29 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Poldasu Diminta Gandeng Kemenag Sumut

Pemilik PT Azizi Tour and Travel, Naslah Lubis, yang dilaporkan telah menipu ribuan calon jemaah umrah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berulangnya kasus dugaan penipuan dialami jamaah umrah di Sumut, diduga akibat lemahnya Kanwil Kemenag Sumut dan Polda Sumut. Karenanya, kedua lembaga ini diminta aktif dan saling berkoordinasi untuk mengawasi seluruh perusahaan travel umroh dan haji yang ada di Sumut.

Direktur Polri Watch, Abdul Karim Salam alias Salum meminta Polisi untuk aktif dan peduli terhadap masalah yang tengah menjadi topik utama ini. “Sebagai aparat penegak hukum, sudah saatnya mengambil langkah berkoordinasi dengan Kemenag Sumut untuk mengawasi tiap-tiap perusahaan travel umroh dan haji,” kata Salum kepada Sumut Pos, Rabu (30/8).

“Jadi, sifatnya seperti pengawasan dan pengecekan rutin keuangan dan kinerja perusahaan travel umroh itu. Kalau sudah mulai nampak sedikit saja bermasalah langsung dihentikan operasionalnya. Jadi tidak banyak warga yang jadi korban,” sambungnya.

Salum juga menyebutkan, polisi sebenarnya terlambat dalam membongkar kasus penipuan umroh oleh First Travel. Namun, menurutnya, yang paling tepat dan paling depan untuk mengawasi para travel umroh ini adalah Kemenag.

“Seperti di Sumut, kasus Azizi Tour and Travel ini sudah berulangkali diributi calon jamaah umroh yang tidak berangkat. Nah, harusnya sejak saat itu juga Kemenag Sumut turun, melakukan pengecekan. Apalagi saya dengar sejak dua tahun lalu pemiliknya juga sudah dikejar-kejar polisi,” katanya.

Dia mengimbau agar Polisi yang mengajak Kemenag untuk bekerjasama membuat regulasi untuk mengawal setiap perusahan travel umroh khususnya di Sumut.

“Seperti kepolisian dan Kemenkum HAM, mereka ada MoU dalam pemberantasan narkoba di Lapas atau Rutan. Saya rasa, perlu juga dibuat demikian antara Kemenag Sumut dengan Polda Sumut sebuah komitmen bersama dalam mengawasi perusahaan travel umroh. Bagaimana teknis regulasinya mereka lah yang lebih paham,” pungkas Salum

PT Azizi Travel dilaporkan ke Mabes Polri, Selasa (29/8/2017). Azizi Travel dilaporkan telah menipu ribuan calon jemaah umrah.

Sebagaimana diberitakan, pemilik PT Azizi Tour and Travel, Naslah Lubis, saat ini tidak diketahui keberadaanya. Menurut agen perjalanan PT Azizi, Aslan, yang melapor ke Bareskrim Polri, Naslah menginvestasikan Rp20 miliar uang jamaah ke perusahan investasi PT Nexus.

Belakangan, perusahaan itu membawa kabur uang Rp20 miliar tersebut. Tepatnya di Juni 2016.

Sebelumnya, korban penipuan PT Azizi Kencana atau Azizi Travel meminta Bareskrim Polri membuat crisis center. Sebab korban penipuan tersebut juga sama banyaknya dengan PT First Travel.

Salah satu agen dari Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Azrizal mengharapkan, polisi membentuk crisis center bagi mereka. “Saya minta kepada Kabareskrim, karena 2.000 jamaah ini baru data awal, daerah Medan itu mereka enggak punya agen atau perwakilan, mereka setor langsung ke kantor pusat,” katanya di Bareskrim Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Selasa (29/8).

