehatan sudah bisa memonitor langsung sejumlah kawasan di Kota Medan yang di huni oleh warga negara asing. “Itu penting, mungkin bisa berkoordinasi dengan pihak Imigrasi dalam melakukannya. Sebab, Komisi I juga sudah mengimbau pihak Imigrasi untuk memperketat masuk dan keluarya WNA ke Indonesia,” tegasnya.

Selain itu, kata Sudari, Pemko Medan juga seharusnya sudah mulai bisa memberikan imbauan kepada setiap rumah sakitvyang ada di Kota Medan untuk menyediakan ruang isolasi untuk berjaga-jaga. “Kita harapkan upaya pencegahan yang paling utama, jangan sampai ada satu kasus pun soal Corona ini masuk ke Medan. Tapi kalaupun terjadi, semua RS sudah harus siap menghadapinya, bukan hanya rumah sakit milik pemerintah,” tandasnya.

Dinkes Deliserdang Surati Puskesmas

Sementara, Dinas Kesehatan Pemkab Deliserdang menyurati Puskesmas guna mengantisipasi penyebaran virus Corona. Menurut Kepala Dinkes Deliserdang dr Ade Budi Krisna, surat edaran tersebut tentang kesiapansiagan dan antisipasi penyebaran penyakit Pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya. “Kita sudah buat surat edaran tentang kewaspadaan dini ke Puskesmas dan rumah sakit,”ucapnya.

Selain itu, surat edaran itu juga disebarkan kepada kecamatan dan desa. Tujuannya, agar masyarakat tidak panik karena mendapat informasi yang tidak jelas. “Agar jelas dapat informasinya. Sumber dan isi informasinya harus jelas. Dan dapat dipertanggung jawabkan. Tujuanya untuk menghindari kepanikan di masyarakat,” sebutnya.

Dinkes Tebingtinggi Apel Siaga

Sementara, jajaran Dinas Kesehatan se-Kota Tebingtinggi melakukan apel kesiapsiagaan pencegahan virus corona di halaman Rumah Sakit Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi, Selasa (28/1). Dalam apel tersebut Kadis Kesehatan dr Nanang Fitra Aulia membacakan surat edaran Kemenkes tentang kesiap siagaan dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona yang berasal dari China.

Dalam surat edaran tersebut, Dirjen P2P Anung Sugihantono, Kemenkes RI antara lain mengintruksikan kepada Puskesmas atau rumah sakit, petugas kesehatan memantau lebih ketat dan melakukan isolasi pasien gejala pneumonia. “Dinkes memberikan komunikasi informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pneumonia dan cara mencegah penularannya. dan segera melaporkan kasus suspect Pneumonia ke Ditejen P2P,” bilangnya.

Dalam amanat Kadis Kesehatan dr Nanang Fitra Aulia, mengintruksikan agar segenap jajaran kesehatan di Kota Tebingtinggi untuk melaksanakan apa yang sudah disampaikan Ditjen P2P melalui surat edaran tersebut. “Lakukan koordinasi dan komunikasi dengan baik pada masing masing instansi terkait, lakukan tindakan sesuai SOP dan lakukan tindakan sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan,” jelasnya.

Terapkan PHBS dan Gunakan Masker

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan dr Wijaya Juwarna Sp-THT-KL mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut masyarakat diminta melakukan serta meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PBHS). Pertama, menjaga kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata setelah memegang instalasi publik.

“Cuci tangan menggunakan sabun dan bilas dengan air mengalir setidaknya 20 detik. Lalu, keringkan dengan handuk atau tisu sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, maka dapat menggunakan sanitizer alkohol 70-80 persen,” ungkap dr Wijaya, Selasa (28/1)

Kedua, sambungnya, hindari mengusap mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan. Selanjutnya, menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk. “Gunakan masker dan segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan ketika memiliki gejala saluran napas. Istirahat bila sedang sakit, dan jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah dan sayur minimal 3 kali perhari dan makan-makanan bergizi,” jelas Wijaya.

Selain itu, lanjut Wijaya, masyarakat diminta menghindari kontak dengan orang yang sakit infeksi saluran pernafasan. Sering mencuci tangan khususnya setelah kontak dengan pasien dan lingkungannya. Hindari menyentuh hewan atau unggas atau hewan liar. “Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan. Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan. Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau lainnya dan beritahu riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit,” terangnya.

Lebih lanjut Wijaya mengatakan, pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik paru. Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usna, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia.

“Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang. Pneumonia dibagi menjadi tiga yaitu Community Acquired Pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, Hospital Acquired Pneumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Ketiga jenis penyakit ini dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi. Namun, pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas,” jabarnya.

Diutarakan dia, saat ini sedang terjadi kasus-kasus pneumonia berat yang bermula dari adanya laporan 27 kasus di kota Wuhan, Tiongkok. Penyebabnya, adalah coronavirus jenis baru yang dikenal sebagai Novel Coronavirus (nCOV). “Kasus-kasus ini kemudian meningkat cepat ke beberapa negara selain China. Namun, WHO belum merekomendasikan secara spesifik untuk traveler atau restriksi perdagangan dengan Tiongkok. Saat ini, WHO masih terus melakukan pengamatan,” tutur Wijaya.

Disebutkannya, gejala yang muncul pada pneumonia ini mirip dengan pneumonia pada umunnya, antara lain demam, lemas, batuk kering dan sesak atau kesulitan bernapas. Perlu diwaspadai pada orang dengan usia lanjut dan balita. Pasalnya, pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi.

“Masa inkubasi pada penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun rata-rata gejala timbul setelah 2-14 hari. Metode transmisi belum diketahui dengan pasti pula. Awalnya virus ini diduga bersumber dari hewan, namun ternyata telah ditemukan penularan dari manusia ke manusia. Terkait pencegahan. belum ada vaksin untuk mencegah kasus ini karena pneumonia pada kasus outbreak saat ini disebabkan oleh coronavirus jenis baru,” tukasnya.

Petugas Medis Diedukasi

Sementara, mengantisipasi penularan virus corona kepada petugas medis, dilakukan Sosialisasi Emerging Infectious Disease di Kampus UISU Medan. “Nanti saat ada suspect, petugas medis bisa melakukan langkah pencegahan juga. Jika ada percikan, direkomendasikan penanganan dilakukan di ruangan bertekanan negatif. Intinya, mengisolasi dan penggunaan alat pelindung diri untuk petugas medis yang bertugas,” ujarnya Anggota Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) Medan, dr Rina Yunita.

Kata Rina, petugas medis harus menjaga diri untuk menghadapi jika kasus seperti ini hadir di kota Medan. Terkait kasus Corona Virus ini, dr Rina mengungkapkan hingga kini belum ada yang masuk ke Indonesia. “Di Indonesia memang suspect ada, tapi hasil pemeriksaan laboratorium negatif,” ucap dia.

Kepala Bidang UKLW Usaha Kesehatan dan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Sumatera Utara, Ziad Batubara mengungkapkan, melalui sosialisasi ini teman-teman medis bisa mengedukasi supaya kalau nanti yang bertugas ke wilayah penyebaran virus Corona, mereka juga bisa melakukan langkah antisipasi seperti cuci tangan pakai sabun dan bilas dengan air mengalir setidaknya selama 20 detik. Kemudian, lanjut dia, cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan sanitizer alkohol 70-80 persen.

“Bila sudah menerapkan gaya hidup sehat saja bisa terjangkit, apalagi dengan berkumpul di tengah keramaian. Tentunya pakai masker wajib,” papar Ziad sembari menambahkan, menurut catatan KKP, hingga saat ini belum ada yang terkonfirmasi positif mengidap virus Corona. Tapi petugas masih terus melakukan langkah antisipasi. (map/btr/ian/ris)

Wisatawan asal Tiongkok

MEDAN, SUMUTPOS.CO – VIRUS corona atau novel coronavirus telah menyebar ke 16 negara, termasuk Asia Tenggara. Bahkan, virus jenis baru ini telah menjangkiti 3 orang di Malaysia dan 4 orang di Singapura. Dengan begitu, tidak tertutup kemungkinan penyebaran virus itu akan sampai ke Kota Medan, karena posisinya yang berdekatan dengan kedua Negara tersebut.

Untuk itu, Anggota Komisi II DPRD Kota Medan, Afif Abdillah meminta dinas kesehatan untuk serius melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyebaran virus Corona ini.

“Sosialisasi itu sangat penting, tidak bisa masyarakat hanya mendapatkan informasi lewat kabar yang beredar di media sosial atau surat kabar saja,” kata Afif Abdillah kepada Sumut Pos, Selasa (28/1).

