25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Vaksinasi Massal di USU, Rektor: Persiapan September Kuliah Tatap Muka

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar vaksinasi massal yang diikuti oleh 2.065 dosen dan tenaga pendidik USU di Gedung Pancasila Kampus USU, Senin (29/3) pagi.

VAKSINASI: Pelaksanaan vaksinasi massal di kampus USU, Senin (29/3).

Kegiatan ini sebagai wujud dukungan terhadap program vaksinisasi Covid-19 bagi seluruh rakyat di Indonesia, sekaligus sebagai persiapan jelang rencana perkuliahan tatap muka bulan September mendatang.

Vaksinasi massal dihadiri Rektor USU, Dr Muryanto Amin, bersama jajaran USU dan Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution, dan jajaran Pemerintah Kota (Pemko) Medan Vaksinasi melibatkan 40 orang vaksinator dari Rumah Sakit (RS) USU dan Fakultas Kedokteran (FK) USU.

“Vaksinasi massal ini sebagai bentuk percepatan persiapan dosen dan tenaga pendidikan USU untuk mengaktifkan kembali perkuliahan tatap muka yang direncanakan September 2021 mendatang. USU juga tengah mempersiapkan falitas protokol kesehatan dalam menunjang aktivitas perkuliahan luring atau luar jaringan (tatap muka) awal September,” tandas Muryanto, dalam kata sambutannya.

Ia menjelaskan, vaksinasi Covid-19 banyak manfaatnya bagi yang sudah divaksin. Pastinya, tidak gampang sakit dan tidak gampang terpapar virus corona yang bisa menyebabkan kematian. “Yang paling penting kita pahami bersama, kita memang mengalami banyak persoalan kegalauan akibat Covid-19 ini. Tidak ada satu negara pun yang mampu cepat melakukan proses penyesuaian. Karena dia dihadapkan pada dua hal sekaligus yang pertama persoalan ekonomi. Yang kedua persoalan kesehatan. Bahkan Amerika Serikat sebagai negara maju pun mengalami kegagalan luar biasa di awal-awal urusan ekonomi,” jelas Muryanto.

Muryanto mengungkapkan, semua negara menghadapi dampak ekonomi yang terjun bebas akibat pandemi Covid-19. Negara harus banyak berinvestasi membeli obat ketimbang investasi dalam pembangunan infrastruktur atau lainnya.

“Negara-negara membuat berbagai macam kebijakan penyesuaian. Kita menyebutnya Adaptasi Kebiasaan Baru,” kata Muryanto.

Terkait aktivitas belajar-mengajar dan perkuliahan secara daring, lanjutnya, hasil kajian Kemendikbud menunjukkan, ada dampak psikologis terhadap siswa dan mahasiswa. “Anak-anak tertekan secara psikologis. Ternyata, pembelajaran tatap muka tidak bisa digantikan,” sebut Muryanto.

Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution, dalam sambutannya mengatakan pelaksanaan vaksinasi massal di USU itu sebagai wujud ikhtiar dan syukur dalam menekan dan menyelesaikan pandemi Covid-19 ini.

“Hari ini para dosen tenaga pendidik ikut melaksanakan vaksinasi. Mudah-mudahan ikhtiar yang kita lakukan ini membuahkan hasil kesehatan kepada kita semua dan kesehatan kepada Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara,” ucap Bobby.

Bobby menjelaskan, Pemko Medan kembali menerima vaksin Covid-19 sebanyak 345.260 dosis dari Pemerintah Pusat. Karena itu, pihaknya terus menggenjot percepatan vaksinasi kepada warga Kota Medan. “Pemko Medan mempunyai target mencapai 75 persen kekebalan massal. Vaksinasi massal ini merupakan salahsatu upaya konkrit mencapai target tersebut,” kata Bobby.

Selain penanganan masalah kesehatan, kata Bobby, Pemko Medan juga concern dalam hal pemulihan perekonomian. Karena itu, dalam setiap program prioritas yakni kesehatan, infrastruktur, kebersihan, penanganan banjir, dan pembenahan kawasan heritage Kesawan itu, Pemko Medan konsisten melakukan langkah-langkah pemutusan penyebaran Covid-19 sekaligus pemulihan ekonomi.

Salah satu langkah pemulihan ekonomi, sebutnya, memberdayakan dan memberi ruang bagi pelaku UMKM untuk mewujudkan Medan sebagai The Kitchen of Asia di kawasan Kesawan.

