28.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Bayi Kembar Siam Sudah Bisa Membuka Mata dan Menggerakkan Kaki

INKUBATOR: Nurhasanah, bayi kembar siam pascaoperasi pemisahan di RS H Adam Malik Medan.
INKUBATOR: Nurhasanah, bayi kembar siam pascaoperasi pemisahan di RS H Adam Malik Medan.

Masa kritis bayi kembar siam, Nurhasanah telah terlewati. Bayi yang dioperasi pada Rabu (19/11) ini sudah bisa membuka mata dan menggerakkan kakinya. Bayi dari pasangan Hendri Sinuraya (25) dan Nurhayati br Tarigan (23) ini masih dirawat di ruang perawatan khusus anak, Perinatal Intensif Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP-HAM).

Meskipun sudah melewati 8 hari masa kritisnya, tim dokter tetap terus melakukan perawatan intensif kepada bayi yang membawa telapak kaki kembarannya, yang telah mendahuluinya ini. Hal ini disampaikan oleh ketua tim penanganan bayi kembar siam, Makmur Sitepu, Jumat (29/11).

“Masa krisisnya 8 hari dan sudah dilewati, sekarang sudah 10 hari dan kondisinya sudah stabil,” katanya. Makmur mengatakan, beberapa hari lalu, kondisi Nurhasanah sempat menurun lantaran terjadi infeksi kulit yang ditutupi setelah dilakukan operasi, tetapi infeksi tersebut langsung cepat diatasi. “Kamis semalam sudah dilakukan pembersihan kulit yang mati dan mengobati infeksi kulit yang infeksi dan sudah stabil. Mudah-mudahan keadaannya terus membaik,” ujar Makmur.

Saat ini, lanjut Makmur, Nurhasanah telah bisa membuka mata dan menggerakkan kakinya, namun ia masih harus dibantu ventilator untuk bernafasan dan rencananya alat ventilator tersebut akan segera diturunkan, begitu juga dengan obat dan makanan masih diberikan melalui selang infus. “Besok (hari ini-red) pemberian ASI yang masih melalui selang NGT, akan kita coba berikan melalui mulut. Kita berharap ke depannya tetap berjalan bagus,” ujarnya.

Sementara mengenai salah satu dari kedua kaki Nurhasanah yang memiliki dua telapak kaki (satu dari bayi yang meninggal) dan dua tungkai milik Nurhasanah, Makmur mengatakan, kondisinya bagus dan bisa digerakkan. “Bayi kedua ini semuanya komplet hanya satu kakinya memilik dua telapak kaki serta satu ginjal. Di usianya 9 bulan atau beratnya 10 kg nanti, akan dilakukan koreksi telapak kakinya,” ujarnya.

Sebelumnya, dokter spesialis kebidanan dan kandungan ini menyebutkan, kelahiran bayi kembar siam yang kasusunya seperti ini, adalan 1 : 50.000 sampai 100.000 ribu bayi. “Kejadian kasus kembar siam seperti ini sangat jarang. Penyebabnya belum diketahui karena belum dilakukan penelitian,” katanya.

Sementara itu, Hendri mengaku sangat senang melihat kemajuan anaknya. “Saya berharap agar anak saya bisa lebih baik dan bisa hidup normal seperti anak lainnya dan bisa jadi teman buat istri dirumah,” katanya. (put)

INKUBATOR: Nurhasanah, bayi kembar siam pascaoperasi pemisahan di RS H Adam Malik Medan.
INKUBATOR: Nurhasanah, bayi kembar siam pascaoperasi pemisahan di RS H Adam Malik Medan.

Masa kritis bayi kembar siam, Nurhasanah telah terlewati. Bayi yang dioperasi pada Rabu (19/11) ini sudah bisa membuka mata dan menggerakkan kakinya. Bayi dari pasangan Hendri Sinuraya (25) dan Nurhayati br Tarigan (23) ini masih dirawat di ruang perawatan khusus anak, Perinatal Intensif Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP-HAM).

Meskipun sudah melewati 8 hari masa kritisnya, tim dokter tetap terus melakukan perawatan intensif kepada bayi yang membawa telapak kaki kembarannya, yang telah mendahuluinya ini. Hal ini disampaikan oleh ketua tim penanganan bayi kembar siam, Makmur Sitepu, Jumat (29/11).

“Masa krisisnya 8 hari dan sudah dilewati, sekarang sudah 10 hari dan kondisinya sudah stabil,” katanya. Makmur mengatakan, beberapa hari lalu, kondisi Nurhasanah sempat menurun lantaran terjadi infeksi kulit yang ditutupi setelah dilakukan operasi, tetapi infeksi tersebut langsung cepat diatasi. “Kamis semalam sudah dilakukan pembersihan kulit yang mati dan mengobati infeksi kulit yang infeksi dan sudah stabil. Mudah-mudahan keadaannya terus membaik,” ujar Makmur.

Saat ini, lanjut Makmur, Nurhasanah telah bisa membuka mata dan menggerakkan kakinya, namun ia masih harus dibantu ventilator untuk bernafasan dan rencananya alat ventilator tersebut akan segera diturunkan, begitu juga dengan obat dan makanan masih diberikan melalui selang infus. “Besok (hari ini-red) pemberian ASI yang masih melalui selang NGT, akan kita coba berikan melalui mulut. Kita berharap ke depannya tetap berjalan bagus,” ujarnya.

Sementara mengenai salah satu dari kedua kaki Nurhasanah yang memiliki dua telapak kaki (satu dari bayi yang meninggal) dan dua tungkai milik Nurhasanah, Makmur mengatakan, kondisinya bagus dan bisa digerakkan. “Bayi kedua ini semuanya komplet hanya satu kakinya memilik dua telapak kaki serta satu ginjal. Di usianya 9 bulan atau beratnya 10 kg nanti, akan dilakukan koreksi telapak kakinya,” ujarnya.

Sebelumnya, dokter spesialis kebidanan dan kandungan ini menyebutkan, kelahiran bayi kembar siam yang kasusunya seperti ini, adalan 1 : 50.000 sampai 100.000 ribu bayi. “Kejadian kasus kembar siam seperti ini sangat jarang. Penyebabnya belum diketahui karena belum dilakukan penelitian,” katanya.

Sementara itu, Hendri mengaku sangat senang melihat kemajuan anaknya. “Saya berharap agar anak saya bisa lebih baik dan bisa hidup normal seperti anak lainnya dan bisa jadi teman buat istri dirumah,” katanya. (put)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/