Dikatakan Afif, dinas kesehatan seharusnya sudah bisa langsung turun ke lapangan guna mensosialisasikan langsung bahaya virus tersebut ke masyarakat berikut tindak pencegahannya. “Mulai dari membagikan masker, mensosialisasikan agar menjaga pola hidup bersih dengan mencuci tangan dan sebagainya, hingga yang paling penting mensosialisasikan agar tidak bepergian dulu ke negara-negara yang sudah terjangkit virus Corona, termasuk negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura,” katanya.

Secara geografis, terang Afif, Kota Medan lebih dekat dengan Malaysia dan Singapura bila dibandingkan dengan Jakarta. Untuk itu, tidak tertutup kemungkinan penyebaran ke Kota Medan punya potensi yang lebih besar dibanding wilayah lainya di Indonesia. “Kita cukup dekat dengan negara tetangga yang sudah terjangkit itu. walaupun jumlah penderita disana masih terbilang kecil, sekitar 3 sampai 4 orang,” terangnya.

Afif juga meminta Dinas Kesehatan Kota Medan untuk mulai turun ke hotel-hotel yang selama ini dikenal banyak ditinggali WNA, terkhusus dari negara Tiongkok.

Sekretaris Komisi II DPRD Medan, Sudari ST juga mengatakan hal senada. Menurutnya, Dinas Kesehatan sudah bisa memonitor langsung sejumlah kawasan di Kota Medan yang di huni oleh warga negara asing. “Itu penting, mungkin bisa berkoordinasi dengan pihak Imigrasi dalam melakukannya. Sebab, Komisi I juga sudah mengimbau pihak Imigrasi untuk memperketat masuk dan keluarya WNA ke Indonesia,” tegasnya.

Selain itu, kata Sudari, Pemko Medan juga seharusnya sudah mulai bisa memberikan imbauan kepada setiap rumah sakitvyang ada di Kota Medan untuk menyediakan ruang isolasi untuk berjaga-jaga. “Kita harapkan upaya pencegahan yang paling utama, jangan sampai ada satu kasus pun soal Corona ini masuk ke Medan. Tapi kalaupun terjadi, semua RS sudah harus siap menghadapinya, bukan hanya rumah sakit milik pemerintah,” tandasnya.

Dinkes Deliserdang Surati Puskesmas

Sementara, Dinas Kesehatan Pemkab Deliserdang menyurati Puskesmas guna mengantisipasi penyebaran virus Corona. Menurut Kepala Dinkes Deliserdang dr Ade Budi Krisna, surat edaran tersebut tentang kesiapansiagan dan antisipasi penyebaran penyakit Pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya. “Kita sudah buat surat edaran tentang kewaspadaan dini ke Puskesmas dan rumah sakit,”ucapnya.

Selain itu, surat edaran itu juga disebarkan kepada kecamatan dan desa. Tujuannya, agar masyarakat tidak panik karena mendapat informasi yang tidak jelas. “Agar jelas dapat informasinya. Sumber dan isi informasinya harus jelas. Dan dapat dipertanggung jawabkan. Tujuanya untuk menghindari kepanikan di masyarakat,” sebutnya.

Dinkes Tebingtinggi Apel Siaga

Sementara, jajaran Dinas Kesehatan se-Kota Tebingtinggi melakukan apel kesiapsiagaan pencegahan virus corona di halaman Rumah Sakit Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi, Selasa (28/1). Dalam apel tersebut Kadis Kesehatan dr Nanang Fitra Aulia membacakan surat edaran Kemenkes tentang kesiap siagaan dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona yang berasal dari China.

Dalam surat edaran tersebut, Dirjen P2P Anung Sugihantono, Kemenkes RI antara lain mengintruksikan kepada Puskesmas atau rumah sakit, petugas kesehatan memantau lebih ketat dan melakukan isolasi pasien gejala pneumonia. “Dinkes memberikan komunikasi informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pneumonia dan cara mencegah penularannya. dan segera melaporkan kasus suspect Pneumonia ke Ditejen P2P,” bilangnya.

Dalam amanat Kadis Kesehatan dr Nanang Fitra Aulia, mengintruksikan agar segenap jajaran kesehatan di Kota Tebingtinggi untuk melaksanakan apa yang sudah disampaikan Ditjen P2P melalui surat edaran tersebut. “Lakukan koordinasi dan komunikasi dengan baik pada masing masing instansi terkait, lakukan tindakan sesuai SOP dan lakukan tindakan sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan,” jelasnya.

Terapkan PHBS dan Gunakan Masker

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan dr Wijaya Juwarna Sp-THT-KL mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut masyarakat diminta melakukan serta meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PBHS). Pertama, menjaga kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata setelah memegang instalasi publik.