Dia mengungkapkan, ingin ada wadah yang dapat menjadi tempat korban penipuan Azizi Travel mengadu. Karena, Azrizal menduga, korban penipuan ada lebih dari 2.000 orang. “2.000 itu cuma yang kami data dari staf Medan, dan yang tidak terdaftar pun kami minta untuk segera mendaftar supaya kita tahu jumlahnya berapa yang belum diberangkatkan,” terang Asrizal. (dvs/adz)

Pemilik PT Azizi Tour and Travel, Naslah Lubis, yang dilaporkan telah menipu ribuan calon jemaah umrah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berulangnya kasus dugaan penipuan dialami jamaah umrah di Sumut, diduga akibat lemahnya Kanwil Kemenag Sumut dan Polda Sumut. Karenanya, kedua lembaga ini diminta aktif dan saling berkoordinasi untuk mengawasi seluruh perusahaan travel umroh dan haji yang ada di Sumut.

Direktur Polri Watch, Abdul Karim Salam alias Salum meminta Polisi untuk aktif dan peduli terhadap masalah yang tengah menjadi topik utama ini. “Sebagai aparat penegak hukum, sudah saatnya mengambil langkah berkoordinasi dengan Kemenag Sumut untuk mengawasi tiap-tiap perusahaan travel umroh dan haji,” kata Salum kepada Sumut Pos, Rabu (30/8).

“Jadi, sifatnya seperti pengawasan dan pengecekan rutin keuangan dan kinerja perusahaan travel umroh itu. Kalau sudah mulai nampak sedikit saja bermasalah langsung dihentikan operasionalnya. Jadi tidak banyak warga yang jadi korban,” sambungnya.

Salum juga menyebutkan, polisi sebenarnya terlambat dalam membongkar kasus penipuan umroh oleh First Travel. Namun, menurutnya, yang paling tepat dan paling depan untuk mengawasi para travel umroh ini adalah Kemenag.

“Seperti di Sumut, kasus Azizi Tour and Travel ini sudah berulangkali diributi calon jamaah umroh yang tidak berangkat. Nah, harusnya sejak saat itu juga Kemenag Sumut turun, melakukan pengecekan. Apalagi saya dengar sejak dua tahun lalu pemiliknya juga sudah dikejar-kejar polisi,” katanya.

Dia mengimbau agar Polisi yang mengajak Kemenag untuk bekerjasama membuat regulasi untuk mengawal setiap perusahan travel umroh khususnya di Sumut.

“Seperti kepolisian dan Kemenkum HAM, mereka ada MoU dalam pemberantasan narkoba di Lapas atau Rutan. Saya rasa, perlu juga dibuat demikian antara Kemenag Sumut dengan Polda Sumut sebuah komitmen bersama dalam mengawasi perusahaan travel umroh. Bagaimana teknis regulasinya mereka lah yang lebih paham,” pungkas Salum

PT Azizi Travel dilaporkan ke Mabes Polri, Selasa (29/8/2017). Azizi Travel dilaporkan telah menipu ribuan calon jemaah umrah.

Sebagaimana diberitakan, pemilik PT Azizi Tour and Travel, Naslah Lubis, saat ini tidak diketahui keberadaanya. Menurut agen perjalanan PT Azizi, Aslan, yang melapor ke Bareskrim Polri, Naslah menginvestasikan Rp20 miliar uang jamaah ke perusahan investasi PT Nexus.

Belakangan, perusahaan itu membawa kabur uang Rp20 miliar tersebut. Tepatnya di Juni 2016.

Sebelumnya, korban penipuan PT Azizi Kencana atau Azizi Travel meminta Bareskrim Polri membuat crisis center. Sebab korban penipuan tersebut juga sama banyaknya dengan PT First Travel.

Salah satu agen dari Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Azrizal mengharapkan, polisi membentuk crisis center bagi mereka. “Saya minta kepada Kabareskrim, karena 2.000 jamaah ini baru data awal, daerah Medan itu mereka enggak punya agen atau perwakilan, mereka setor langsung ke kantor pusat,” katanya di Bareskrim Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Selasa (29/8).

Dia mengungkapkan, ingin ada wadah yang dapat menjadi tempat korban penipuan Azizi Travel mengadu. Karena, Azrizal menduga, korban penipuan ada lebih dari 2.000 orang. “2.000 itu cuma yang kami data dari staf Medan, dan yang tidak terdaftar pun kami minta untuk segera mendaftar supaya kita tahu jumlahnya berapa yang belum diberangkatkan,” terang Asrizal. (dvs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/