30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Gadis SMP Hilang Terseret Arus Danau Toba, Oppungnya Meratap

Foto: bgc/net Saur Boru Manurung, ompung boru korban histeris.
Foto: bgc/net
Saur Boru Manurung, ompung boru korban meratap-ratap memanggil korban dari tepian Danau Toba.

TOBASA, SUMUTPOS.CO – Main-main bersama temannya di pantai pasir putih
Desa Parparean I, Kecamatan Porsea, Tobasa, seorang gadis SMP, Enjelika Manurung (14), hilang terseret arus Danau Toba, Rabu (29/11) siang sekira pukul 13.30 WIB.

Informasi dihimpun, sepulang sekolah korban bersama 5 teman sekolahnya datang ke lokasi untuk merayakan ulang tahun temannya, Rista Mora Sitorus (13), warga Desa Silamosik Kecamatan Bonatua Lunasi.

Setiba di lokasi, korban bersama dua rekannya yakni Putri Tobing (12) dan Rama Naiborhu (14) bermain di pantai sambil berenang. Sedangkan 3 temannya yang lain memilih duduk-duduk di warung, tak jauh dari bibir pantai.

Ketiganya sempat berjalan-jalan di air dengan kedalaman sekira 50 cm, atau sekira 50 meter dari bibir pantai. Namun ketiganya tiba-tiba terderet arus air hingga masuk ke dalam danau.

Saat itu, kedua teman korban menjerit-jerit minta tolong. Jeritan mereka didengar oleh seorang ibu yang sedang bekerja melakukan penimbunan, tak jauh dari lokasi itu.

Mendengar jeritan itu, ibu-ibu tersebut kemudian memanggil Hisar Napitupulu, pemilik warung yang tak jauh dari lokasi.

Hisar kemudian berlari ke danau sambil membawa bambu sekira 10 meter. Dia kemudian mengulurkan kayu itu kepada kedua teman korban dan menariknya ke pinggir pantai, namun korban tidak terlihat lagi.

“Saat itu ada pekerja saya yang mendengar jeritan minta tolong. Lalu pekerja saya itu memanggil saya. Saya langsung lari ke danau bawa bambu. Lalu bambu itu saya ulurkan sama mereka yang kemudian saya tarik ke pinggir pantai. Tapi saat itu korban nggak ada lagi, awalnya saya pikir cuma mereka berdua,” ujar Hisar.

“Mana kawan kami satu lagi, tadi kami tiga orang,” ujar Hisar mengulang jeritan kedua teman korban saat itu.

Selanjutnya Hisar bersama warga lain coba menyisir bibir pantai, namun tidak berhasil menemukan korban.

Pihak BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Tobasa yang mendapat informasi langsung menurunkan tim penyelam dan 1 unit speed boat untuk mencari korban.

Lokasi yang sepi dan jauh dari pemukiman ini langsung dikerumuni warga sekitar. Pantauan wartawan, di lokasi wisata ini hanya ada satu warung, sedangkan pemukiman warga berjarak sekira 1 Km dari lokasi pantai.

Foto: bgc/net Saur Boru Manurung, ompung boru korban histeris.
Foto: bgc/net
Saur Boru Manurung, ompung boru korban meratap-ratap memanggil korban dari tepian Danau Toba.

TOBASA, SUMUTPOS.CO – Main-main bersama temannya di pantai pasir putih
Desa Parparean I, Kecamatan Porsea, Tobasa, seorang gadis SMP, Enjelika Manurung (14), hilang terseret arus Danau Toba, Rabu (29/11) siang sekira pukul 13.30 WIB.

Informasi dihimpun, sepulang sekolah korban bersama 5 teman sekolahnya datang ke lokasi untuk merayakan ulang tahun temannya, Rista Mora Sitorus (13), warga Desa Silamosik Kecamatan Bonatua Lunasi.

Setiba di lokasi, korban bersama dua rekannya yakni Putri Tobing (12) dan Rama Naiborhu (14) bermain di pantai sambil berenang. Sedangkan 3 temannya yang lain memilih duduk-duduk di warung, tak jauh dari bibir pantai.

Ketiganya sempat berjalan-jalan di air dengan kedalaman sekira 50 cm, atau sekira 50 meter dari bibir pantai. Namun ketiganya tiba-tiba terderet arus air hingga masuk ke dalam danau.

Saat itu, kedua teman korban menjerit-jerit minta tolong. Jeritan mereka didengar oleh seorang ibu yang sedang bekerja melakukan penimbunan, tak jauh dari lokasi itu.

Mendengar jeritan itu, ibu-ibu tersebut kemudian memanggil Hisar Napitupulu, pemilik warung yang tak jauh dari lokasi.

Hisar kemudian berlari ke danau sambil membawa bambu sekira 10 meter. Dia kemudian mengulurkan kayu itu kepada kedua teman korban dan menariknya ke pinggir pantai, namun korban tidak terlihat lagi.

“Saat itu ada pekerja saya yang mendengar jeritan minta tolong. Lalu pekerja saya itu memanggil saya. Saya langsung lari ke danau bawa bambu. Lalu bambu itu saya ulurkan sama mereka yang kemudian saya tarik ke pinggir pantai. Tapi saat itu korban nggak ada lagi, awalnya saya pikir cuma mereka berdua,” ujar Hisar.

“Mana kawan kami satu lagi, tadi kami tiga orang,” ujar Hisar mengulang jeritan kedua teman korban saat itu.

Selanjutnya Hisar bersama warga lain coba menyisir bibir pantai, namun tidak berhasil menemukan korban.

Pihak BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Tobasa yang mendapat informasi langsung menurunkan tim penyelam dan 1 unit speed boat untuk mencari korban.

Lokasi yang sepi dan jauh dari pemukiman ini langsung dikerumuni warga sekitar. Pantauan wartawan, di lokasi wisata ini hanya ada satu warung, sedangkan pemukiman warga berjarak sekira 1 Km dari lokasi pantai.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/