30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sydney Mohede Dipromosikan Tuhan

Sydney Mohede menghabiskan masa remajanya di Los Angeles, USA. Setelah menyelesaikan pendidikannya dalam bidang seni, ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia pada 1995 dan mendaftarkan diri di sekolah teologia.

Sydney Mohede yang lahir pada 27 Maret 1973 ini berprinsip “Memberi yang terbaik, nanti promosi datang dari Tuhan.” Sydney tidak setuju tentang pendapat banyak orang yang bekerja sesuai dengan honor atau gaji. ”Saya pernah mendengar begini, kalau saya dapat gaji lima juta, saya baru akan bekerja keras. Kenapa tidak berpikir, saya akan beri yang terbaik bagi pekerjaan saya, soal penghasilan pasti mengikuti? Saya percaya dengan Firman Tuhan, bila kita setia dengan perkara kecil, Tuhan akan mempercayakan perkara besar,” tuturnya bijak.

Hal tersebut menjadi kenyataan. Melalui acara HUT RI ke-50 dengan tema “Indonesia Bersyukur” di Istora Senayan, masyarakat Kristiani melihat dan mendengar suara emas penyanyi rohani baru bernama Sydney Mohede. Disusul konser Giving My Best (GMB) pertama di Pecenongan Jakarta, yang dipenuhi anak muda. Iapun baru ikut gabung dengan VOG. Dan semakin hari pertemanan dan pelayanan Sydney makin bertambah.
Pada 9 Mei 2004, Sydney menikahi Etha Mohede dan mereka telah dikaruniai 2 anak: Ethan Mohede & Chelsea Faye Mohede.

Pertemuan dengan pastor Jeffrey Rachmat dan pastor Jose Carol telah mengubah hidupnya yang kemudian membawa dampak positif bagi dunia musik Kristiani. Sydney yang aktif berjemaat di Jakarta PRAISE Community Church (JPCC), adalah pastor Youth di JPCC yang membawahi 300 anak muda dalam sebuah komunitas dengan nama Oxygen. “Kecintaan saya pada Oxygen sangat besar,” cetusnya. Apalagi melihat kesungguhan mereka melayani Tuhan, bahkan sudah mengeluarkan album TW Youth berjudul “Breathe” dan yang kedua “Forever Reign.”

Setiap anggota Oxygen tahu jika Sydney pecinta berat film dan pernak-pernik. Selain pecinta berat dari CM, 24, dan Friends, Sydney pengagum Lord of The Ring Trilogy, Godfather Trilogy, dan Sound of Music.

Sydney yang telah berkolaborasi dengan banyak artis dan pemusik rohani Kristiani baik dalam negeri maupun mancanegara memutuskan resign dari GMB dan fokus pada pelayanan pastoralnya. ”Saya belajar bahwa kunci dari fokus adalah eliminasi, so I need to eliminate some things in my life so that my life can be more focused. I am still writing songs, leading worship in JPCC and True Worshippers, and producing the next generation of worshippers.”
Sidney merupakan fenomena di blantika musik gospel Indonesia, dan telah dipercayakan sebagai worship leader dan gitaris di City Harvest Church Singapura, Hillsong Conference Australia, maupun acara Tsunami Relief di Los Angeles, Amerika Serikat. Sidney juga telah melayani Hongkong, Singapura, Australia, New Zealand, dan Canada. Dua tahun berturut-turut dalam acara Gospel di Java Jazz 2005 dan 2006 ia dipercayakan sebagai worship leader bekerja sama dengan musisi-musisi dunia.

Sidney telah menelurkan 2 album solonya “Surrender’ dan “Better Days’. Album “Surrender’ merupakan terobosan tersendiri, banyak bekerja sama dengan para musisi andal seperti: Pongky Prasetyo, Ucok Radjagukguk, Devanata Gura dan Ruth Sahanaya pada lagu “Lord I Surrender’. Untuk album “Better Days’, Sidney bekerja sama dengan sahabatnya Daniel Sigarlaki. Sesuatu yang unik dalam album ini adalah Sidney menyanyikan lagu Mengenal-Mu versi Mandarin yang terjemahan lagunya ditulis seseorang dari City Harvest Church Singapore.

Sejauh ini, Sidney telah memproduseri dan merilis beberapa album Kristen dengan penjualan terbaik seperti True Worshippers dan GMB di seluruh Indonesia dan juga Asia. Setelah melayani 12 tahun sebagai pemimpin pujian di GMB, Sidney mengundurkan diri Januari 2008 dari band yang telah membesarkan namanya agar ia bisa fokus di Oxygen, JPCC dan juga keluarganya. Ia telah menulis 100 lagu. Saat ini, ia mempercayakan lagu-lagunya kepada Insight Unlimited Publishing sehingga Sidney dapat fokus kepada pelayanan.

Di tahun 2008, Sidney menjadi duta besar dari Compassion, sebuah yayasan yang difokuskan membantu anak-anak diseluruh dunia untuk melepaskan mereka dari belenggu kemiskinan baik secara ekonomi, sosial dan rohani serta membantu mereka berkembang dan bertumbuh sebagai orang-orang dewasa Kristen yang  bertanggung jawab. Album Ada Langit Biru sendiri mendapatkan dukungan penuh dari Compassion. (jc/tms)

Sydney Mohede menghabiskan masa remajanya di Los Angeles, USA. Setelah menyelesaikan pendidikannya dalam bidang seni, ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia pada 1995 dan mendaftarkan diri di sekolah teologia.

