23.3 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Tak Mau Ditelepon karena Gagal Berangkat Haji

Foto: Parlindungan Harahap/Sumut Pos Injar Kasih, penjual es krim keliling yang kesal karena gagal berangkat haji, menyusul belum beresnya pengurusan visanya.
Foto: Parlindungan Harahap/Sumut Pos
Injar Kasih, penjual es krim keliling yang kesal karena gagal berangkat haji, menyusul belum beresnya pengurusan visanya.

Jika Anda kerabat Injar Kasih (73), calon haji (calhaj) asal Padangsidimpuan, jangan marah jika telepon Anda tak dijawab. Injar bukannya tak peduli atau sombong. Dia hanya bingung dan lumayan kesal. Pasalnya, dia gagal ikut berangkat bareng kelompok terbang (kloter) 7 ke Tanah Suci karena belum dapat visa.

Parlindungan Harahap, Medan

Berbekal tabungan hasil dari berjualan ice cream keliling ditambah bantuan 13 orang anak yang sudah bekerja, Injar Kasih dan Saminah (69) mendaftar menjadi calon Haji pada 2010 lalu. Dari pendataran itu, nomor porsi pasangan suami-isteri (pasutri) asal Kota Padangsidempuan itu keluar dan ditetapkan berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan Ibadah Haji pada 2015 ini.

Berdasar hasil qurah pada Kamis (6/8) lalu, mereka ditetapkan berangkat ke Tanah Suci, bersama kloter 7 Embarkasi Medan, Jumat (28/8) siang.

Tak pelak, keputusan itu membuat kebahagiaan nyata bagi mereka dan ketiga belas anaknya. Terlebih, seluruh anaknya, termasuk yang tinggal di Medan, Dumai dan Jakarta kumpul di rumah mereka di Desa Kelapa Timbangan Kecamatan Sidimpuan Utara, Padangsidimpuan untuk melepas keberangkatan mereka ke Tanah Suci. Tetangga dan kerabat juga turut bahagia. Suka cita memenuhi panggilan Allah terasa begitu indah bagi Injar dan Saminah.

Namun, kebahagiaan pasutri tersebut seakan cedera oleh kegagalan berangkat ke Tanah Suci, bersama jamaah calhaj kloter 7 Embarkasi Medan. Visa Injar belum selesai dan masih diproses di Kedutaan Arab Saudi di Jakarta. Sementara sang istri, Saminah, tidak menemukan masalah.

Tak mau terpisah, Saminah pun memilih menunda keberangkatan ke Tanah Suci. Terlebih, belum ada jadwal pasti untuk visa milik Injar selesai diproses. ” Dari Kampung kami sama-sama berangkat. Jadi, dari sini kami juga harus sama-sama berangkat. Oleh karena itu, kami memilih berangkat bersama. Lagipula, kami sudah tua, makanya kami harus saling menjaga. Terlebih, cuaca di Tanah Suci saat ini sedang ekstrem, ” ungkap Saminah, saat ditemui di Asrama Haji Medan, Minggu (30/8) sore.

Pasutri inipun berusaha untuk bersabar. Keduanya menganggap kalau keadaan itu merupakan cobaan Allah. Walaupun, mereka tidak memungkiri rasa kecewa yang tumbuh dalam hati mereka. Terlebih saat kerabat dan tetangga, berulang kali menghubungi via telepon, tidak jarang membuat mereka bingung dan sedikiti merasa kesal dengan keadaan. Untuk mengatasi itu, mereka sering tidak menjawab telepon yang masuk.

Di sisi lain, Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, Imam Mukhair saat menyebut hingga kini tercatat 30 calhaj belum berangkat karena belum memiliki visa. ” Ada 4 calhaj tunda berangkat karena sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit Haji Medan. Begitu juga 2 calhaj yang menunda keberangkatan dikarenakan pendamping mereka tidak berangkat karena dirawat di rumah sakit. Untuk jamaah yang batal berangkat kemarin, ada beberapa sudah diberangkatkan, namun tidak sempat dicatat, ” ungkap Imam singkat.