Di akhir sambutannya sebelum membuka kegiatan ini, Wali Kota juga mengucapkan terima kasih pada USU yang telah mengutus putra-putra terbaiknya untuk membantu menangani persoalan kebersihan, termasuk soal pengelolaan sampah yang membutuhkan kolaborasi antara Pemko Medan dan Deliserdang.

Usai memberikan sambutan, Wali Kota bersama Rektor USU meninjau area vaksinasi. Sebanyak 40 vaksinator dari RS Fakultas Kesehatan USU memberikan pelayanan dengan teliti namun penuh keramahan.

Vaksinasi Bagi Lansia Masih Rendah

Sementara itu, perkembangan vaksinasi tahap pertama untuk kalangan lanjut usia atau lansia di Sumut, hingga kemarin masih berjalan lambat. Sedangkan untuk tenaga kesehatan (nakes) sudah 100 persen, dan pelayan publik telah berjalan sekitar 14 persen.

“Ya, untuk nakes sudah 100 persen. Itu sudah dua tahap (dua dosis). Pelayan publik baru berjalan 14 persen, dan lansia yang masih rendah baru 3,26 persen,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, Aris Yudhariansyah menjawab Sumut Pos, Senin (29/3).

Terkhusus vaksinasi bagi lansia, Aris mengakui ada target cukup tinggi dari pemerintah pusat terutama di ibukota provinsi seperti Medan. Bahwa ditarget untuk ibukota provinsi sebanyak 1,2 juta orang lansia mesti disuntik vaksin Covid-19.

“Sasarannya untuk lansia ini tinggi, 1,2 juta orang. Dan itu khusus Kota Medan aja. Arahan dari pusat harus ibukota provinsi saja (target vaksin untuk lansia),” katanya.

Ia menyebutkan, lebih tinggi target vaksinasi bagi lansia daripada pejabat publik untuk mendapat dosis kekebalan dari Covid-19. “Ya, mungkin saat ini para lansia masih tanya-tanya dulu, aman tidak vaksinasi tersebut bagi mereka. Dan memang lebih tinggi (target dan jatah vaksin) untuk lansia ketimbang pejabat publik. Sebab mereka masuk kategori usia rentan, di mana masih tinggi angka kematian kita dari usia tersebut,” katanya.

Aris menambahkan, saat ini dosis vaksin lebih baik maksimal 28 hari pascadisuntik pertama kali ke tubuh. Artinya pada rentang waktu tersebut, kekebalan tubuh sudah terbentuk dari serangan virus Corona.

“Nah jadi kalau pertama itu 14 hari setelah suntik pertama, sekarang lebih baik 28 hari maksimalnya untuk suntik kedua. Di situ akan terbentuk imun tubuh kita sehingga bisa punya kekuatan untuk melawan covid jika terpapar. Tapi tidak boleh lebih dari 28 hari ya,” pungkasnya.

Doa Bersama

Pemprov Sumut kembali menggelar doa bersama lintas agama secara serentak yang dipusatkan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Medan kemarin.

Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pandemi Covid-19 di Indonesia terkhusus Sumut segera berakhir.

“Yang pastinya Covid-19 ini adalah datangnya dari Tuhan. Dunia merasakan dampak ini semua. Sehingga Tuhan juga yang bisa mengambil Covid-19 ini,” kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.

Menurut Edy, kegiatan doa lintas agama secara serentak ini merupakan yang ketiga kalinya digelar Pemprov Sumut selama pandemi Covid-19.

“Insyaallah dengan doa kita yang ketiga ini virus Corona ini bisa berakhir. Nggak juga yang ketiga, kita minta keempat, minta kelima. Tapi yang saya sayangkan tadi, kita berdoa di sini, yang di luar tetap saja jalan sana sini. Mungkin itu salah satunya doa kita yang tidak terkabul,” terangnya.

Untuk menghentikan pandemi Covid-19, tegas Edy, seluruh masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan di dalam melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk ketika melaksanakan ibadah di rumah ibadah.

“Protokol kesehatan di rumah ibadah, masih ada yang belum berjalan. Di sini ada semua tokoh agama yang hadir. Menginstruksikan tempat-tempat ibadah agar menerapkan protokol kesehatan, karena kita tak bisa menutup tempat ibadah,” sebutnya. (gus/prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar vaksinasi massal yang diikuti oleh 2.065 dosen dan tenaga pendidik USU di Gedung Pancasila Kampus USU, Senin (29/3) pagi.

