31.7 C
Medan
Sunday, May 26, 2024

BBPOM: Tapi… Kami Temukan Vaksin Kedaluarsa

Ia mengungkapkan, langkah pihaknya mendatangi dan memeriksa vaksin di sarana kesehatan pelaksana vaksinasi ini menyusul kasus vaksin palsu yang marak menjadi pemberitaan belakangan ini. Terlebih, polisi menyatakan Medan menjadi salah satu daerah penyebaran vaksin palsu itu.

Ali Bata mengaku, kasus vaksin dan serum palsu pernah diungkap di Sumut. Setidaknya, ada 4 kasus vaksin palsu yang terungkap sejak 2014. Tiga pelakunya sudah diproses hukum.

“Sebelum kasus vaksin palsu yang baru ini, kita pernah mengungkap beberapa kasus vaksin dan serum palsu. Kasus yang ditemukan yaitu pembuatan dan penjualan vaksin serta serum antitetanus. Vaksin atau serum itu dipalsukan dengan mengganti label pada sampul obat antialergi,” bebernya.

Kasus pertama diungkap Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BBPOM Medan bersama Polda Sumut, yang menggeledah rumah tinggal di Medan pada 11 Februari 2014. Dari hasil penggeledahan, ditemukan Antitetanus Serum (ATS) injeksi palsu. Isi serum dengan label ATS ini ternyata obat antialergi Dipenhydramin injeksi.

“Modusnya pelaku melepas label Dipenhydramin dan memasang label ATS atau label vaksin tetanus (Vaksin TT) pada sampul obat antialergi itu. Sampulnya memang hampir sama,” terang Ali Bata.

Dilanjutkannya, dalam kasus ini petugas menangkap tersangka DS yang mengaku menjual ATS atau vaksin TT palsu seharga Rp120 ribu per item. “Kita sudah melakukan proses projustisia. Kasusnya sudah dilimpahkan, dan bahkan pelaku sudah dijatuhi hukuman di Pengadilan Negeri (PN) Medan,” ucap Ali Bata.

Masih kata dia, berdasarkan pengakuan DS yang menginformasikan adanya pemalsu lainnya, petugas menggeledah rumah tinggal di Kota Binjai pada 12 Februari 2014 milik HI. Dari sana, ditemukan 106 sampul yang ternyata berisi obat antialergi Dipenhydramin, serta label ATS injeksi, label vaksin TT, dan kotak ATS injeksi. Namun, tersangka HI melarikan diri.

Tak sampai di sana, petugas juga memeriksa Apotek MR di Medan. Di tempat ini, ditemukan 10 ATS palsu.

“Pemilik Apotek RM yaitu berinisial RS, mengaku memperoleh ATS injeksi itu dari sales freelance. Terhadap tersangka RS ini telah menjalani proses hukum dan perkaranya tahap II dan sudah disidangkan di PN Medan,” cetus Ali Bata.

Ia mengungkapkan, langkah pihaknya mendatangi dan memeriksa vaksin di sarana kesehatan pelaksana vaksinasi ini menyusul kasus vaksin palsu yang marak menjadi pemberitaan belakangan ini. Terlebih, polisi menyatakan Medan menjadi salah satu daerah penyebaran vaksin palsu itu.

Ali Bata mengaku, kasus vaksin dan serum palsu pernah diungkap di Sumut. Setidaknya, ada 4 kasus vaksin palsu yang terungkap sejak 2014. Tiga pelakunya sudah diproses hukum.

“Sebelum kasus vaksin palsu yang baru ini, kita pernah mengungkap beberapa kasus vaksin dan serum palsu. Kasus yang ditemukan yaitu pembuatan dan penjualan vaksin serta serum antitetanus. Vaksin atau serum itu dipalsukan dengan mengganti label pada sampul obat antialergi,” bebernya.

Kasus pertama diungkap Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BBPOM Medan bersama Polda Sumut, yang menggeledah rumah tinggal di Medan pada 11 Februari 2014. Dari hasil penggeledahan, ditemukan Antitetanus Serum (ATS) injeksi palsu. Isi serum dengan label ATS ini ternyata obat antialergi Dipenhydramin injeksi.

“Modusnya pelaku melepas label Dipenhydramin dan memasang label ATS atau label vaksin tetanus (Vaksin TT) pada sampul obat antialergi itu. Sampulnya memang hampir sama,” terang Ali Bata.

Dilanjutkannya, dalam kasus ini petugas menangkap tersangka DS yang mengaku menjual ATS atau vaksin TT palsu seharga Rp120 ribu per item. “Kita sudah melakukan proses projustisia. Kasusnya sudah dilimpahkan, dan bahkan pelaku sudah dijatuhi hukuman di Pengadilan Negeri (PN) Medan,” ucap Ali Bata.

Masih kata dia, berdasarkan pengakuan DS yang menginformasikan adanya pemalsu lainnya, petugas menggeledah rumah tinggal di Kota Binjai pada 12 Februari 2014 milik HI. Dari sana, ditemukan 106 sampul yang ternyata berisi obat antialergi Dipenhydramin, serta label ATS injeksi, label vaksin TT, dan kotak ATS injeksi. Namun, tersangka HI melarikan diri.

Tak sampai di sana, petugas juga memeriksa Apotek MR di Medan. Di tempat ini, ditemukan 10 ATS palsu.

“Pemilik Apotek RM yaitu berinisial RS, mengaku memperoleh ATS injeksi itu dari sales freelance. Terhadap tersangka RS ini telah menjalani proses hukum dan perkaranya tahap II dan sudah disidangkan di PN Medan,” cetus Ali Bata.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/