Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Pendeta Andreas Anaguru Yewangoe menyayangkan nasib Pancasila yang terlihat diabaikan oleh masyarakat pasca reformasi 1998 silam. Menurutnya, hal ini tak seharusnya terjadi karena Pancasila adalah bagian dari Indonesia yang masyarakatnya majemuk dan begitupun sebaliknya.
“Bagi saya Pancasila adalah Indonesia dan sebaliknya Indonesia adalah Pancasila. Di dalam Pancasilalah rasa dan semangat kebangsaan kita direfleksikan. Kalau tidak ada lagi, maka dengan sendirinya elan kebangsaan mati, sama seperti pelita kehabisan minyak, demikian juga Indonesia” ujar ujar Yewangoe di Jakarta Timur, Sabtu (1/6).
“Indonesia yang majemuk akan pecah berantakan. Silahkan menerapkan ideologi lain selain Pancasila, maka Indonesia yang kita peroleh bukan lagi yang dicita-citakan para pendiri bangsa” sambungnya.
Pria asal Nusa Tenggara Timur ini berpendapat seharusnya masyarakat jangan menyamakan kegagalan orde baru dengan kegagalan Pancasila. Pasalnya, rezim yang dipimpin oleh Soeharto waktu itu telah memperalat Pancasila guna mempertahankan kekuasaannya yang otoriter. Jadi dasar negara kita ini menjadi kaku, yang padahal tidak seperti itu. (btr/jc)