25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Nenek Linglung Dituduh Ingin Menculik Anak-anak

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arrist Merdeka Sirait

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arrist Merdeka Sirait mengatakan, seluruh elemen harus andil dalam masalah penculikan ini. “Seluruh elemen harus meningkatkan kewaspadaannya. Kasus ini sudah menjadi fenomena nasional, dan menjadi ketakutan di masyarakat,” jelasnya.

Arrist menjelaskan, maraknya percobaan penculikan anak untuk tujuan dugaan penjualan organ tubuh, yang terjadi seminggu terakhir ini juga telah menyedot perhatian publik dan telah membuat masyarakat resah dan ketakutan.

“Fakta menunjukkan bahwa percobaan penculikan anak telah telah terjadi di berbagai tempat di tanah air dengan modus yang sama berpura-pura sebagai pengemis, menderita gangguan jiwa, pedagang makanan dan mainan anak keliling masuk kampung keluar kampung keluar dan para terduga pelaku telah banyak pula yang diamankan oleh otoritas lingkungan dan pihak kepolisian dan sebaran peristiwanya juga merata di kota maupun di kampung-kampung dan di daerah padat penduduk (slume area),” jelasnya.

“Sekalipun belum terdapat bukti pelaku  penculikan anak untuk tujuan penjualan organ tubuh yang ditahan dan ditangkap apatatur hukum, Komisi Nasional Perlindungan Anak sebagai institusi pelaksana tugas dan fungsi keorganisasian dari Perkumpulan Lembaga Perlindungan Anak (LPA). Dan juga sebagai pusat yang memberikan pelayanan promosi, pemenuhan dan perlindungan anak di Indonesia mendesak agar masyarakat waspada terhadap penculikan anak untuk dugaan penjualan organ tubuh,” terangnya.

Untuk fenomena ini, Arris mengakui telah mendapatkan informasi tentang organ-organ anak yang diperjual belikan. Walaupun kebenarnya masih simpang siur, dia terus mengingatkan kepada masyarakat untuk mengajari anaknya tetap waspada.

Arrist juga mengingatkan seluruh otoritas lingkungan dan apatatur penegak hukum serta masyarakat wajib waspada dan masing-masing kampung atau desa segera saling menjaga dan melindungi anaknya di masing-masing kampung dan di masing-masing rumah dan sekolah. (oki/esi/cr-7)

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arrist Merdeka Sirait

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arrist Merdeka Sirait mengatakan, seluruh elemen harus andil dalam masalah penculikan ini. “Seluruh elemen harus meningkatkan kewaspadaannya. Kasus ini sudah menjadi fenomena nasional, dan menjadi ketakutan di masyarakat,” jelasnya.

Arrist menjelaskan, maraknya percobaan penculikan anak untuk tujuan dugaan penjualan organ tubuh, yang terjadi seminggu terakhir ini juga telah menyedot perhatian publik dan telah membuat masyarakat resah dan ketakutan.

“Fakta menunjukkan bahwa percobaan penculikan anak telah telah terjadi di berbagai tempat di tanah air dengan modus yang sama berpura-pura sebagai pengemis, menderita gangguan jiwa, pedagang makanan dan mainan anak keliling masuk kampung keluar kampung keluar dan para terduga pelaku telah banyak pula yang diamankan oleh otoritas lingkungan dan pihak kepolisian dan sebaran peristiwanya juga merata di kota maupun di kampung-kampung dan di daerah padat penduduk (slume area),” jelasnya.

“Sekalipun belum terdapat bukti pelaku  penculikan anak untuk tujuan penjualan organ tubuh yang ditahan dan ditangkap apatatur hukum, Komisi Nasional Perlindungan Anak sebagai institusi pelaksana tugas dan fungsi keorganisasian dari Perkumpulan Lembaga Perlindungan Anak (LPA). Dan juga sebagai pusat yang memberikan pelayanan promosi, pemenuhan dan perlindungan anak di Indonesia mendesak agar masyarakat waspada terhadap penculikan anak untuk dugaan penjualan organ tubuh,” terangnya.

Untuk fenomena ini, Arris mengakui telah mendapatkan informasi tentang organ-organ anak yang diperjual belikan. Walaupun kebenarnya masih simpang siur, dia terus mengingatkan kepada masyarakat untuk mengajari anaknya tetap waspada.

Arrist juga mengingatkan seluruh otoritas lingkungan dan apatatur penegak hukum serta masyarakat wajib waspada dan masing-masing kampung atau desa segera saling menjaga dan melindungi anaknya di masing-masing kampung dan di masing-masing rumah dan sekolah. (oki/esi/cr-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/