30 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Sopir Taksi Medan-Madina Terbujur Kaku di Penginapan

Jenazah-ilustrasi
Jenazah-ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat istirahat di Kamar Penginapan Keluarga Madina Tabagsel, Bahauddin Nasution dipanggil-panggil rekan kerjanya untuk ganti trip. Tapi sopir taxi ini tetap menyahut. Ternyata pria 55 tahun ini sudah terbujur kaku, istirahat untuk selamanya.

Informasi dihimpun, Selasa (30/8) menyebutkan, Bahauddin Nasution tercatat sebagai warga asal Kota Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal. Jasad supir taxi jurusan Medan – Madina itu peretama kali ditemukan Ali, rekan seprofesinya, Senin (29/8) sekitar pukul 17.00 Wib.

“Saya hanya bermaksud menanyakan kepada mendiang ini, apakah jadi berangkat malam ini ke Madina. Tapi begitu kulihat wajahnya sudah tegang dan kaku,” kata Ali di penginapan yang berada di Jalan Letda Sujono Kecamatan Medan Tembung itu.

Karena dipanggil-panggil tapi tetap tak terjaga, Ali mendekati tubuh korban yang tidur telentang dan mulut sedkit menganga, ternyata tubuhnya rekannya tersebut sudah dingin. Seketika Ali berteriak minta tolong hingga membuat heboh pengunjung serta penghuni penginapan itu. Selanjutnya, pihak pengelola penginapan menghubungi petugas Polsek Percut Sei Tuan.

Tak lama, petugas kepolisian dari Polsek Percut, Aiptu Sianipar dan Aiptu Suherman, tiba di lokasi dan melakukan pemeriksaan dan pendataan. Ali menduga, korban meninggal lantaran sakit tua yang dideritanya selama ini.

“Pas tau kalau abang ini (korban) sudah tak bergerak, aku langsung minta tolong kawan-kawan yang lain untuk memeriksanya. Padahal sebelumnya korban baik aja. Kurasa sakitnya kumat,” ujar Ali yang terlihat masih terkejut atas kematian rekannya itu.

Setelah mengambil keterangan dari pihak pemilik penginapan dan saksi, petugas pun menyarankan agar korban dibawa ke rumah sakit guna dilakukan autopsi. Namun, istri korban, Tahing br Lubis, yang dihubungi melalui telepon seluler oleh pihak penginapan, menolaknya, lantaran keluarga korban menginginkan jasad korban langsung dibawa ke kampung.

Untuk itu, pihak penginapan yang mengaku masih ada hubungan saudara dengan korban, bersedia menandatangani surat tidak menuntut dan keberatan atas tewasnya korban. “Keluarga dan pihak penginapan, kami minta untuk datang ke Polsek guna membuat pernyataan tidak menuntut dan tidak keberatan perihal kejadian ini,” ucap Aiptu Sianipar.

Usai pihak keluarga dan pihak penginapan memberikan keterangan dan membuat surat pernyataan di Polsek Percut, mayat Bahauddin pun dibawa pulang ke kampung halamannya di Kota Penyabungan.

“Iya, korban murni meninggal karena sakit dan kita tidak menemukan tada-tanda kekerasan pada tubuhnya. Dan keluarga korban sudah membawa jasadnya ke kampung halamannya, karena menolak dilakukan autopsi,” kata Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Lesman Zendrato. (sor/yaa)

Jenazah-ilustrasi
Jenazah-ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat istirahat di Kamar Penginapan Keluarga Madina Tabagsel, Bahauddin Nasution dipanggil-panggil rekan kerjanya untuk ganti trip. Tapi sopir taxi ini tetap menyahut. Ternyata pria 55 tahun ini sudah terbujur kaku, istirahat untuk selamanya.

Informasi dihimpun, Selasa (30/8) menyebutkan, Bahauddin Nasution tercatat sebagai warga asal Kota Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal. Jasad supir taxi jurusan Medan – Madina itu peretama kali ditemukan Ali, rekan seprofesinya, Senin (29/8) sekitar pukul 17.00 Wib.

“Saya hanya bermaksud menanyakan kepada mendiang ini, apakah jadi berangkat malam ini ke Madina. Tapi begitu kulihat wajahnya sudah tegang dan kaku,” kata Ali di penginapan yang berada di Jalan Letda Sujono Kecamatan Medan Tembung itu.

Karena dipanggil-panggil tapi tetap tak terjaga, Ali mendekati tubuh korban yang tidur telentang dan mulut sedkit menganga, ternyata tubuhnya rekannya tersebut sudah dingin. Seketika Ali berteriak minta tolong hingga membuat heboh pengunjung serta penghuni penginapan itu. Selanjutnya, pihak pengelola penginapan menghubungi petugas Polsek Percut Sei Tuan.

Tak lama, petugas kepolisian dari Polsek Percut, Aiptu Sianipar dan Aiptu Suherman, tiba di lokasi dan melakukan pemeriksaan dan pendataan. Ali menduga, korban meninggal lantaran sakit tua yang dideritanya selama ini.

“Pas tau kalau abang ini (korban) sudah tak bergerak, aku langsung minta tolong kawan-kawan yang lain untuk memeriksanya. Padahal sebelumnya korban baik aja. Kurasa sakitnya kumat,” ujar Ali yang terlihat masih terkejut atas kematian rekannya itu.

Setelah mengambil keterangan dari pihak pemilik penginapan dan saksi, petugas pun menyarankan agar korban dibawa ke rumah sakit guna dilakukan autopsi. Namun, istri korban, Tahing br Lubis, yang dihubungi melalui telepon seluler oleh pihak penginapan, menolaknya, lantaran keluarga korban menginginkan jasad korban langsung dibawa ke kampung.

Untuk itu, pihak penginapan yang mengaku masih ada hubungan saudara dengan korban, bersedia menandatangani surat tidak menuntut dan keberatan atas tewasnya korban. “Keluarga dan pihak penginapan, kami minta untuk datang ke Polsek guna membuat pernyataan tidak menuntut dan tidak keberatan perihal kejadian ini,” ucap Aiptu Sianipar.

Usai pihak keluarga dan pihak penginapan memberikan keterangan dan membuat surat pernyataan di Polsek Percut, mayat Bahauddin pun dibawa pulang ke kampung halamannya di Kota Penyabungan.

“Iya, korban murni meninggal karena sakit dan kita tidak menemukan tada-tanda kekerasan pada tubuhnya. Dan keluarga korban sudah membawa jasadnya ke kampung halamannya, karena menolak dilakukan autopsi,” kata Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Lesman Zendrato. (sor/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/