32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Bawa ‘Benda ISIS’, Tetapi Pelaku Dinilai Amatiran

Begitupun, Fallah enggan berspekulasi terkait adanya jaringan terorisme maupun lainnya. Fallah bilang, pihaknya fokus terhadap kasus percobaan pembunuhan. “Sampai saat ini masih dikembangkan soal motif lainnya. Sampai saat ini kita belum bisa menyimpulkan. Pelaku masih bungkam. (Korban) hanya satu orang, pastor,” kata dia.

Namun, Fallah menyebutkan, pelaku Ivan disuruh oleh seseorang. Sayang, ditanya lebih rinci oknum yang menyuruh pelaku, Fallah enggan membeberkannya. “Sampai saat ini, menurut keterangan pelaku, dia disuruh seseorang. Sampai saat ini belum kita ketahui inisialnya,” kata dia.

Disinggung apakah pelaku disuruh oknum dengan bayaran sejumlah uang, Fallah pun enggan berkomentar.

“Motifnya rencana mau melakukan pembunuhan kepada pastor. Sudah aman sekarang,” kata dia.

Menurut dia, polisi akan melakukan pengamanan kepada sejumlah gereja yang ada di Kota Medan. Kata Fallah, barang bukti sementara yang diamankan adalah sepeda motor, pisau dan ransel yang diduga untuk membawa bom tersebut.

“Ada pakaian juga di dalam ranselnya itu. Tidak ada berserakan. Itu yang diledakkan yang dalam tas. Ada satu yang meledak. Tidak ada luka bakar, korban hanya luka tusuk,” tandas Fallah.

Diberitakan sebelumnya, saat itu ibadah Misa dimulai di Gereja terssebut sekira pukul 08.00 WIB. Saat itu, ada sekitar 500 lebij Jemaat Gereja mengikuti ibadah misa itu. Namun, sekitar 30 menit ibadah berlangsung, percikan api muncul dari sebuah tas ransel yang disandang Ivan Armadi Hasugian. Seketika jemaat gereja berhamburan keluar gedung.

“Saya berjarak sekitar 20 meter dari anak itu. Saya lihat anak itu kok malah lari kea rah Pastur. Saya lihat di tangannya bawa pisau, “ ungkap Ananta Ginting, seorang jemaat ketika ditanyai Polisi di kafe yang berada tepat di seberang gereja.

Lebih lanjut, pria berusia 42 tahun itu mengaku kalau dirinya tidak langsung mengejar tersangka karena situasi masih sangat panik dan kalut. Namun, dia dan beberapa jemaat gereja lain meliohat tersangka ingin menyerang Pastur Albert S Pandiangan. Mendapat serangan itu, Pastur Pandiangan membela diri. Namun, akhirnya ia menderita luka robek di lengan kiri.

“Begitu melihat Pastur diserang, langsung saya kejar tersangka. Saat itu di pikiran saya hanya ingin membela Pastur yang diserang. Saya tidak berpikir lagi di dalam tasnya ada bahan peledak atau tidak dan akan meledak atau tidak,“ sambung pria yang mengaku tinggal di Jalan Pembangunan, Medan Selayang itu.

Ditambahkan Ananta, sebelum percikan api keluar dari dalam tas ransel yang disandang tersangka, tersangka seperti melengketkan kabel. Hal itu dilihat jelas oleh orang-orang yang duduk berdekatan dengan tersangka, waktu peribadahan misa sedang berlangsung.

“Kalau dia bawa kawan atau tidak, saya tidak tahu. Namun katanya dia naik sepeda motor. Udah diamankan polisi, “ tambah Ananta.

Sebelum mengakhiri, Ananta menjelaskan kalau di Gereja Katolik Santo Yosep, siapa saja boleh mengikuti ibadah. Biasanya banyak mahasiswa USU yang ikut beribadah di Gereja Katolik Santp Yosep. Meski begitu, sesuai peraturan di gereja itu, jemaat yang membawa tas ransel tidak boleh menyandang
masuk ke dalam gereja, seperti yang dilakukan tersangka.

Jemaan lainnya, Klara (45), sebelumnya juga menarih curiga dengan tersangka. Pasalnya, dia tidak pernah melihat pelaku beribadah di gereja itu. Ditambah lagi, dia mengenakan ransel.

“Setelah baca injil dan mau homili (khotbah yang berkaitan dengan isi Kitab Suci), tiba-tiba saya melihat ada lelaki pendek lari. Dia mengenakan jaket dan bawa ransel,” kata Klara.

Lelaki mencurigakan itu, kata Klara berlari menuju pastor sembari mengeluarkan pisau. “Siap pembacaan Injil, dari ranselnya ada percikan api. Anak-anak (jemaat lainnya) juga melihat percikan api itu dan bilang ada bom,” tambahnya.

Dia mengaku, ada ledakan sekali terjadi di gereja tersebut. Menurutnya, ledakan itu mengeluarkan suara yang lumayan deras. “Kami kira ada lampu yang meledak,” ujarnya.

