MEDAN, SUMUTPOS.CO-Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengajak seluruh masyarakat Melayu untuk melestarikan budaya dan adat istiadatnya. Budaya Melayu merupakan bagian dari keanekaragaman budaya bangsa yang berjasa membentuk kepribadian bangsa.
Disampaikan Tengku Erry Nuradi dalam acara memperingati Hari Ulang Tahun ke 17 (Hari Keputeraan) Kesultanan Deli XIV, Sultan Arya Lamanjiji Perkasa Alam yang berlangsung meriah di Istana Maimoon, Jalan Brigjen Katamso Medan, Sabtu (29/8).
Hadir pejabat dari sejumlah pemangku adat Kesultanan Melayu dari pesisir pantai timur dan barat Sumatera, pemangku adat Kesultanan Melayu Deli, Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Syamsul Arifin gelar Datu’ Sri Lilawangsa, Ketua DPRD Sumut Ajib Shah, Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi dan sejumlah pejabat lainnya.
Kesempatan itu, Erry mengajak Sultan Deli ke XIV, Sultan Arya Lamanjiji untuk melanjutkan cita-cita tokoh Melayu yang telah berjasa memperjuangan kemajuan tanah Melayu dan Sumut pada masa lalu.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan dan pendahulunya. Perjuangan mereka sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa dan raga,” sebut Erry.
“Masa kemerdekaan Kesultanan Deli berjuang menegakkan marwa dan martabat bangsa. Mari kita lanjutkan cita-cita para pendahulu. Salah satunya dengan tetap melestarikan budaya Melayu,” ajak Erry.
Bahasa Indonesia, salah satu bukti peran Melayu dalam merekat persatuan bangsa Indonesia. Keberadaan Bahasa Indonesia tersebut sebagai bukti sejarah yang harus tetap lestari selamanya.
“Warisan sejarah ini bukan hanya kebanggaan masyarakat Melayu atau masyarakat Sumatera Utara semata, tetapi juga menjadi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Erry.
Semetara Ketua Umum Masyarakat Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Syamsul Arifin gelar Datu’ Sri Lilawangsa mengatakan, Indonesia kaya akan ragam suku, adat dan istiadat. Keragaman itu menjadi kebanggan Bangsa Indonesia.
“Perbedaan suku, adat istiadat harus menyatukan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kuat dan bermartabat,” sebut Syamsul.
Syamsul mengatakan, Indonesia akan menjadi kiblat penelitian budaya terbesar di dunia pada masa mendatang.(gus/btr)