26.7 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Pengorbanan dan Ketulusan Hantarkan Nisfu ke Tanah Suci

MEDAN- “Butuh keihklasan dan pengorbanan” Ini adalah dua dasar yang harus dimiliki seorang Hifzil Quran atau akrab disebut dengan penghafal Alquran untuk bisa menghafal seluruh isi Alquran yang terdiri dari 30 Juz, 6666 Ayat dan 114 Surat ini.

Kalimat di atas teruntai tegas dari seorang penghafal seluruh isi Alquran, Nisfu Rinaldi.

Menurut pria yang telah mencintai Alquran sejak kecil dan mengikuti pendidikan Hifzil Quran di Islamic Center Medan ini, untuk mengawali hafalan Alquran dasar yang harus didapat adalah memahami tajwid terlebih dahulu. Atau menguasai hukum membaca Alquran yang baik dan benar.

“Bila sudah memahi tajwid, barulah memasuki penghafalan. Namun, itu semuanya harus didasari dengan niat yang tulus. Bila kita berniat tulus dalam hati ingin menghafal Alquran pasti akan bisa,”ujar Nisfu Rinaldi saat ditemui di Lembaga Pendidikan Hifzil Quran Islamic Centre, Jalan Pancing Medan.
Menurut pria yang disapa Nisfu ini, awal kali yang dilakukan menghafal Alquran itu dimulai dengan membaca Iqra. Kemudian, membaca ayat-ayat suci Alquran seberapa yang mampu didapat dalam seharinya.

“Bila satu hari kita mampu menghaafal ayat suci Alquran sebanyak 10 ayat. Insya Allah, kita akan hapal. Nah di sinilah butuh pengorbanan untuk bisa tetap ikhlas agar hafalannya tidak hilang dan buyar,”ujar Nisfu.

Masih dari penuturan Nisfu, setelah mampu menghapal Alquran sebanyak satu Juz para peserta didik harus mentasmiqnya. Dimana, tasmiq yang dimaksud adalah mencari orang yang sudah hafal Quran 30 juz untuk mendengarkan hafalan ayat-ayat suci Alquran itu.

“Saat ditasmiq itulah kita akan tahu. Ayat-ayat suci manakah yang salah. Kemudian, mengetahui apakah panjang pendek atau tajwid yang dibaca sudah benar ,”ungkap Nisfu yang merupakan Lulusan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) Pondok Pesantren Darul Ulum Kisaran.

Nisfu mengaku, dirinya mulai membaca Alquran sejak kecil. Namun, untuk menghafal Alquran dilakukannya sejak menuntut ilmu di MTS Pondok Pesantren Darul Ulum Kisaran.  “Di dalam pelajaran ekstrakulikuler itu ada namanya pelajaran Hafiz Quran, dan Murottal. Nah, saya mengambil yang Hifzil Quran nya,”sebutnya.

Setelah tamat dari tingkat MTS, sambung Nisfu, dirinya tetap melanjutkan tingkat Madrsah Aliyah ke Pesantren itu juga. Bahkan, untuk syarat lulusan dari pesantren, setiap santri MAK wajib menghafal Alquran minimal 1 juz yakni juz ke 30 atau kumpulan surat-surat pendek.
“Hafalan 30 juz ini khusus untuk santri tingkat Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK)  saja. Tapi, untuk tingkat Madrasah Aliyah Swasta (MAS) tidak dianjurkan,”kenangnya.

Setelah menamatkan bangku pendidikan di MAK Pondok Pesantren Darul Ulum Kisaran, Nisfu melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi di Jakarta. Ya tak ingin kajian hilang ditelan zaman, Nisfu memantapkan pilihannya untuk terus mengahash hafalan Quran 30 juz dengan bergabung ke lembaga pendidikan Islamic Center Medan.

“Nah di Islamic Center Medan inilah saya belajar lagi menghafal Alquran sebanyak 30 juz. Sehingga, yang namanya membaca alquran atau menghafal Alquran bagi Saya pribadi tidak pernah bosan. Sebab, bila membaca Alquran satu ayat saja. Sudah mendapatkan pahala yang berlimpah,”ujarnya.
Dibalik kesabaran dan ketekunannya, ternyata berbuah manis. Nisfu mampu meraih prestasi terbaik dalam ajang MTQ tingkat Provinsi dan Nasional.
“Allhamdulillah dengan izin Allah saya meraih juara 1 Hafiz Quran dalam MTQN yang digelar di Palembang mewakili Sumut,”ucapnya.  Prestasi itu jugalah yang telah menghantarkan ayah pemilik dua nak ini berangkat umroh ke tanah suci Makkah. (omi)

MEDAN- “Butuh keihklasan dan pengorbanan” Ini adalah dua dasar yang harus dimiliki seorang Hifzil Quran atau akrab disebut dengan penghafal Alquran untuk bisa menghafal seluruh isi Alquran yang terdiri dari 30 Juz, 6666 Ayat dan 114 Surat ini.

