25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Listrik Padam Sampai Lebaran

MEDAN-Pemadaman bergilir yang dilakukan PT PLN (Persero) Wilayah Sumut-NAD selama sepekan ini diperkirakan terjadi hingga memasuki Ramadan. Bahkan, pihak PLN memprediksi pemadaman bergilir sampai Lebaran tiba.  Hal itu karena dipicu empat mesin pembangkit yakni Gas Turbine (GT) 11, GT 12, Steam Turbine (ST) 10 dan PLTU 1 masih dalam perawatan sehingga terjadi defisit daya listrik sebesar 208 megawatt (MW) dari pasokan 1692 MW.

“Kita usahakan perawatan cepat selesai, meski dikhawatirkan tidak hanya butuh waktu sementara  atau bisa sampai selesai Ramadan. Tapi kita terus berupaya untuk memasok daya sesuai kebutuhan,” ujar Manajer SDM PT PLN Kit SBU Argo didampingi Manajer Sektor Belawan Leo Sitinjak.

Dikatakan Argo, pemadaman bergilir terpaksa dilakukan karena empat mesin dalam perawatan yang memang sudah memasuki waktunya. Meskipun tidak ada perawatan dari pasokan 1.692 MW, beban puncak sudah mencapai 1628 MW dan pemakaian terendah khususnya di hari libur 1383,8 MW.

“Jadi dengan perawatan pada 4 mesin ini, otomatis berdampak pada pelanggan karena ada pemutusan aliran listrik. Sedangkan perawatan memang sudah waktunya dan kalau dipaksakan akan mengakibatkan kerusakan,” ujarnya kepada wartawan yang juga didampingi Asmen Operasi Belawan, Aulia Hamdi dan Deputi Manajer Komunikasi PLN Wilayah Sumut Raidir Galingging di Kantor sektor Pembangkitan Belawan, Jumat (28/6).

Dijelaskan, dari empat mesin pembangkit yang dalam perawatan tersebut membuat pasokan listrik di Sumbagut bersisa 384 MW yakni dari GT 21 dengan daya terpasang 130 MW, GT 22 sebesar 100 MW, ST 20 dengan daya 127 MW, PLTG Lot 3 sebesar 90 MW, PLTU 4 sebanyak 55 MW, PLTU 3 sebesar 55 MW, dan PLTU 2 dengan daya terpasang sebesar 35 MW.

Tapi, lanjutnya, dari 4 mesin yang dalam perawatan ini, diperkirakan 7 Juli nanti akan masuk daya 143 MW dari GT 11100 MW, ST 10 sebesar 43 MW dan selanjutnya akan masuk lagi dari Labuhan Angin sebesar 85 MW. Jadi total akan masuk daya terpasang 223 MW sehingga dapat mengatasi defisit tersebut. “Akan terus ada perawatan atau pemeliharaan secara  priodik pada sistem kelistrikan, sehingga pasti terjadi pemadaman,” ujarnya lagi.

Misalnya, lanjutnya, rencana pemeliharaan akan dilakukan pada Minor inspection GT 11, Major Over Houl GT 11 yang akan dilakukan November 2013, LTE GT 22 pada Oktober dan selanjutnya perbaikan Trafo PLTG Lot 3 (setelah GT EE berperasi). Apalagi rencana PLTU Nagan Raya  2×100 MW dan PLTU Pangkalan Susu 2×200 MW belum selesai. “Dan juga rencana pembangkit di Nagan Raya yang belum selesai,” jelasnya.

Terkait itu, pihak  Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan menyayangkan hal itu. Pasalnya, proses ibadah umat Islam terganggu. Padahal, selama Ramadan, ibadah saat malam sangat tinggi mulai tarawih, tadarus, hingga salat sunat malam. Dan, tentu saja ritual sahur kurang maksimal. “Kalau mati lampu di saat  sahur dan buka serta salat tarawih pastinya sangat menganggu. Pasalnya, di saat itulah perlu penerangan,” kata Ketua MUI Medan Prof DR H Mohammad Hatta MA, tadi malam.

Dia pun berharap PLN mampu memperbaiki pembangkitnya hingga listrik bias menyala secara nonstop. “Yang kita khawatirkan pemadaman listrik terjadi di makan sahur,”katanya.

Tanggapan lebih keras disuarakan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatera Utara. Bahkan, menurut mereka, PLN seperti mencari-cari masalah.  “Alasan PLN mengatakan adanya kerusakan itu tidak masuk akal. Seharusnya sebelum puasa mereka sudah bekerja untuk membenahi semuanya, mereka harus mengusahakan semaksimal mungkin. Kita sangat menentang keras tindakan ini apalagi dilakukan saat Bulan Ramadhan,” ujar ketua YLKI Sumut, Abu Bakar.

Lanjutnya, PLN harus menepati janjinya untuk memperikan pelayanan prima, tidak hanya sebatas bisa menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL) saja.

