MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penertiban rumah dinas di Asrama Abdul Hamid, yang dilakukan pada Minggu (26/3) lalu memang berlansung ricuh karena warga melawan. Pasca penertiban tersebut, kini Kodam I/Bukit Barisan akan cooling down (menahan diri,Red) untuk sementara waktu.
Seperti diketahui, pengosongan sejumlah rumah di Kompleks Asrama TNI Abdul Hamid di Jalan Gatot Subroto KM 10 Medan-Binjai, Kabupaten Deliserdang, Minggu (26/3) siang, berlangsung ricuh. Ratusan prajurit TNI Kodam I Bukit Barisan nyaris bentrok dengan para keluarga pensiunan TNI yang menempati perumahan tersebut.
Kericuhan mulai terjadi ketika para keluarga pensiunan TNI menghadang ratusan prajurit TNI yang akan melakukan pengosongan di beberapa rumah di pensiunan TNI tersebut. Para keluarga pensiunan TNI bersama warga sekitar melakukan perlawanan dengan cara menghadang ratusan prajurit TNI lantaran mereka tidak terima adanya penertiban tersebut. Warga pun melakukan blokade jalan dengan membakar puluhan ban bekas di tengah badan jalan. Akibatnya, arus lalu lintas menjadi macet.
Sejumlah personel TNI yang tadinya melakukan penggusuran terpaksa membubarkan paksa kerumunan warga yang berada di jalan raya itu.
Kepala Penerangan Kodam I/BB Kolonel Edi Hartono mengatakan, Kepala Penerangan Kodam I/BB, Kolonel Edi Hartono mengatakan, penertiban rumah dinas tersebut dilakukan secara mendadak. Meski demikian, pihaknya lebih dulu memberitahukan kepada penghuni rumah yang akan ditertibkan. Yakni, selalu meminta agar penghuni membongkar sendiri, lalu menyerahkannya pada pihaknya. “Ada sekitar 30-an rumah lagi yang akan ditertibkan. Lagipula sudah berulang kali kita lakukan penertiban, berjalan lancar dan aman,” tegas lanjut Edi, Selasa (28/3), kemarin.
Saat ini, lanjut Edi, pihaknya akan cooling down dulu melakukan pendekatan dari hati ke hati dulu. Dan, belum ada diagendakan untuk penertiban kembali.
Edi menyebut jika rumah dinas TNI-AD diperuntukan pada Prajurit aktif. Keterbatasan rumah dinas membuat Prajurit TNI-AD yang masih aktif, banyak yang terpaksa mengontrak di luar. “Kalau masanya sudah habis, sudah lah. Kasihan Prajurit yang masih berdinas, terpaksa mengontrak di luar,” kata Edi. (ain/ila)