MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah peristiwa pohon tumbang di Kota Medan yang diakibatkan berbagai faktor, langsung disikapi oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Medan.
Pemko Medan memastikan akan membantu masyarakat yang menjadi korban pohon tumbang, di mana anggarannya telah dimasukkan ke APBD sejak 2019 ini.
“Kepada korban tertimpa pohon, baik kendaraan atau manusianya, pasti akan kami berikan bantuan sosial yang disebut dengan istilah ‘Asuransi Pohon’. Bantuan atau pertanggungan kelayakan yang diberikan tentu disesuaikan dengan kondisi yang ada,” ujar Kepala Dinas (Kadis) Kebersihan dan Pertamanan kota Medan, M Husni kepada Sumut Pos, Senin (29/7).
Menurut Husni, program tersebut sudah berjalan sejak tahun ini dan masyarakat yang menjadi korban pada insiden pohon tumbang beberapa waktu yang lalu sudah mendapat bantuan. Asuransi itu dipersiapkan Pemko Medan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan senilai Rp200 juta.
Namun ke depan, pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan akan mengajukan nilai anggarannya agar bisa ditingkatkan hingga senilai Rp400 juta. Tujuannya, agar pada pengajuan APBD ke depannya, resiko sosial ini bisa dipikul dengan lebih baik.
Pengajuan jumlah anggaran itu, lanjutnya, karena pepohonan di Kota Medan sangat banyak jumlahnya, mencapai puluhan ribu. Apalagi dari jumlah itu, 60 persen di antaranya didominasi oleh jenis pohon angsana yang cenderung kurang kuat.
“Kalau untuk penghijauan pohon angsana ini memang cocok, tapi dari sisi ketahanan, jenis ini sangat rentan. Jika dibiarkan tinggi, dahannya mudah lapuk. Angsana itu seharusnya ditanam di hutan kota,” jelas Husni.
Namun begitu, kata Husni, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Meski Kota Medan didominasi pohon Angsana, pihaknya akan tetap melakukan perawatan, salah satunya dengan terus fokus dalam melakukan pemangkasan terhadap pohon-pohon yang dinilai tidak kondusif serta upaya-upaya lainnya untuk menekan terjadinya resiko yang lebih tinggi.
Dilanjutkan Husni, karakter Kota Medan seharusnya lebih cocok ditanami oleh jenis tanaman pohon trambesi, mahoni dan tanjung. “Secara bertahap, kami akan membangun database pohon yang berguna untuk penyesuaian kebutuhan kota. Jadi kesan penghijauannya lebih tepat. Tapi itu butuh waktu ,sebab jumlahnya yang sangat banyak,” papar Husni.
Untuk di badan atau di bahu jalan, lanjutnya, akan dicari pohon yang sesuai dengan konsep hijau. Bahkan ke depan akan disesuaikan dengan konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH). “Nantinya pohon-pohon Angsana yang berada di bahu jalan dan kita nilai dapat membahayakan pengguna jalan, secara bertahap akan kita lakukan peremajaan. Yakni, dengan mengganti pohon-pohon tersebut dengan jenis pohon lainnya yang kita nilai jauh lebih kokoh seperti trambesi, mahoni dan tanjung,” tuturnya.
Dikatakan Husni, untuk pohon-pohon Angsana yang tidak berada di bahu jalan dan dinilai tidak membahayakan, tetap akan dipertahankan dengan melakukan perawatan seperti pemangkasan rutin.”Kami juga minta kepedulian masyarakat terhadap pohon-pohon yang ada di sekitarnya. Jangan ada yang membakar pohon atau membakar sesuatu dengan jarak yang dekat dengan pohon. Sebab ada beberapa pohon yang tumbang akibat dibakar, contohnya di kawasan jalan Sekip,” pungkasnya. (map/ila)