“Dinaikkan TDL, tapi pelayanannya seperti ini. Seharusnya berikan pelayanan prima dan baik dulu baru naikkan TDL, ini sudah dapat dikatakan kalau PLN sudah melanggar UUD pelayanan publik. Saya harapkan ini harus diperjuankanlah semaksimal mungkin. Jangan asal-asal saja alasannya bilang akan dilakukan pemadaman listrik begilir karena ada kerusakan atau hal-hal lainnya,” katanya. (ila/omi/put)

MEDAN-Pemadaman bergilir yang dilakukan PT PLN (Persero) Wilayah Sumut-NAD selama sepekan ini diperkirakan terjadi hingga memasuki Ramadan. Bahkan, pihak PLN memprediksi pemadaman bergilir sampai Lebaran tiba.  Hal itu karena dipicu empat mesin pembangkit yakni Gas Turbine (GT) 11, GT 12, Steam Turbine (ST) 10 dan PLTU 1 masih dalam perawatan sehingga terjadi defisit daya listrik sebesar 208 megawatt (MW) dari pasokan 1692 MW.

“Kita usahakan perawatan cepat selesai, meski dikhawatirkan tidak hanya butuh waktu sementara  atau bisa sampai selesai Ramadan. Tapi kita terus berupaya untuk memasok daya sesuai kebutuhan,” ujar Manajer SDM PT PLN Kit SBU Argo didampingi Manajer Sektor Belawan Leo Sitinjak.

Dikatakan Argo, pemadaman bergilir terpaksa dilakukan karena empat mesin dalam perawatan yang memang sudah memasuki waktunya. Meskipun tidak ada perawatan dari pasokan 1.692 MW, beban puncak sudah mencapai 1628 MW dan pemakaian terendah khususnya di hari libur 1383,8 MW.

“Jadi dengan perawatan pada 4 mesin ini, otomatis berdampak pada pelanggan karena ada pemutusan aliran listrik. Sedangkan perawatan memang sudah waktunya dan kalau dipaksakan akan mengakibatkan kerusakan,” ujarnya kepada wartawan yang juga didampingi Asmen Operasi Belawan, Aulia Hamdi dan Deputi Manajer Komunikasi PLN Wilayah Sumut Raidir Galingging di Kantor sektor Pembangkitan Belawan, Jumat (28/6).

Dijelaskan, dari empat mesin pembangkit yang dalam perawatan tersebut membuat pasokan listrik di Sumbagut bersisa 384 MW yakni dari GT 21 dengan daya terpasang 130 MW, GT 22 sebesar 100 MW, ST 20 dengan daya 127 MW, PLTG Lot 3 sebesar 90 MW, PLTU 4 sebanyak 55 MW, PLTU 3 sebesar 55 MW, dan PLTU 2 dengan daya terpasang sebesar 35 MW.

Tapi, lanjutnya, dari 4 mesin yang dalam perawatan ini, diperkirakan 7 Juli nanti akan masuk daya 143 MW dari GT 11100 MW, ST 10 sebesar 43 MW dan selanjutnya akan masuk lagi dari Labuhan Angin sebesar 85 MW. Jadi total akan masuk daya terpasang 223 MW sehingga dapat mengatasi defisit tersebut. “Akan terus ada perawatan atau pemeliharaan secara  priodik pada sistem kelistrikan, sehingga pasti terjadi pemadaman,” ujarnya lagi.

Misalnya, lanjutnya, rencana pemeliharaan akan dilakukan pada Minor inspection GT 11, Major Over Houl GT 11 yang akan dilakukan November 2013, LTE GT 22 pada Oktober dan selanjutnya perbaikan Trafo PLTG Lot 3 (setelah GT EE berperasi). Apalagi rencana PLTU Nagan Raya  2×100 MW dan PLTU Pangkalan Susu 2×200 MW belum selesai. “Dan juga rencana pembangkit di Nagan Raya yang belum selesai,” jelasnya.

Terkait itu, pihak  Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan menyayangkan hal itu. Pasalnya, proses ibadah umat Islam terganggu. Padahal, selama Ramadan, ibadah saat malam sangat tinggi mulai tarawih, tadarus, hingga salat sunat malam. Dan, tentu saja ritual sahur kurang maksimal. “Kalau mati lampu di saat  sahur dan buka serta salat tarawih pastinya sangat menganggu. Pasalnya, di saat itulah perlu penerangan,” kata Ketua MUI Medan Prof DR H Mohammad Hatta MA, tadi malam.

Dia pun berharap PLN mampu memperbaiki pembangkitnya hingga listrik bias menyala secara nonstop. “Yang kita khawatirkan pemadaman listrik terjadi di makan sahur,”katanya.

Tanggapan lebih keras disuarakan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatera Utara. Bahkan, menurut mereka, PLN seperti mencari-cari masalah.  “Alasan PLN mengatakan adanya kerusakan itu tidak masuk akal. Seharusnya sebelum puasa mereka sudah bekerja untuk membenahi semuanya, mereka harus mengusahakan semaksimal mungkin. Kita sangat menentang keras tindakan ini apalagi dilakukan saat Bulan Ramadhan,” ujar ketua YLKI Sumut, Abu Bakar.

Lanjutnya, PLN harus menepati janjinya untuk memperikan pelayanan prima, tidak hanya sebatas bisa menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL) saja.

“Dinaikkan TDL, tapi pelayanannya seperti ini. Seharusnya berikan pelayanan prima dan baik dulu baru naikkan TDL, ini sudah dapat dikatakan kalau PLN sudah melanggar UUD pelayanan publik. Saya harapkan ini harus diperjuankanlah semaksimal mungkin. Jangan asal-asal saja alasannya bilang akan dilakukan pemadaman listrik begilir karena ada kerusakan atau hal-hal lainnya,” katanya. (ila/omi/put)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/