25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Orang Tua Trisah Tak Tahu Sang Calon Menantu

Foto:  FACHRIL/PM Foto semasa hidup Trisah boru Manullang.
Foto: FACHRIL/PM
Foto semasa hidup Trisah boru Manullang.

Korban tenggelam di Pantai Batu Ayar, Jojor Malaysia asal Medan, Trisah Boru Manulang telah dikebumikan pihak keluarga. Saat tiba di tanah air, jasad Tenaga Kerja Indonesia (TKI) itu masih bisa dilihat orang tuanya, walau sekejap.

FACHRIL, LABUHAN


Trisah boru Manulang dikebumikan setelah dua jam tiba di rumah orang tuanya yang berada di Jalan Jermal, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan. Lalu dimakamkan di taman pemakaman umum (TPU) Cingkwan, Rabu (27/7) sore.
Namun, hingga kemarin, calon suami Trisah boru Manulang belum ada menghubungi atau menelpon orang tua maupun keluarga Trisah. Diketahui, rencana kepulangan Trisah ke Medan untuk mengurus berkas agar bisa menikah di Malaysia.
 “Kami tak tahu siapa pacarnya (calon suaminya) itu, sampai saat ini belum ada nelpon, yang jelas kami hanya bisa pasrah,” ungkap Maria boru Pardede, ibu kandung korban, Kamis (28/7) pagi.
 Di sela-sela perbicangan , tampak suasana di sekitar sudah beraktifitas seperti biasanya. Pun demikian, rona duka masih terpancar di raut perempuan berusia 40 tahun itu.
 Kesedihan Maria kian dalam tatkala mengingat bahwa bertahun-tahun ia tidak pernah melihat Trisah sejak bekerja di Malaysia. “Lima tahun saya tak pernah melihat anak saya, mayatnya bisa ditemukan dan dibawa pulang kemari, kami sudah bersyukur,” ungkapnya.
 Ibu anak tiga ini mengatakan, sebelum jenazah anaknya diantarkan ke peristirahatan terakhir, mereka sempat membuka peti jenazah anaknya untuk melihat anaknya. “Semalam cuma dua jam di rumah, petinya sempat kami buka, sehabis didoakan langsung kami kubur,” kenang Maria yang masih berduka.
 Maria yang tampak letih mengaku, sejak kabar tewasnya anaknya dalam musibah itu, mereka tidak ada menerima konfirmasi soal masalah santunan atau bantuan belasungkawa dari pemerintah maupun dari negara Malaysia.
 “Kami tak tahu, apa ada bentuk bantuan duka untuk kami, karena sampai sekarang kami tak pernah ditelepon dari pihak-pihak yang bersangkutan,” kata Maria.
 Ketika disinggung soal adanya konfirmasi dari pihak PJTKI atau Negara Malaysia soal bantuan duka, Maria mengaku tidak ada. Maria mengatakan, kepergian anaknya ke Malaysia melalui temannya, sehingga legalitas sebagai TKI tak diketahui.
 “Saya tak tahu dulu melalui jasa apa anak saya pergi, makanya kami pasrah saja tidak ada perhatian atau bantuan yang kami terima. Kami hanya menunggu saja, mana tahu ada yang menelpon nantinya,” jelas Maria lagi.
 Maria berharap, dengan musibah yang dialaminya, pemerintah atau pihak yang berkompenten dapat memberikan sedikit perhatian atas musibah yang mereka alami. “Kami sangat berharap, mudah-mudahan ada nantinya perhatian yang kami terima,” pintanya. (*/yaa)

Foto:  FACHRIL/PM Foto semasa hidup Trisah boru Manullang.
Foto: FACHRIL/PM
Foto semasa hidup Trisah boru Manullang.

Korban tenggelam di Pantai Batu Ayar, Jojor Malaysia asal Medan, Trisah Boru Manulang telah dikebumikan pihak keluarga. Saat tiba di tanah air, jasad Tenaga Kerja Indonesia (TKI) itu masih bisa dilihat orang tuanya, walau sekejap.

FACHRIL, LABUHAN


Trisah boru Manulang dikebumikan setelah dua jam tiba di rumah orang tuanya yang berada di Jalan Jermal, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan. Lalu dimakamkan di taman pemakaman umum (TPU) Cingkwan, Rabu (27/7) sore.
Namun, hingga kemarin, calon suami Trisah boru Manulang belum ada menghubungi atau menelpon orang tua maupun keluarga Trisah. Diketahui, rencana kepulangan Trisah ke Medan untuk mengurus berkas agar bisa menikah di Malaysia.
 “Kami tak tahu siapa pacarnya (calon suaminya) itu, sampai saat ini belum ada nelpon, yang jelas kami hanya bisa pasrah,” ungkap Maria boru Pardede, ibu kandung korban, Kamis (28/7) pagi.
 Di sela-sela perbicangan , tampak suasana di sekitar sudah beraktifitas seperti biasanya. Pun demikian, rona duka masih terpancar di raut perempuan berusia 40 tahun itu.
 Kesedihan Maria kian dalam tatkala mengingat bahwa bertahun-tahun ia tidak pernah melihat Trisah sejak bekerja di Malaysia. “Lima tahun saya tak pernah melihat anak saya, mayatnya bisa ditemukan dan dibawa pulang kemari, kami sudah bersyukur,” ungkapnya.
 Ibu anak tiga ini mengatakan, sebelum jenazah anaknya diantarkan ke peristirahatan terakhir, mereka sempat membuka peti jenazah anaknya untuk melihat anaknya. “Semalam cuma dua jam di rumah, petinya sempat kami buka, sehabis didoakan langsung kami kubur,” kenang Maria yang masih berduka.
 Maria yang tampak letih mengaku, sejak kabar tewasnya anaknya dalam musibah itu, mereka tidak ada menerima konfirmasi soal masalah santunan atau bantuan belasungkawa dari pemerintah maupun dari negara Malaysia.
 “Kami tak tahu, apa ada bentuk bantuan duka untuk kami, karena sampai sekarang kami tak pernah ditelepon dari pihak-pihak yang bersangkutan,” kata Maria.
 Ketika disinggung soal adanya konfirmasi dari pihak PJTKI atau Negara Malaysia soal bantuan duka, Maria mengaku tidak ada. Maria mengatakan, kepergian anaknya ke Malaysia melalui temannya, sehingga legalitas sebagai TKI tak diketahui.
 “Saya tak tahu dulu melalui jasa apa anak saya pergi, makanya kami pasrah saja tidak ada perhatian atau bantuan yang kami terima. Kami hanya menunggu saja, mana tahu ada yang menelpon nantinya,” jelas Maria lagi.
 Maria berharap, dengan musibah yang dialaminya, pemerintah atau pihak yang berkompenten dapat memberikan sedikit perhatian atas musibah yang mereka alami. “Kami sangat berharap, mudah-mudahan ada nantinya perhatian yang kami terima,” pintanya. (*/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/