VAKSINASI: Pelaksanaan vaksinasi massal di kampus USU, Senin (29/3).

Kegiatan ini sebagai wujud dukungan terhadap program vaksinisasi Covid-19 bagi seluruh rakyat di Indonesia, sekaligus sebagai persiapan jelang rencana perkuliahan tatap muka bulan September mendatang.

Vaksinasi massal dihadiri Rektor USU, Dr Muryanto Amin, bersama jajaran USU dan Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution, dan jajaran Pemerintah Kota (Pemko) Medan Vaksinasi melibatkan 40 orang vaksinator dari Rumah Sakit (RS) USU dan Fakultas Kedokteran (FK) USU.

“Vaksinasi massal ini sebagai bentuk percepatan persiapan dosen dan tenaga pendidikan USU untuk mengaktifkan kembali perkuliahan tatap muka yang direncanakan September 2021 mendatang. USU juga tengah mempersiapkan falitas protokol kesehatan dalam menunjang aktivitas perkuliahan luring atau luar jaringan (tatap muka) awal September,” tandas Muryanto, dalam kata sambutannya.

Ia menjelaskan, vaksinasi Covid-19 banyak manfaatnya bagi yang sudah divaksin. Pastinya, tidak gampang sakit dan tidak gampang terpapar virus corona yang bisa menyebabkan kematian. “Yang paling penting kita pahami bersama, kita memang mengalami banyak persoalan kegalauan akibat Covid-19 ini. Tidak ada satu negara pun yang mampu cepat melakukan proses penyesuaian. Karena dia dihadapkan pada dua hal sekaligus yang pertama persoalan ekonomi. Yang kedua persoalan kesehatan. Bahkan Amerika Serikat sebagai negara maju pun mengalami kegagalan luar biasa di awal-awal urusan ekonomi,” jelas Muryanto.

Muryanto mengungkapkan, semua negara menghadapi dampak ekonomi yang terjun bebas akibat pandemi Covid-19. Negara harus banyak berinvestasi membeli obat ketimbang investasi dalam pembangunan infrastruktur atau lainnya.

“Negara-negara membuat berbagai macam kebijakan penyesuaian. Kita menyebutnya Adaptasi Kebiasaan Baru,” kata Muryanto.

Terkait aktivitas belajar-mengajar dan perkuliahan secara daring, lanjutnya, hasil kajian Kemendikbud menunjukkan, ada dampak psikologis terhadap siswa dan mahasiswa. “Anak-anak tertekan secara psikologis. Ternyata, pembelajaran tatap muka tidak bisa digantikan,” sebut Muryanto.

Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution, dalam sambutannya mengatakan pelaksanaan vaksinasi massal di USU itu sebagai wujud ikhtiar dan syukur dalam menekan dan menyelesaikan pandemi Covid-19 ini.

“Hari ini para dosen tenaga pendidik ikut melaksanakan vaksinasi. Mudah-mudahan ikhtiar yang kita lakukan ini membuahkan hasil kesehatan kepada kita semua dan kesehatan kepada Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara,” ucap Bobby.

Bobby menjelaskan, Pemko Medan kembali menerima vaksin Covid-19 sebanyak 345.260 dosis dari Pemerintah Pusat. Karena itu, pihaknya terus menggenjot percepatan vaksinasi kepada warga Kota Medan. “Pemko Medan mempunyai target mencapai 75 persen kekebalan massal. Vaksinasi massal ini merupakan salahsatu upaya konkrit mencapai target tersebut,” kata Bobby.

Selain penanganan masalah kesehatan, kata Bobby, Pemko Medan juga concern dalam hal pemulihan perekonomian. Karena itu, dalam setiap program prioritas yakni kesehatan, infrastruktur, kebersihan, penanganan banjir, dan pembenahan kawasan heritage Kesawan itu, Pemko Medan konsisten melakukan langkah-langkah pemutusan penyebaran Covid-19 sekaligus pemulihan ekonomi.

Salah satu langkah pemulihan ekonomi, sebutnya, memberdayakan dan memberi ruang bagi pelaku UMKM untuk mewujudkan Medan sebagai The Kitchen of Asia di kawasan Kesawan.

