31.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Aihh… Pegawai di Kantor Ini Senang Kadisnya Dipenjara

Foto: Bayu/PM Sidang kasus korupsi dengan terdakwa Kadisperindag Medan, di Pengadilan Tipikor PN Medan, Senin (27/10/2015).
Foto: Bayu/PM
Sidang kasus korupsi dengan terdakwa Kadisperindag Medan, di Pengadilan Tipikor PN Medan, Senin (27/10/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penahanan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kota Medan, Syahrizal Arief di Rutan Tanjung Gusta Klas I Medan atas kasus korupsi, tidak membuat semangat kerja para pegawainya lesu. Malahan, 65 persen pegawai di sana menyambut hal itu dengan euforia (perasaan gembira).

Hal itu terkuak saat wartawan berkunjung ke kantor Disperindag Medan, Rabu (28/10) siang. “Di kantor ini ada pro kontra dengan dia (Syahrizal, red). Begitu kami dapat kabar kalau dia ditahan, kami pun langsung euforia,” ungkap salah seorang pegawai minta jati dirinya dirahasiakan.

Selama Syahrizal memimpin di dinas itu, menurut sumber, para pegawai tidak senang. Pasalnya sang Kadis kerap bersikap arogan, sombong, dan memandang rendah para pegawainya. “Begitulah faktanya. Sifatnya agak lain lah,” tuturnya.

Kata sumber lagi, seminggu sebelum Syahrizal ditahan, tepat tanggal 19 Oktober lalu, mereka sudah menduga dia bakal ditahan. Soalnya, sang kadis tampak bingung mencari perlindungan. “Dia bolak-balik mau ketemu dengan Penjabat (Pj) Walikota Medan, Randiman Tarigan. Tapi, Pak Pj Walikota tak berhasil ditemuinya. Sebab, Pak Pj Walikota Medan sedang pulang kampung. Sebelumnya, di bulan Mei lalu dia tidak ditahan lantaran sudah ada surat agar ditangguhkan,” terangnya.

Satu sisi, para pegawai dinas sedih dengan nasib Ninka Sentani, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang tersangkut kasus tersebut. Pasalnya, Ninka sengaja dikorbankan Syahrizal. Sementara segala kebutuhan keluarga Ninka tak dipenuhi Syahrizal.

“Saya sedihlah. Saya pun menangis mengingat masalah ini. Dia (Ninka) janda dengan dua anak. Anaknya yang paling besar baru diwisuda dan tak ada acara syukuran. Uang untuk menutupi kebutuhan kedua anak Ninka pun tak ada diberikan,” kesalnya.

Foto: Bayu/PM Sidang kasus korupsi dengan terdakwa Kadisperindag Medan, di Pengadilan Tipikor PN Medan, Senin (27/10/2015).
Foto: Bayu/PM
Sidang kasus korupsi dengan terdakwa Kadisperindag Medan, di Pengadilan Tipikor PN Medan, Senin (27/10/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penahanan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kota Medan, Syahrizal Arief di Rutan Tanjung Gusta Klas I Medan atas kasus korupsi, tidak membuat semangat kerja para pegawainya lesu. Malahan, 65 persen pegawai di sana menyambut hal itu dengan euforia (perasaan gembira).

Hal itu terkuak saat wartawan berkunjung ke kantor Disperindag Medan, Rabu (28/10) siang. “Di kantor ini ada pro kontra dengan dia (Syahrizal, red). Begitu kami dapat kabar kalau dia ditahan, kami pun langsung euforia,” ungkap salah seorang pegawai minta jati dirinya dirahasiakan.

Selama Syahrizal memimpin di dinas itu, menurut sumber, para pegawai tidak senang. Pasalnya sang Kadis kerap bersikap arogan, sombong, dan memandang rendah para pegawainya. “Begitulah faktanya. Sifatnya agak lain lah,” tuturnya.

Kata sumber lagi, seminggu sebelum Syahrizal ditahan, tepat tanggal 19 Oktober lalu, mereka sudah menduga dia bakal ditahan. Soalnya, sang kadis tampak bingung mencari perlindungan. “Dia bolak-balik mau ketemu dengan Penjabat (Pj) Walikota Medan, Randiman Tarigan. Tapi, Pak Pj Walikota tak berhasil ditemuinya. Sebab, Pak Pj Walikota Medan sedang pulang kampung. Sebelumnya, di bulan Mei lalu dia tidak ditahan lantaran sudah ada surat agar ditangguhkan,” terangnya.

Satu sisi, para pegawai dinas sedih dengan nasib Ninka Sentani, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang tersangkut kasus tersebut. Pasalnya, Ninka sengaja dikorbankan Syahrizal. Sementara segala kebutuhan keluarga Ninka tak dipenuhi Syahrizal.

“Saya sedihlah. Saya pun menangis mengingat masalah ini. Dia (Ninka) janda dengan dua anak. Anaknya yang paling besar baru diwisuda dan tak ada acara syukuran. Uang untuk menutupi kebutuhan kedua anak Ninka pun tak ada diberikan,” kesalnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/