25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

118 Napi Tanjunggusta Dipindah

MEDAN- Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumut berencana memindahkan narapidana Lapas (lembaga pemasyarakatan) Klas I Tanjunggusta Medan ke beberapa lapas yang ada di Sumut. Pemindahan 118 napi ini bertujuan untuk mengurangi beban di Lapas yang over kapasitas serta akibat kerusakan yang ditimbulkan pasca insiden pembakaran lapas yang dilakukan narapidana pada Kamis (11/7) sore hingga Jumat (12/7) dini hari, hingga berujung kaburnya 212 warga binaan dalam peristiwa itu.

Pemindahan ini dari informasi yang didapat digelar subuh tadi (31/7), tepatnyapukul 05.00 WIB. 118 napi tersebut dipindahkan ke Lapas Binjai, Tanjungpura, Tebingtinggi, Dairi, dan Sibolga. Sebagaimana diketahui, daya tampung maksimal Lapas Tanjung Gusta 1.050 orang, namun sekarang ini jumlah napi di dalam Lapas sudah dua kali lipat dari kemampuan maksimum itu yakni 2600 narapidana.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Sumut, Budi Sulaksana, Selasa (30/7) mengatakan pemindahan itu mendesak dilakukan karena Lapas Tanjunggusta akan direnovasi. Pihaknya juga telah mengusulkan anggaran renovasi Lapas ke pemerintah pusat. Namun, ia mengaku tidak tahu kapan renovasi dimulai. Namun pihaknya berharap renovasi Lapas yang rusak segera dimulai. “Lebih cepat, lebih baik. Anggaran yang diajukan, belum tahu disetujui berapa. Masih menunggu dari pusat,” kata Budi.

Tadi subuh, menurut informasi yang didapat, selain pemindahan napi juga didadakan sweeping dan lokalisir  di Lapas Tanjunggusta. Untuk pengamanan agenda itu melibatkan 800 anggota TNI yang terdiri atas 200 personel batalyon kaveleri, 200 batalyon armed, 200 batalyon arhanudse, dan 200 batalyon raider. Selain itu didukung 600 personel kepolisian dan 100 pers.

Sebelumnya, Kalapas Muji Raharjo menyatakan pihaknya terus melakukan perbaikan gedung serta sarana dan prasana kantor pasca insiden tiga pekan lalu. Dia mengakui pembangunan tergolong lambat, masih berkisar 5 persen. Dipastikan renovasi tidak akan selesai hingga Lebaran Idul Fitri. “Perbaikan masih taraf 5 persen. Karena banyak yang harus diperbaiki termasuk pagar pembatas area. Jadi pagar yang roboh itu sudah dinaikkan hari kedua setelah kejadian. Tapi untuk fisik kantor dan kerusakan-kerusakan lainnya, seperti administrasi maupun sarana perkantoran masih belum. Ya, mungkin setelah lebaran juga belum selesai,” ujar Muji.

Dia mengatakan pihaknya tidak dapat berbuat banyak, sebab kerusakan di Lapas tergolong parah. Akan tetapi, Kemenkumham tengah berupaya menanggulangi biaya untuk perbaikan itu. Ditaksir, dana yang dibutuhkan mencapai Rp9 miliar. Untuk itulah dilakukan penunjukan langsung pihak ketiga yang akan menyelesaikan seluruh perbaikan gedung.

“Kami sudah tunjuk pihak ketiga atau pemborong untuk mulai melakukan perbaikan di dalam lapas. Kementerian sudah berupaya untuk menanggulangi biaya, itu urusan kementerian kami lah. Kami tinggal menunggu perintah saja. Ya kita harap pengerjaan nya cepat selesai,” tegasnya.
Ditambahkannya, perbaikan gedung Lapas akan ditata ulang kembali termasuk standar pengamanan yang akan ditingkatkan. “Nanti akan dibuat pengamanan yang maksimal. Karena sebelumnya standar keamanan di lapas belum terpenuhi. Jadi harus pakai standar Lapas klas I. Kita punya pola pembangunan mengenai lapas di Indonesia, itu nanti sebagai acuan. Gambar dan desainnya sudah di Direktorat Jenderal Permasyarakatan. Jadi tentu saja membutuhkan dana lebih besar,” jelasnya.