Di akhir sambutannya sebelum membuka kegiatan ini, Wali Kota juga mengucapkan terima kasih pada USU yang telah mengutus putra-putra terbaiknya untuk membantu menangani persoalan kebersihan, termasuk soal pengelolaan sampah yang membutuhkan kolaborasi antara Pemko Medan dan Deliserdang.

Usai memberikan sambutan, Wali Kota bersama Rektor USU meninjau area vaksinasi. Sebanyak 40 vaksinator dari RS Fakultas Kesehatan USU memberikan pelayanan dengan teliti namun penuh keramahan.

Vaksinasi Bagi Lansia Masih Rendah

Sementara itu, perkembangan vaksinasi tahap pertama untuk kalangan lanjut usia atau lansia di Sumut, hingga kemarin masih berjalan lambat. Sedangkan untuk tenaga kesehatan (nakes) sudah 100 persen, dan pelayan publik telah berjalan sekitar 14 persen.

“Ya, untuk nakes sudah 100 persen. Itu sudah dua tahap (dua dosis). Pelayan publik baru berjalan 14 persen, dan lansia yang masih rendah baru 3,26 persen,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, Aris Yudhariansyah menjawab Sumut Pos, Senin (29/3).

Terkhusus vaksinasi bagi lansia, Aris mengakui ada target cukup tinggi dari pemerintah pusat terutama di ibukota provinsi seperti Medan. Bahwa ditarget untuk ibukota provinsi sebanyak 1,2 juta orang lansia mesti disuntik vaksin Covid-19.

“Sasarannya untuk lansia ini tinggi, 1,2 juta orang. Dan itu khusus Kota Medan aja. Arahan dari pusat harus ibukota provinsi saja (target vaksin untuk lansia),” katanya.

Ia menyebutkan, lebih tinggi target vaksinasi bagi lansia daripada pejabat publik untuk mendapat dosis kekebalan dari Covid-19. “Ya, mungkin saat ini para lansia masih tanya-tanya dulu, aman tidak vaksinasi tersebut bagi mereka. Dan memang lebih tinggi (target dan jatah vaksin) untuk lansia ketimbang pejabat publik. Sebab mereka masuk kategori usia rentan, di mana masih tinggi angka kematian kita dari usia tersebut,” katanya.

Aris menambahkan, saat ini dosis vaksin lebih baik maksimal 28 hari pascadisuntik pertama kali ke tubuh. Artinya pada rentang waktu tersebut, kekebalan tubuh sudah terbentuk dari serangan virus Corona.

“Nah jadi kalau pertama itu 14 hari setelah suntik pertama, sekarang lebih baik 28 hari maksimalnya untuk suntik kedua. Di situ akan terbentuk imun tubuh kita sehingga bisa punya kekuatan untuk melawan covid jika terpapar. Tapi tidak boleh lebih dari 28 hari ya,” pungkasnya.

Doa Bersama

Pemprov Sumut kembali menggelar doa bersama lintas agama secara serentak yang dipusatkan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Medan kemarin.

Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pandemi Covid-19 di Indonesia terkhusus Sumut segera berakhir.

“Yang pastinya Covid-19 ini adalah datangnya dari Tuhan. Dunia merasakan dampak ini semua. Sehingga Tuhan juga yang bisa mengambil Covid-19 ini,” kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.

Menurut Edy, kegiatan doa lintas agama secara serentak ini merupakan yang ketiga kalinya digelar Pemprov Sumut selama pandemi Covid-19.

“Insyaallah dengan doa kita yang ketiga ini virus Corona ini bisa berakhir. Nggak juga yang ketiga, kita minta keempat, minta kelima. Tapi yang saya sayangkan tadi, kita berdoa di sini, yang di luar tetap saja jalan sana sini. Mungkin itu salah satunya doa kita yang tidak terkabul,” terangnya.

Untuk menghentikan pandemi Covid-19, tegas Edy, seluruh masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan di dalam melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk ketika melaksanakan ibadah di rumah ibadah.

“Protokol kesehatan di rumah ibadah, masih ada yang belum berjalan. Di sini ada semua tokoh agama yang hadir. Menginstruksikan tempat-tempat ibadah agar menerapkan protokol kesehatan, karena kita tak bisa menutup tempat ibadah,” sebutnya. (gus/prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/