Foto: Parlindungan Harahap/Sumut Pos Injar Kasih, penjual es krim keliling yang kesal karena gagal berangkat haji, menyusul belum beresnya pengurusan visanya.
Foto: Parlindungan Harahap/Sumut Pos
Injar Kasih, penjual es krim keliling yang kesal karena gagal berangkat haji, menyusul belum beresnya pengurusan visanya.

Jika Anda kerabat Injar Kasih (73), calon haji (calhaj) asal Padangsidimpuan, jangan marah jika telepon Anda tak dijawab. Injar bukannya tak peduli atau sombong. Dia hanya bingung dan lumayan kesal. Pasalnya, dia gagal ikut berangkat bareng kelompok terbang (kloter) 7 ke Tanah Suci karena belum dapat visa.

Parlindungan Harahap, Medan

Berbekal tabungan hasil dari berjualan ice cream keliling ditambah bantuan 13 orang anak yang sudah bekerja, Injar Kasih dan Saminah (69) mendaftar menjadi calon Haji pada 2010 lalu. Dari pendataran itu, nomor porsi pasangan suami-isteri (pasutri) asal Kota Padangsidempuan itu keluar dan ditetapkan berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan Ibadah Haji pada 2015 ini.

Berdasar hasil qurah pada Kamis (6/8) lalu, mereka ditetapkan berangkat ke Tanah Suci, bersama kloter 7 Embarkasi Medan, Jumat (28/8) siang.

Tak pelak, keputusan itu membuat kebahagiaan nyata bagi mereka dan ketiga belas anaknya. Terlebih, seluruh anaknya, termasuk yang tinggal di Medan, Dumai dan Jakarta kumpul di rumah mereka di Desa Kelapa Timbangan Kecamatan Sidimpuan Utara, Padangsidimpuan untuk melepas keberangkatan mereka ke Tanah Suci. Tetangga dan kerabat juga turut bahagia. Suka cita memenuhi panggilan Allah terasa begitu indah bagi Injar dan Saminah.

Namun, kebahagiaan pasutri tersebut seakan cedera oleh kegagalan berangkat ke Tanah Suci, bersama jamaah calhaj kloter 7 Embarkasi Medan. Visa Injar belum selesai dan masih diproses di Kedutaan Arab Saudi di Jakarta. Sementara sang istri, Saminah, tidak menemukan masalah.

Tak mau terpisah, Saminah pun memilih menunda keberangkatan ke Tanah Suci. Terlebih, belum ada jadwal pasti untuk visa milik Injar selesai diproses. ” Dari Kampung kami sama-sama berangkat. Jadi, dari sini kami juga harus sama-sama berangkat. Oleh karena itu, kami memilih berangkat bersama. Lagipula, kami sudah tua, makanya kami harus saling menjaga. Terlebih, cuaca di Tanah Suci saat ini sedang ekstrem, ” ungkap Saminah, saat ditemui di Asrama Haji Medan, Minggu (30/8) sore.

Pasutri inipun berusaha untuk bersabar. Keduanya menganggap kalau keadaan itu merupakan cobaan Allah. Walaupun, mereka tidak memungkiri rasa kecewa yang tumbuh dalam hati mereka. Terlebih saat kerabat dan tetangga, berulang kali menghubungi via telepon, tidak jarang membuat mereka bingung dan sedikiti merasa kesal dengan keadaan. Untuk mengatasi itu, mereka sering tidak menjawab telepon yang masuk.

Di sisi lain, Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, Imam Mukhair saat menyebut hingga kini tercatat 30 calhaj belum berangkat karena belum memiliki visa. ” Ada 4 calhaj tunda berangkat karena sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit Haji Medan. Begitu juga 2 calhaj yang menunda keberangkatan dikarenakan pendamping mereka tidak berangkat karena dirawat di rumah sakit. Untuk jamaah yang batal berangkat kemarin, ada beberapa sudah diberangkatkan, namun tidak sempat dicatat, ” ungkap Imam singkat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/