Kalimat di atas teruntai tegas dari seorang penghafal seluruh isi Alquran, Nisfu Rinaldi.

Menurut pria yang telah mencintai Alquran sejak kecil dan mengikuti pendidikan Hifzil Quran di Islamic Center Medan ini, untuk mengawali hafalan Alquran dasar yang harus didapat adalah memahami tajwid terlebih dahulu. Atau menguasai hukum membaca Alquran yang baik dan benar.

“Bila sudah memahi tajwid, barulah memasuki penghafalan. Namun, itu semuanya harus didasari dengan niat yang tulus. Bila kita berniat tulus dalam hati ingin menghafal Alquran pasti akan bisa,”ujar Nisfu Rinaldi saat ditemui di Lembaga Pendidikan Hifzil Quran Islamic Centre, Jalan Pancing Medan.
Menurut pria yang disapa Nisfu ini, awal kali yang dilakukan menghafal Alquran itu dimulai dengan membaca Iqra. Kemudian, membaca ayat-ayat suci Alquran seberapa yang mampu didapat dalam seharinya.

“Bila satu hari kita mampu menghaafal ayat suci Alquran sebanyak 10 ayat. Insya Allah, kita akan hapal. Nah di sinilah butuh pengorbanan untuk bisa tetap ikhlas agar hafalannya tidak hilang dan buyar,”ujar Nisfu.

Masih dari penuturan Nisfu, setelah mampu menghapal Alquran sebanyak satu Juz para peserta didik harus mentasmiqnya. Dimana, tasmiq yang dimaksud adalah mencari orang yang sudah hafal Quran 30 juz untuk mendengarkan hafalan ayat-ayat suci Alquran itu.

“Saat ditasmiq itulah kita akan tahu. Ayat-ayat suci manakah yang salah. Kemudian, mengetahui apakah panjang pendek atau tajwid yang dibaca sudah benar ,”ungkap Nisfu yang merupakan Lulusan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) Pondok Pesantren Darul Ulum Kisaran.

Nisfu mengaku, dirinya mulai membaca Alquran sejak kecil. Namun, untuk menghafal Alquran dilakukannya sejak menuntut ilmu di MTS Pondok Pesantren Darul Ulum Kisaran.  “Di dalam pelajaran ekstrakulikuler itu ada namanya pelajaran Hafiz Quran, dan Murottal. Nah, saya mengambil yang Hifzil Quran nya,”sebutnya.

Setelah tamat dari tingkat MTS, sambung Nisfu, dirinya tetap melanjutkan tingkat Madrsah Aliyah ke Pesantren itu juga. Bahkan, untuk syarat lulusan dari pesantren, setiap santri MAK wajib menghafal Alquran minimal 1 juz yakni juz ke 30 atau kumpulan surat-surat pendek.
“Hafalan 30 juz ini khusus untuk santri tingkat Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK)  saja. Tapi, untuk tingkat Madrasah Aliyah Swasta (MAS) tidak dianjurkan,”kenangnya.

Setelah menamatkan bangku pendidikan di MAK Pondok Pesantren Darul Ulum Kisaran, Nisfu melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi di Jakarta. Ya tak ingin kajian hilang ditelan zaman, Nisfu memantapkan pilihannya untuk terus mengahash hafalan Quran 30 juz dengan bergabung ke lembaga pendidikan Islamic Center Medan.

“Nah di Islamic Center Medan inilah saya belajar lagi menghafal Alquran sebanyak 30 juz. Sehingga, yang namanya membaca alquran atau menghafal Alquran bagi Saya pribadi tidak pernah bosan. Sebab, bila membaca Alquran satu ayat saja. Sudah mendapatkan pahala yang berlimpah,”ujarnya.
Dibalik kesabaran dan ketekunannya, ternyata berbuah manis. Nisfu mampu meraih prestasi terbaik dalam ajang MTQ tingkat Provinsi dan Nasional.
“Allhamdulillah dengan izin Allah saya meraih juara 1 Hafiz Quran dalam MTQN yang digelar di Palembang mewakili Sumut,”ucapnya.  Prestasi itu jugalah yang telah menghantarkan ayah pemilik dua nak ini berangkat umroh ke tanah suci Makkah. (omi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/