26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Waspada! Medan Dilanda Hujan Angin hingga Oktober

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Sejumlah warga menggunakan payung saat hujan deras di jalan Multatuli Medan, Senin (25/8). Memasuki musim penghujan cuaca di kota Medan turun hujan dengan curah lebat dalam beberapa hari ini.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Sejumlah warga menggunakan payung saat hujan deras di jalan Multatuli Medan, Senin (25/8). Memasuki musim penghujan cuaca di kota Medan turun hujan dengan curah lebat dalam beberapa hari ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memperkirakan Kota Medan dan sekitarnya bakal dilanda hujan angin dan ‘hujan sporadis’ (sesaat tetapi lebat). Musim hujan ini diprediksi berlangsung dua bulan ke depan atau sampai Oktober mendatang.

Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Sunardi mengungkapkan, hujan angin dan hujan sporadis yang terjadi ini memiliki suhu 24-35 derajat celcius. Musim hujan tersebut terjadi juga hampir seluruh daerah di Sumatera Utara (Sumut).

“Puncak hujannya diperkirakan terjadi pada dekade ketiga bulan September. (Minggu keempat) atau di atas tanggal 20 sampai Oktober mendatang. Namun, kalau saat ini hujan yang akan terjadi masih kategori ringan hingga sedang,” sebut Sunardi yang dihubungi, Selasa (30/8).

Diutarakannya, musim hujan yang diprediksi ini memiliki kecepatan angin cukup tinggi hingga melebihi 20 knot. Oleh karenanya, sewaktu-waktu berpotensi hujan angin dan hujan sporadis, yang terjadi di Medan, Deli Serdang, Sergai, Simalungun dan sejumlah daerah lainnya. Selain itu, potensi puting beliung tetap ada dan bisa terjadi.

“Untuk tinggi gelombang air laut saat ini masih terbilang normal, antara 0,5 meter sampai 2 meter. Meski begitu, tetap berhati-hati bagi nelayan yang ingin melaut dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi,” tuturnya.

Sunardi menambahkan, dihimbau kepada masyarakat yang tinggal di kawasan bantaran sungai untuk berhati-hati. Sebab, kemungkinan air sungai akan meluap dikarenakan hujan sporadis yang menyebabkan volume air meluap. Kemudian, bagi yang tinggal di pegunungan atau lereng gunung agar mewaspadai longsor.

Lebih lanjut dia mengatakan, terkait kebakaran lahan di Riau, BMKG Medan memastikan tidak ada potensi kiriman kabut asap yang datang dari Riau ke Medan. Di Riau, akibat kebakaran lahan ini jarak pandang hanya mencapai 1 kilometer.”Sampai sekarang belum berdampak ke Sumut karena arah angin ke timur (Malaysia) atau angin baratan (Samudra Hindia),” ujar Sunardi.

Ia menyebutkan, meski cuaca di Medan cendrung gelap disebabkan karena memang kondisi sedang berawan bukan dan karena asap. “Apalagi sekarang ini musim hujan hingga bulan Oktober, maka kondisi cuaca sering berawan, bukan karena kabut asap,” tukasnya. Dari pantauan BMKG, sejauh ini belum terpantau adanya titik api (hotspot) di Sumut. (ris/ije)

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Sejumlah warga menggunakan payung saat hujan deras di jalan Multatuli Medan, Senin (25/8). Memasuki musim penghujan cuaca di kota Medan turun hujan dengan curah lebat dalam beberapa hari ini.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Sejumlah warga menggunakan payung saat hujan deras di jalan Multatuli Medan, Senin (25/8). Memasuki musim penghujan cuaca di kota Medan turun hujan dengan curah lebat dalam beberapa hari ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memperkirakan Kota Medan dan sekitarnya bakal dilanda hujan angin dan ‘hujan sporadis’ (sesaat tetapi lebat). Musim hujan ini diprediksi berlangsung dua bulan ke depan atau sampai Oktober mendatang.

Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Sunardi mengungkapkan, hujan angin dan hujan sporadis yang terjadi ini memiliki suhu 24-35 derajat celcius. Musim hujan tersebut terjadi juga hampir seluruh daerah di Sumatera Utara (Sumut).

“Puncak hujannya diperkirakan terjadi pada dekade ketiga bulan September. (Minggu keempat) atau di atas tanggal 20 sampai Oktober mendatang. Namun, kalau saat ini hujan yang akan terjadi masih kategori ringan hingga sedang,” sebut Sunardi yang dihubungi, Selasa (30/8).

Diutarakannya, musim hujan yang diprediksi ini memiliki kecepatan angin cukup tinggi hingga melebihi 20 knot. Oleh karenanya, sewaktu-waktu berpotensi hujan angin dan hujan sporadis, yang terjadi di Medan, Deli Serdang, Sergai, Simalungun dan sejumlah daerah lainnya. Selain itu, potensi puting beliung tetap ada dan bisa terjadi.

“Untuk tinggi gelombang air laut saat ini masih terbilang normal, antara 0,5 meter sampai 2 meter. Meski begitu, tetap berhati-hati bagi nelayan yang ingin melaut dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi,” tuturnya.

Sunardi menambahkan, dihimbau kepada masyarakat yang tinggal di kawasan bantaran sungai untuk berhati-hati. Sebab, kemungkinan air sungai akan meluap dikarenakan hujan sporadis yang menyebabkan volume air meluap. Kemudian, bagi yang tinggal di pegunungan atau lereng gunung agar mewaspadai longsor.

Lebih lanjut dia mengatakan, terkait kebakaran lahan di Riau, BMKG Medan memastikan tidak ada potensi kiriman kabut asap yang datang dari Riau ke Medan. Di Riau, akibat kebakaran lahan ini jarak pandang hanya mencapai 1 kilometer.”Sampai sekarang belum berdampak ke Sumut karena arah angin ke timur (Malaysia) atau angin baratan (Samudra Hindia),” ujar Sunardi.

Ia menyebutkan, meski cuaca di Medan cendrung gelap disebabkan karena memang kondisi sedang berawan bukan dan karena asap. “Apalagi sekarang ini musim hujan hingga bulan Oktober, maka kondisi cuaca sering berawan, bukan karena kabut asap,” tukasnya. Dari pantauan BMKG, sejauh ini belum terpantau adanya titik api (hotspot) di Sumut. (ris/ije)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/