“Cuci tangan menggunakan sabun dan bilas dengan air mengalir setidaknya 20 detik. Lalu, keringkan dengan handuk atau tisu sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, maka dapat menggunakan sanitizer alkohol 70-80 persen,” ungkap dr Wijaya, Selasa (28/1)

Kedua, sambungnya, hindari mengusap mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan. Selanjutnya, menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk. “Gunakan masker dan segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan ketika memiliki gejala saluran napas. Istirahat bila sedang sakit, dan jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah dan sayur minimal 3 kali perhari dan makan-makanan bergizi,” jelas Wijaya.

Selain itu, lanjut Wijaya, masyarakat diminta menghindari kontak dengan orang yang sakit infeksi saluran pernafasan. Sering mencuci tangan khususnya setelah kontak dengan pasien dan lingkungannya. Hindari menyentuh hewan atau unggas atau hewan liar. “Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan. Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan. Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau lainnya dan beritahu riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit,” terangnya.

Lebih lanjut Wijaya mengatakan, pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik paru. Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usna, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia.

“Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang. Pneumonia dibagi menjadi tiga yaitu Community Acquired Pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, Hospital Acquired Pneumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Ketiga jenis penyakit ini dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi. Namun, pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas,” jabarnya.

Diutarakan dia, saat ini sedang terjadi kasus-kasus pneumonia berat yang bermula dari adanya laporan 27 kasus di kota Wuhan, Tiongkok. Penyebabnya, adalah coronavirus jenis baru yang dikenal sebagai Novel Coronavirus (nCOV). “Kasus-kasus ini kemudian meningkat cepat ke beberapa negara selain China. Namun, WHO belum merekomendasikan secara spesifik untuk traveler atau restriksi perdagangan dengan Tiongkok. Saat ini, WHO masih terus melakukan pengamatan,” tutur Wijaya.

Disebutkannya, gejala yang muncul pada pneumonia ini mirip dengan pneumonia pada umunnya, antara lain demam, lemas, batuk kering dan sesak atau kesulitan bernapas. Perlu diwaspadai pada orang dengan usia lanjut dan balita. Pasalnya, pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi.

“Masa inkubasi pada penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun rata-rata gejala timbul setelah 2-14 hari. Metode transmisi belum diketahui dengan pasti pula. Awalnya virus ini diduga bersumber dari hewan, namun ternyata telah ditemukan penularan dari manusia ke manusia. Terkait pencegahan. belum ada vaksin untuk mencegah kasus ini karena pneumonia pada kasus outbreak saat ini disebabkan oleh coronavirus jenis baru,” tukasnya.

Petugas Medis Diedukasi

Sementara, mengantisipasi penularan virus corona kepada petugas medis, dilakukan Sosialisasi Emerging Infectious Disease di Kampus UISU Medan. “Nanti saat ada suspect, petugas medis bisa melakukan langkah pencegahan juga. Jika ada percikan, direkomendasikan penanganan dilakukan di ruangan bertekanan negatif. Intinya, mengisolasi dan penggunaan alat pelindung diri untuk petugas medis yang bertugas,” ujarnya Anggota Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) Medan, dr Rina Yunita.

Kata Rina, petugas medis harus menjaga diri untuk menghadapi jika kasus seperti ini hadir di kota Medan. Terkait kasus Corona Virus ini, dr Rina mengungkapkan hingga kini belum ada yang masuk ke Indonesia. “Di Indonesia memang suspect ada, tapi hasil pemeriksaan laboratorium negatif,” ucap dia.

Kepala Bidang UKLW Usaha Kesehatan dan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Sumatera Utara, Ziad Batubara mengungkapkan, melalui sosialisasi ini teman-teman medis bisa mengedukasi supaya kalau nanti yang bertugas ke wilayah penyebaran virus Corona, mereka juga bisa melakukan langkah antisipasi seperti cuci tangan pakai sabun dan bilas dengan air mengalir setidaknya selama 20 detik. Kemudian, lanjut dia, cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan sanitizer alkohol 70-80 persen.

“Bila sudah menerapkan gaya hidup sehat saja bisa terjangkit, apalagi dengan berkumpul di tengah keramaian. Tentunya pakai masker wajib,” papar Ziad sembari menambahkan, menurut catatan KKP, hingga saat ini belum ada yang terkonfirmasi positif mengidap virus Corona. Tapi petugas masih terus melakukan langkah antisipasi. (map/btr/ian/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/