Tak lama kemudian, ratusan jemaat yang melihat Ivan berlari ke arah pastor Albert, berusaha melindungi. Kemudian, beberapa di antara jemaat pun menghubungi polisi. Diduga bom sempat meledak ketika pelaku berusaha mendekati korbannya. Sekitar pukul 09.00 WIB, polisi tiba di lokasi kejadian yang kemudian langsung mengamankan pelaku. (ted/ain)

Begitupun, Fallah enggan berspekulasi terkait adanya jaringan terorisme maupun lainnya. Fallah bilang, pihaknya fokus terhadap kasus percobaan pembunuhan. “Sampai saat ini masih dikembangkan soal motif lainnya. Sampai saat ini kita belum bisa menyimpulkan. Pelaku masih bungkam. (Korban) hanya satu orang, pastor,” kata dia.

Namun, Fallah menyebutkan, pelaku Ivan disuruh oleh seseorang. Sayang, ditanya lebih rinci oknum yang menyuruh pelaku, Fallah enggan membeberkannya. “Sampai saat ini, menurut keterangan pelaku, dia disuruh seseorang. Sampai saat ini belum kita ketahui inisialnya,” kata dia.

Disinggung apakah pelaku disuruh oknum dengan bayaran sejumlah uang, Fallah pun enggan berkomentar.

“Motifnya rencana mau melakukan pembunuhan kepada pastor. Sudah aman sekarang,” kata dia.

Menurut dia, polisi akan melakukan pengamanan kepada sejumlah gereja yang ada di Kota Medan. Kata Fallah, barang bukti sementara yang diamankan adalah sepeda motor, pisau dan ransel yang diduga untuk membawa bom tersebut.

“Ada pakaian juga di dalam ranselnya itu. Tidak ada berserakan. Itu yang diledakkan yang dalam tas. Ada satu yang meledak. Tidak ada luka bakar, korban hanya luka tusuk,” tandas Fallah.

Diberitakan sebelumnya, saat itu ibadah Misa dimulai di Gereja terssebut sekira pukul 08.00 WIB. Saat itu, ada sekitar 500 lebij Jemaat Gereja mengikuti ibadah misa itu. Namun, sekitar 30 menit ibadah berlangsung, percikan api muncul dari sebuah tas ransel yang disandang Ivan Armadi Hasugian. Seketika jemaat gereja berhamburan keluar gedung.

“Saya berjarak sekitar 20 meter dari anak itu. Saya lihat anak itu kok malah lari kea rah Pastur. Saya lihat di tangannya bawa pisau, “ ungkap Ananta Ginting, seorang jemaat ketika ditanyai Polisi di kafe yang berada tepat di seberang gereja.

Lebih lanjut, pria berusia 42 tahun itu mengaku kalau dirinya tidak langsung mengejar tersangka karena situasi masih sangat panik dan kalut. Namun, dia dan beberapa jemaat gereja lain meliohat tersangka ingin menyerang Pastur Albert S Pandiangan. Mendapat serangan itu, Pastur Pandiangan membela diri. Namun, akhirnya ia menderita luka robek di lengan kiri.

“Begitu melihat Pastur diserang, langsung saya kejar tersangka. Saat itu di pikiran saya hanya ingin membela Pastur yang diserang. Saya tidak berpikir lagi di dalam tasnya ada bahan peledak atau tidak dan akan meledak atau tidak,“ sambung pria yang mengaku tinggal di Jalan Pembangunan, Medan Selayang itu.

Ditambahkan Ananta, sebelum percikan api keluar dari dalam tas ransel yang disandang tersangka, tersangka seperti melengketkan kabel. Hal itu dilihat jelas oleh orang-orang yang duduk berdekatan dengan tersangka, waktu peribadahan misa sedang berlangsung.

“Kalau dia bawa kawan atau tidak, saya tidak tahu. Namun katanya dia naik sepeda motor. Udah diamankan polisi, “ tambah Ananta.

Sebelum mengakhiri, Ananta menjelaskan kalau di Gereja Katolik Santo Yosep, siapa saja boleh mengikuti ibadah. Biasanya banyak mahasiswa USU yang ikut beribadah di Gereja Katolik Santp Yosep. Meski begitu, sesuai peraturan di gereja itu, jemaat yang membawa tas ransel tidak boleh menyandang
masuk ke dalam gereja, seperti yang dilakukan tersangka.

Jemaan lainnya, Klara (45), sebelumnya juga menarih curiga dengan tersangka. Pasalnya, dia tidak pernah melihat pelaku beribadah di gereja itu. Ditambah lagi, dia mengenakan ransel.

“Setelah baca injil dan mau homili (khotbah yang berkaitan dengan isi Kitab Suci), tiba-tiba saya melihat ada lelaki pendek lari. Dia mengenakan jaket dan bawa ransel,” kata Klara.

Lelaki mencurigakan itu, kata Klara berlari menuju pastor sembari mengeluarkan pisau. “Siap pembacaan Injil, dari ranselnya ada percikan api. Anak-anak (jemaat lainnya) juga melihat percikan api itu dan bilang ada bom,” tambahnya.

Dia mengaku, ada ledakan sekali terjadi di gereja tersebut. Menurutnya, ledakan itu mengeluarkan suara yang lumayan deras. “Kami kira ada lampu yang meledak,” ujarnya.

Tak lama kemudian, ratusan jemaat yang melihat Ivan berlari ke arah pastor Albert, berusaha melindungi. Kemudian, beberapa di antara jemaat pun menghubungi polisi. Diduga bom sempat meledak ketika pelaku berusaha mendekati korbannya. Sekitar pukul 09.00 WIB, polisi tiba di lokasi kejadian yang kemudian langsung mengamankan pelaku. (ted/ain)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/