MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sehari mendekam di sel Polsek Percut Seituan, melunturkan nyali para anggota Pemuda Pancasila dan FKPPI yang sebelumnya bentrok di lahan garapan Pasar 1 sampai Pasar 3 Tembung. Kedua kubu, Sabtu (28/3), salam-salaman dan berjanji tidak akan membuat onar lagi.
Pimpinan PP Desa Amplas, Pinggol, berjanji pihaknya menjunjung hukum dan menghormati penegak hukum. Karena itu dia menjamin anggotanya tidak akan membuat onar lagi.
Begitu pula pihak FKPPI juga mengaku siap mentaati peraturan. “Kami juga siap untuk tidak buat onar,” janji Andre salah seorang anggota FKPPI. Kedua kubu juga mengaku tak memiliki alas hak kepemilikan lahan yang mereka rebutkan, hanya menggarap.
Bahkan usaha galian C yang dikelola kedua kubu dan letaknya berdekatan, juga tak ada izin dari pihak desa dan kecamatan. “Kami tidak punya surat tanah nya kami hanya menggarap dan berjanji tidak akan berebut,” ujar Pinggol dan beberapa anggota PP dan FKPPI.
Kedua belah pihak dibariskan dan diceramahin polisi di pelataran Polsek Percut Seituan. “Jangan sampai kalian buat onar lagi dan bentrok, kalau tidak mau kami sikat,” ujar Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, AKP Luhut Sihombing SH.
Diberitakan sebelumnya, persaingan penguasaan lahan gararapan di Pasar 1 Desa Amplas, Percut Seituan, membuat dua Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) saling serang. Lemparan batu, kayu dan saling ketapel terjadi, Jumat (27/3) sekira pukul 12.00 WIB.
Namun aksi kedua kubu tak sempat membesar dan menelan korban, setelah polisi mengamankan sejumlah orang dari kedua OKP yang bersiteru itu. ‘Perang’ kedua OKP, seperti info dihimpun kru koran ini, diduga berawal dari sengketa lahan garapan eks HGU PTPN2 yang sudah sejak lama jadi rebutan di Pasar 1 sampai Pasar 3 Tembung.
Dua kubu yang saling klaim, akhirnya menurunkan massa masing-masing dari OKP yang berbeda. Bentrok sempat terjadi dengan perang batu. Kedua kubu saling lempar batu dalam jarak hanya 20 meter. Akibatnya, 2 mobil loreng PP dan 1 mobil Avanza rusak parah terkena lemparan batu. Selanjutnya, ketiga mobil digiring ke Mapolsek Percut Sei Tuan.
Selain mengamankan 3 unit mobil dan 1 kereta, polisi juga mengamankan 15 pria berseragam FKPPI dan 10 orang berseragam Pemuda Pancasila (PP). Puluhan pentungan kayu, batu, ketapel dan lainnya sebagai alat perang, turut diamankan.
“Kedua kubu ini tak mau mengaku, mereka bersikeras tak menyerang terlebih dahulu,” ujar AKP Luhut Sihombing Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan.
“Dasar bentrok katanya dipicu masalah lahan garapan. Awal yang bersengketa ini sebenarnya antara OKP PP sendiri. Namun salah satu dari pemimpin PP yang tak senang, mengundang FKPPI dan bersiap akan melakukan penyerangan juga,” jelas
Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung, SH SIK SH yang meninjau lokasi kejadian.
Saat polisi mengamankan kedua kubu, banyak anggota OKP ini yang kabur. Sebagian yang tak sempat kabur, langsung merunduk setelah polisi menembakkan senjata laras panjangnya ke atas sebanyak tiga kali. “Tiarap gak kalian, kalau tidak kami tembak,” ujar Kompol Ronald, berusaha meredam aksi kedua kubu. Sejumlah pria berseragam OKP itu merunduk dan tiarap. Pinggol dan 10 anggotanya berhasil diamankan, sementara Senen tak terlihat lagi di lokasi.(mri/trg)