25.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

12 Atlet Atlet PON 2016 Terindikasi Doping

Foto: Wahyudin/Jawapos Suasana closing PON XIX Jabar 2016 di Stadion GBLA, Bandung (29/09/2016). PON XX akan diadakan di papua tahun 2020 mendatang.
Foto: Wahyudin/Jawapos
Suasana closing PON XIX Jabar 2016 di Stadion GBLA, Bandung (29/09/2016).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Sebanyak 12 sample atlet dari Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 terindikasi doping. Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan mencabut medali atlet yang positif memakai obat terlarang itu.

Pengurus Besar (PB) PON bersama-sama KONI Pusat mengirim sekitar 470 sample urine untuk dilakukan tes doping di National Dope Testing Laboratory di New Delhi, India. Dari hasil pemeriksaan yang sudah keluar, dinyatakan ada 12 sample terindikasi positif doping.

Sekretaris Umum PB PON, Ahmad Hadadi, menyebut pemeriksaan tersebut belum merupakan hasil resmi. Pihaknya masih menunggu hingga dua pekan mendatang.

“Hasil tes itu sebenarnya belum resmi. Pihak lab India baru memberikan pemberitahuan awal. Semua juga belum beres kok, pembayaran juga. Rencananya, pekan kedua Desember nanti baru kami dapat hasil lengkapnya secara resmi,” kata Hadadi, ketika dihubungi wartawan.
Jika hasilnya ternyata benar positif, PB PON akan melakukan sidang pada si atlet. “Kami kan juga harus memverifikasi apakah si atlet ini mengonsumsi obat ini karena punya penyakit misalnya. Itu kan perlu diverifilkasi lagi. Poinnya hasil yang 12 atlet ini belum final lah,” lanjut dia.

Hadadi enggan mengungkapkan secara lebih detil cabang-cabang olahraga yang samplenya terindikasi doping itu. Kabar yang beredar menyebut cabang-cabang olahraga tersebut adalah serta angkat besi, binaraga, berkuda, dan menembak.

Menanggapi itu, Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, yang juga Deputi IV bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, langsung bergerak cepat dengan mengirimkan surat kepada Badan Anti Doping Dunia (WADA) pada Jumat (25/11) lalu, guna meminta dokumen resminya.

“Secara lisan kami sudah mendapat laporan soal itu dua pekan lalu, tapi resminya kan belum. Lab India pun belum belum merilis zat apa yang digunakan para atlet sampai terindikasi doping. Makanya, kami langsung berkirim surat kepada WADA untuk menyegerakan lab India merilis dokumen resmi terkait nama-nama zat apa yang diduga ada unsur dopingnya,” kata Gatot wartawan, Selasa (29/11).

Dibandingkan dengan PON Riau 2012, jumlah atlet yang terindikasi doping tahun ini lebih banyak. Di Riau, ada sembilan atlet yang tersangkut doping.  “Ya, ini menjadi pelajaran lah untuk kita semua. Karena WADA sendiri saat ini lebih gencar perhatiannya untuk masalah-masalah seperti ini. Jangankan soal PON seperti ini, saat Olimpiade saja mereka tidak sungkan-sungkan untuk memberikan sanksi. Apalagi sebelumnya Indonesia sendiri kemarin-kemarin telah mendapat teguran dari WADA, meski dalam kasus beda. Salah satunya soal lab DKI Jakarta yang tidak terafiliasi dengan WADA,” ucap dia.

Gatot juga menambahkan, jika atlet yang terindikasi doping benar-benar menggunakan zat yang dilarang WADA, pihaknya melalui KONI Pusat tak akan sungkan-sungkan untuk mencabut hak medali bagi para atlet yang kemarin di PON telah berprestasi.  “Kami akan umumkan jika sudah dapat dokumen resmi. Melalui KONI juga kami akan mendrop medali jika yang bersangkutan positif (doping),” ungkap dia. (net/azw)

Foto: Wahyudin/Jawapos Suasana closing PON XIX Jabar 2016 di Stadion GBLA, Bandung (29/09/2016). PON XX akan diadakan di papua tahun 2020 mendatang.
Foto: Wahyudin/Jawapos
Suasana closing PON XIX Jabar 2016 di Stadion GBLA, Bandung (29/09/2016).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Sebanyak 12 sample atlet dari Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 terindikasi doping. Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan mencabut medali atlet yang positif memakai obat terlarang itu.

Pengurus Besar (PB) PON bersama-sama KONI Pusat mengirim sekitar 470 sample urine untuk dilakukan tes doping di National Dope Testing Laboratory di New Delhi, India. Dari hasil pemeriksaan yang sudah keluar, dinyatakan ada 12 sample terindikasi positif doping.

Sekretaris Umum PB PON, Ahmad Hadadi, menyebut pemeriksaan tersebut belum merupakan hasil resmi. Pihaknya masih menunggu hingga dua pekan mendatang.

“Hasil tes itu sebenarnya belum resmi. Pihak lab India baru memberikan pemberitahuan awal. Semua juga belum beres kok, pembayaran juga. Rencananya, pekan kedua Desember nanti baru kami dapat hasil lengkapnya secara resmi,” kata Hadadi, ketika dihubungi wartawan.
Jika hasilnya ternyata benar positif, PB PON akan melakukan sidang pada si atlet. “Kami kan juga harus memverifikasi apakah si atlet ini mengonsumsi obat ini karena punya penyakit misalnya. Itu kan perlu diverifilkasi lagi. Poinnya hasil yang 12 atlet ini belum final lah,” lanjut dia.

Hadadi enggan mengungkapkan secara lebih detil cabang-cabang olahraga yang samplenya terindikasi doping itu. Kabar yang beredar menyebut cabang-cabang olahraga tersebut adalah serta angkat besi, binaraga, berkuda, dan menembak.

Menanggapi itu, Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, yang juga Deputi IV bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, langsung bergerak cepat dengan mengirimkan surat kepada Badan Anti Doping Dunia (WADA) pada Jumat (25/11) lalu, guna meminta dokumen resminya.

“Secara lisan kami sudah mendapat laporan soal itu dua pekan lalu, tapi resminya kan belum. Lab India pun belum belum merilis zat apa yang digunakan para atlet sampai terindikasi doping. Makanya, kami langsung berkirim surat kepada WADA untuk menyegerakan lab India merilis dokumen resmi terkait nama-nama zat apa yang diduga ada unsur dopingnya,” kata Gatot wartawan, Selasa (29/11).

Dibandingkan dengan PON Riau 2012, jumlah atlet yang terindikasi doping tahun ini lebih banyak. Di Riau, ada sembilan atlet yang tersangkut doping.  “Ya, ini menjadi pelajaran lah untuk kita semua. Karena WADA sendiri saat ini lebih gencar perhatiannya untuk masalah-masalah seperti ini. Jangankan soal PON seperti ini, saat Olimpiade saja mereka tidak sungkan-sungkan untuk memberikan sanksi. Apalagi sebelumnya Indonesia sendiri kemarin-kemarin telah mendapat teguran dari WADA, meski dalam kasus beda. Salah satunya soal lab DKI Jakarta yang tidak terafiliasi dengan WADA,” ucap dia.

Gatot juga menambahkan, jika atlet yang terindikasi doping benar-benar menggunakan zat yang dilarang WADA, pihaknya melalui KONI Pusat tak akan sungkan-sungkan untuk mencabut hak medali bagi para atlet yang kemarin di PON telah berprestasi.  “Kami akan umumkan jika sudah dapat dokumen resmi. Melalui KONI juga kami akan mendrop medali jika yang bersangkutan positif (doping),” ungkap dia. (net/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/