Sejak Jumat (19/7) Lapas mulai dibuka untuk keluarga para narapidana yang tengah ditahan. Setidaknya dalam sehari ada 500-an kunjungan keluarga narapidana. Mereka tetap harus melalui prosedur serta pemeriksaan ketat oleh kepolisian. Sebelum masuk, mereka melewati dua pos penjagaan. Di mana awalnya mereka mendaftar kepada petugas di pos jaga depan gerbang pagar Lapas. Selain mengisi formulir, mereka diwajibkan meninggalkan KTP, jaket dan tas di tempat ini. (far)

MEDAN- Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumut berencana memindahkan narapidana Lapas (lembaga pemasyarakatan) Klas I Tanjunggusta Medan ke beberapa lapas yang ada di Sumut. Pemindahan 118 napi ini bertujuan untuk mengurangi beban di Lapas yang over kapasitas serta akibat kerusakan yang ditimbulkan pasca insiden pembakaran lapas yang dilakukan narapidana pada Kamis (11/7) sore hingga Jumat (12/7) dini hari, hingga berujung kaburnya 212 warga binaan dalam peristiwa itu.

Pemindahan ini dari informasi yang didapat digelar subuh tadi (31/7), tepatnyapukul 05.00 WIB. 118 napi tersebut dipindahkan ke Lapas Binjai, Tanjungpura, Tebingtinggi, Dairi, dan Sibolga. Sebagaimana diketahui, daya tampung maksimal Lapas Tanjung Gusta 1.050 orang, namun sekarang ini jumlah napi di dalam Lapas sudah dua kali lipat dari kemampuan maksimum itu yakni 2600 narapidana.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Sumut, Budi Sulaksana, Selasa (30/7) mengatakan pemindahan itu mendesak dilakukan karena Lapas Tanjunggusta akan direnovasi. Pihaknya juga telah mengusulkan anggaran renovasi Lapas ke pemerintah pusat. Namun, ia mengaku tidak tahu kapan renovasi dimulai. Namun pihaknya berharap renovasi Lapas yang rusak segera dimulai. “Lebih cepat, lebih baik. Anggaran yang diajukan, belum tahu disetujui berapa. Masih menunggu dari pusat,” kata Budi.

Tadi subuh, menurut informasi yang didapat, selain pemindahan napi juga didadakan sweeping dan lokalisir  di Lapas Tanjunggusta. Untuk pengamanan agenda itu melibatkan 800 anggota TNI yang terdiri atas 200 personel batalyon kaveleri, 200 batalyon armed, 200 batalyon arhanudse, dan 200 batalyon raider. Selain itu didukung 600 personel kepolisian dan 100 pers.

Sebelumnya, Kalapas Muji Raharjo menyatakan pihaknya terus melakukan perbaikan gedung serta sarana dan prasana kantor pasca insiden tiga pekan lalu. Dia mengakui pembangunan tergolong lambat, masih berkisar 5 persen. Dipastikan renovasi tidak akan selesai hingga Lebaran Idul Fitri. “Perbaikan masih taraf 5 persen. Karena banyak yang harus diperbaiki termasuk pagar pembatas area. Jadi pagar yang roboh itu sudah dinaikkan hari kedua setelah kejadian. Tapi untuk fisik kantor dan kerusakan-kerusakan lainnya, seperti administrasi maupun sarana perkantoran masih belum. Ya, mungkin setelah lebaran juga belum selesai,” ujar Muji.

Dia mengatakan pihaknya tidak dapat berbuat banyak, sebab kerusakan di Lapas tergolong parah. Akan tetapi, Kemenkumham tengah berupaya menanggulangi biaya untuk perbaikan itu. Ditaksir, dana yang dibutuhkan mencapai Rp9 miliar. Untuk itulah dilakukan penunjukan langsung pihak ketiga yang akan menyelesaikan seluruh perbaikan gedung.

“Kami sudah tunjuk pihak ketiga atau pemborong untuk mulai melakukan perbaikan di dalam lapas. Kementerian sudah berupaya untuk menanggulangi biaya, itu urusan kementerian kami lah. Kami tinggal menunggu perintah saja. Ya kita harap pengerjaan nya cepat selesai,” tegasnya.
Ditambahkannya, perbaikan gedung Lapas akan ditata ulang kembali termasuk standar pengamanan yang akan ditingkatkan. “Nanti akan dibuat pengamanan yang maksimal. Karena sebelumnya standar keamanan di lapas belum terpenuhi. Jadi harus pakai standar Lapas klas I. Kita punya pola pembangunan mengenai lapas di Indonesia, itu nanti sebagai acuan. Gambar dan desainnya sudah di Direktorat Jenderal Permasyarakatan. Jadi tentu saja membutuhkan dana lebih besar,” jelasnya.

Sejak Jumat (19/7) Lapas mulai dibuka untuk keluarga para narapidana yang tengah ditahan. Setidaknya dalam sehari ada 500-an kunjungan keluarga narapidana. Mereka tetap harus melalui prosedur serta pemeriksaan ketat oleh kepolisian. Sebelum masuk, mereka melewati dua pos penjagaan. Di mana awalnya mereka mendaftar kepada petugas di pos jaga depan gerbang pagar Lapas. Selain mengisi formulir, mereka diwajibkan meninggalkan KTP, jaket dan tas di tempat ini. (far)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/