Sahur di kediaman Sekjen DPD AMPI Kota Medan Mulia Asri Rambe SH, di Komplek BNI Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli, Jumat (26/7), terasa berbeda. Makna Ramadan sangat kental mengalir dalam pembicaraan dengan tokoh pemuda Medan yang akrab disapa Bayek ini.
Apalagi ayah tiga anak, Anniati Muasmal Syah Putri Rambe, Muhammad Oudy Aliraf Sanzani Rambe, dan Farel Mailo Dinezad Rambe ini sedang menanti kelahiran anak keempat. Suami dari Hj Amelia Lubis SS ini mengaku telah dicukupi Allah SWT dengan materi yang sangat banyak dan sempat mencari-cari anak angkat untuk diasuh dan dianggap anak sendiri.
“Saat itu aku sudah punya anak. Tapi aku hanya ingin beramal. Bersama keluarga kami mencari anak angkat itu selama delapan tahun. Tapi baru pada Februari 2013 lalu kami mendapat enam orang anak yatim-piatu, tapi mereka belum mau tinggal bersama di rumah ini. Dan seminggu lalu, aku kembali mendapat akan yatim-piatu untuk diasuh. Aku menganggap mereka semua adalah sama seperti anakku sendiri,” katanya.
Bayek sadar, di usianya yang tidak bisa dikatakan muda lagi, ia ingin meningkatkan amal dengan berbuat untuk sesama.
Sambil menikmati makan sahur, Bayek pun cerita panjang lebar pengalaman di masa lalunya, termasuk pengalaman pertamanya bergelut di organisasi. Meski dikotori dengan pertumpahan darah yang cukup dahsyat, ia mengaku, semua sudah ditinggalkannya di masa lalu.
Bayek mengaku, pada 1989 ia merintis Ikatan Pemnuda Karya (IPK) bersama Olo Panggabean. Pada 1990 IPK pun terbentuk. Dan bersama Basirun, Bayek merupakan pelopor berdirinya IPK di wilayah Medan Deli.
Usai mengecap pengalaman yang cukup kelam, Bayek sempat memutuskan untuk tak lagi berorganisasi untuk masa yang cukup lama. Namun, selama karirnya di organisasi kepemudaan, banyak temannya yang mengenal Ketua DPD AMPI Sumut Saf Lubis yang kini juga Ketua Partai Golkar Medan. “Ya, ternyata banyak teman kami yang sama, tapi saat itu kami belum saling mengenal,” ujar Bayek.
Ia menceritakan, ketika Musda Partai Golkar digelar, di situlah Bayek berkesempatan menyalam dan mengenal Saf Lubis. “Saat kami bersalam, ia (Saf) mengatakan akan mengajak aku mengikutinya di AMPI. Dan karena kagum terhadapnya pula akhirnya aku mau masuk AMPI,” kenangnya.
Selama bergelut di AMPI Medan, saat itulah muncul hasrat Bayek untuk menjadi seorang legislatif, dan mulai tertarik dengan politik. Sejak 2004-2009 banyak teman-teman yang mendukung agar ia mencalonkan diri. “Saat itu aku berdoa kepada Allah, dan meminta agar dicukupkan materi agar aku bisa benar-benar berbakti kepada masyarakat nantinya,” kata Bayek.
Menurut Bayek, kawan-kawan legislatif di DPRD saat ini banyak yang bekerja tak sesuai hati nurani. Karena terpaksa dengan dorongan dari anggota dewan lain yang lebih memilih untuk tak pro rakyat. “Sedikitnya ada tiga orang teman di dewan yang mengaku seperti itu. Nah, ini menjadi satu motivasiku untuk menjadi seorang legislatif. Untuk menuntun dan menguatkan kawan-kawan agar lebih memilih untuk pro kepada rakyat,” tegasnya.
Mengenai organisasi kepemudaan yang ada di Kota Medan, Bayek mengusulkan agar setiap organisasi membuatnya lebih elegan. “Sudah saatnya jika menjadi seorang yang ingin membuat organisasi lebih baik harus berbenah dari dalam. Jangan malah merusak dari dalam. Maksudnya, jangan lagi memutar-mutar uang yang ada di organisasi untuk kepentingan pribadi. Harusnya, malah kita yang berinisiatif mengeluarkan uang untuk kemajuan organisasi itu,” jelasnya.
Bayek juga mengatakan, untuk menjaga kesinambungan organisasi sebaiknya antar anggota dan pemimpinnya juga saling menjaga etika. “Saling jaga keutuhan organisasi dengan menjaga hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi,” tutur Bayek.
Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 05.30 WIB. Dan tim sahur Sumut Pos pun memoho izin untuk undur diri. Bayek pun mengucapkan terima kasih atas kunjungan tim sahur. Dan tim sahur pun kembali ke Gedung Graha Pena dengan suka cita. (tim)