29.2 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Dirlantas Ajak Mayarakat jadi Motor Perubahan

Triadi wibowo/Sumut pos_
Pengendara sepeda motor berkendara lengkap di Jalan Panglima Denai Menteng Medan, Minggu (10/9)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tingkat kedisplinan dan kepedulian pengguna jalan di Medan dewasa ini masih minim. Sejumlah upaya dianggap sudah dilakukan untuk menegakkan ketertiban. Namun, apa daya hukum hanya berlaku ketika ada polisi.

Melihat kondisi ini, Direktur Lalulintas Polda Sumut Kombes Raden Heru Prakoso mengatakan, ada sebuah inovasi yang telah dia rancang. Tujuannya untuk menciptakan kondisi dan situasi Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Berlalulintas (Kamseltibcarlantas). Dia ingin membangun kedisplinan masyarakat, para pengguna jalan.

Menurutnya, upaya-upaya yang telah dilakukan pejabat polri baik setingkat Kasatlantas maupun Dirlantas masih belum maksimal. Menjadi catatan, tingkat kecelakaan lalulintas (Lakalatans) masih tinggi katanya.

Di 2016 Lakalantas mencapai 6276 ribu kejadian. Bila dibagi 365 hari, per hari rata-rata ada 17-18 lakalantas dengan jumlah korban meningal dunia 1765 atau 4-5 orang meninggal dalam sehari kemudian 2568 luka berat atau 7-8 orang per hari nya.

Pada 2017 semester pertama, Januari-Juni, memang mengalami penurunan. Terdata 2591 lakalantas atau 14-15 per harinya. Kemudian jumlah korban meningal dunia 788 atau 4-5 orang perhari dan luka berat 889 atau 4-5 orang per harinya.

Memang, tingnkat lakalantas tahun ini memgalami penurunan, namun korban vatalitas masih cukup memprihatinkan.

Menurut Heru, Perlu adanya upaya untuk merubah mental perilaku dan displin pengguna jalan. Oleh karena itu perlu ada peran pengguna jalan.  Apapun inovasi kreatifitas polri tanpa didukung pengguna jalan, hasilnya tidak mungkin maksimal bahkan sia-sia, katanya. Karena sifatnya sementara.

“Kita lakukan bulan tertib lalulintas, tapi hanya tertib sebulan itu. Setelah itu kembali lagi. Perilaku pengguna jalan jni tidak mematuhi peraturan, tidak menghargai sesasama pengguna.  Ini yang ingin diubah, ” katanya, belum lama ini.

Untuk itu Ditlantas sedang membuat program jangka panjang yang akan bekerjasama dengan dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota untuk memasukkan pendidikan lalulintas mulai dari TK,  SD, SMP dan SMA.

Untuk tahun ini sedang diupayakan dan pilot projectnya di tingkat SMA. Modul, perencana dan koordinasi sudah dilaksanakan. Ini akan program jangka panjang.

Program jangka pendeknya, kata Heru, dari masalah displin dan ketidakpatuhan. Dia yakin masih ada masyarakat yang patuh dan ingin Medan tertib. Untuk itu dia ingin membuat satu program merangkul atau mnggandeng masyarakat yang cinta dan tertib berlalulintas dan ingin Medan dan Sumut tertib berlalulintas.

Triadi wibowo/Sumut pos_
Pengendara sepeda motor berkendara lengkap di Jalan Panglima Denai Menteng Medan, Minggu (10/9)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tingkat kedisplinan dan kepedulian pengguna jalan di Medan dewasa ini masih minim. Sejumlah upaya dianggap sudah dilakukan untuk menegakkan ketertiban. Namun, apa daya hukum hanya berlaku ketika ada polisi.

Melihat kondisi ini, Direktur Lalulintas Polda Sumut Kombes Raden Heru Prakoso mengatakan, ada sebuah inovasi yang telah dia rancang. Tujuannya untuk menciptakan kondisi dan situasi Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Berlalulintas (Kamseltibcarlantas). Dia ingin membangun kedisplinan masyarakat, para pengguna jalan.

Menurutnya, upaya-upaya yang telah dilakukan pejabat polri baik setingkat Kasatlantas maupun Dirlantas masih belum maksimal. Menjadi catatan, tingkat kecelakaan lalulintas (Lakalatans) masih tinggi katanya.

Di 2016 Lakalantas mencapai 6276 ribu kejadian. Bila dibagi 365 hari, per hari rata-rata ada 17-18 lakalantas dengan jumlah korban meningal dunia 1765 atau 4-5 orang meninggal dalam sehari kemudian 2568 luka berat atau 7-8 orang per hari nya.

Pada 2017 semester pertama, Januari-Juni, memang mengalami penurunan. Terdata 2591 lakalantas atau 14-15 per harinya. Kemudian jumlah korban meningal dunia 788 atau 4-5 orang perhari dan luka berat 889 atau 4-5 orang per harinya.

Memang, tingnkat lakalantas tahun ini memgalami penurunan, namun korban vatalitas masih cukup memprihatinkan.

Menurut Heru, Perlu adanya upaya untuk merubah mental perilaku dan displin pengguna jalan. Oleh karena itu perlu ada peran pengguna jalan.  Apapun inovasi kreatifitas polri tanpa didukung pengguna jalan, hasilnya tidak mungkin maksimal bahkan sia-sia, katanya. Karena sifatnya sementara.

“Kita lakukan bulan tertib lalulintas, tapi hanya tertib sebulan itu. Setelah itu kembali lagi. Perilaku pengguna jalan jni tidak mematuhi peraturan, tidak menghargai sesasama pengguna.  Ini yang ingin diubah, ” katanya, belum lama ini.

Untuk itu Ditlantas sedang membuat program jangka panjang yang akan bekerjasama dengan dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota untuk memasukkan pendidikan lalulintas mulai dari TK,  SD, SMP dan SMA.

Untuk tahun ini sedang diupayakan dan pilot projectnya di tingkat SMA. Modul, perencana dan koordinasi sudah dilaksanakan. Ini akan program jangka panjang.

Program jangka pendeknya, kata Heru, dari masalah displin dan ketidakpatuhan. Dia yakin masih ada masyarakat yang patuh dan ingin Medan tertib. Untuk itu dia ingin membuat satu program merangkul atau mnggandeng masyarakat yang cinta dan tertib berlalulintas dan ingin Medan dan Sumut tertib berlalulintas.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/