Sydney Mohede yang lahir pada 27 Maret 1973 ini berprinsip “Memberi yang terbaik, nanti promosi datang dari Tuhan.” Sydney tidak setuju tentang pendapat banyak orang yang bekerja sesuai dengan honor atau gaji. ”Saya pernah mendengar begini, kalau saya dapat gaji lima juta, saya baru akan bekerja keras. Kenapa tidak berpikir, saya akan beri yang terbaik bagi pekerjaan saya, soal penghasilan pasti mengikuti? Saya percaya dengan Firman Tuhan, bila kita setia dengan perkara kecil, Tuhan akan mempercayakan perkara besar,” tuturnya bijak.

Hal tersebut menjadi kenyataan. Melalui acara HUT RI ke-50 dengan tema “Indonesia Bersyukur” di Istora Senayan, masyarakat Kristiani melihat dan mendengar suara emas penyanyi rohani baru bernama Sydney Mohede. Disusul konser Giving My Best (GMB) pertama di Pecenongan Jakarta, yang dipenuhi anak muda. Iapun baru ikut gabung dengan VOG. Dan semakin hari pertemanan dan pelayanan Sydney makin bertambah.
Pada 9 Mei 2004, Sydney menikahi Etha Mohede dan mereka telah dikaruniai 2 anak: Ethan Mohede & Chelsea Faye Mohede.

Pertemuan dengan pastor Jeffrey Rachmat dan pastor Jose Carol telah mengubah hidupnya yang kemudian membawa dampak positif bagi dunia musik Kristiani. Sydney yang aktif berjemaat di Jakarta PRAISE Community Church (JPCC), adalah pastor Youth di JPCC yang membawahi 300 anak muda dalam sebuah komunitas dengan nama Oxygen. “Kecintaan saya pada Oxygen sangat besar,” cetusnya. Apalagi melihat kesungguhan mereka melayani Tuhan, bahkan sudah mengeluarkan album TW Youth berjudul “Breathe” dan yang kedua “Forever Reign.”

Setiap anggota Oxygen tahu jika Sydney pecinta berat film dan pernak-pernik. Selain pecinta berat dari CM, 24, dan Friends, Sydney pengagum Lord of The Ring Trilogy, Godfather Trilogy, dan Sound of Music.

Sydney yang telah berkolaborasi dengan banyak artis dan pemusik rohani Kristiani baik dalam negeri maupun mancanegara memutuskan resign dari GMB dan fokus pada pelayanan pastoralnya. ”Saya belajar bahwa kunci dari fokus adalah eliminasi, so I need to eliminate some things in my life so that my life can be more focused. I am still writing songs, leading worship in JPCC and True Worshippers, and producing the next generation of worshippers.”
Sidney merupakan fenomena di blantika musik gospel Indonesia, dan telah dipercayakan sebagai worship leader dan gitaris di City Harvest Church Singapura, Hillsong Conference Australia, maupun acara Tsunami Relief di Los Angeles, Amerika Serikat. Sidney juga telah melayani Hongkong, Singapura, Australia, New Zealand, dan Canada. Dua tahun berturut-turut dalam acara Gospel di Java Jazz 2005 dan 2006 ia dipercayakan sebagai worship leader bekerja sama dengan musisi-musisi dunia.

Sidney telah menelurkan 2 album solonya “Surrender’ dan “Better Days’. Album “Surrender’ merupakan terobosan tersendiri, banyak bekerja sama dengan para musisi andal seperti: Pongky Prasetyo, Ucok Radjagukguk, Devanata Gura dan Ruth Sahanaya pada lagu “Lord I Surrender’. Untuk album “Better Days’, Sidney bekerja sama dengan sahabatnya Daniel Sigarlaki. Sesuatu yang unik dalam album ini adalah Sidney menyanyikan lagu Mengenal-Mu versi Mandarin yang terjemahan lagunya ditulis seseorang dari City Harvest Church Singapore.

Sejauh ini, Sidney telah memproduseri dan merilis beberapa album Kristen dengan penjualan terbaik seperti True Worshippers dan GMB di seluruh Indonesia dan juga Asia. Setelah melayani 12 tahun sebagai pemimpin pujian di GMB, Sidney mengundurkan diri Januari 2008 dari band yang telah membesarkan namanya agar ia bisa fokus di Oxygen, JPCC dan juga keluarganya. Ia telah menulis 100 lagu. Saat ini, ia mempercayakan lagu-lagunya kepada Insight Unlimited Publishing sehingga Sidney dapat fokus kepada pelayanan.

Di tahun 2008, Sidney menjadi duta besar dari Compassion, sebuah yayasan yang difokuskan membantu anak-anak diseluruh dunia untuk melepaskan mereka dari belenggu kemiskinan baik secara ekonomi, sosial dan rohani serta membantu mereka berkembang dan bertumbuh sebagai orang-orang dewasa Kristen yang  bertanggung jawab. Album Ada Langit Biru sendiri mendapatkan dukungan penuh dari Compassion. (jc/tms)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/