32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Ramadan sebagai Tonggak Perubahan Cara Berpakaian (1)

Tak terasa kita kembali masuk ke dalam bulan Ramadan, bulan yang dijadikan kaum muslim tonggak untuk perubaha ke arah yang lebih baik termasuk perubahan cara berpakaian bagi kaum muslimah.

Tapi, sudah seharusnya kita menjadikan berpakaian muslimah pada Ramadan untuk seterusnya di bilan-bulan berikutnya.
Oleh karenanya kita harus mengetahui dengan benar dalillnya agar kita tidak salah kaprah mengidentifikasi bahwa menutup aurat hanyalah kewajiban muslimah pada Ramadan saja.

Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah (masalah aqidah dan ibadah), hubungan manusia dengan manusia (masalah muamalah dan uqubat ) serta hubungan menusia dengan dirinya sendiri (masalah makanan, pakaian dan akhlaq).

Setiap orang Islam harus tunduk dan patuh akan semua aturan yang ditetapkan Allah dan tidak diperbolehkan menerima sebagian dan menolak sebagian lainnya, sesuai firman Allah surat An Nisa ayat 65 yang terjemahannya: Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuh hati.

Salah satu bagian dari aturan yang ditetapkan Allah bagi umat Islam baik laki-laki dan perempuan adalah mengenai pakaian. Dalam Islam ada batasan atau perbedaan antara pakaian laki-laki dan perempuan.
Adapun laki-laki batasan auratnya adalah antara pusat dan lutut, sedangkan bentuk pakaiannya hanya dibatasi ketentuan tidak boleh menyerupai pakaian perempuan.

Adapun tentang pakaian perempuan ketika keluar rumah harus menutupi auratnya yaitu seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan dan dibatasi dengan ketentuan berupa jilbab dan kerudung.
Apakah beda antara jilbab dan kerudung? Hal inilah yang akan kita bahas berikutnya (bersambung).

Oleh: Hj.Yulienni SP,
Aktivis Muslimah HTI Medan

Tak terasa kita kembali masuk ke dalam bulan Ramadan, bulan yang dijadikan kaum muslim tonggak untuk perubaha ke arah yang lebih baik termasuk perubahan cara berpakaian bagi kaum muslimah.

Tapi, sudah seharusnya kita menjadikan berpakaian muslimah pada Ramadan untuk seterusnya di bilan-bulan berikutnya.
Oleh karenanya kita harus mengetahui dengan benar dalillnya agar kita tidak salah kaprah mengidentifikasi bahwa menutup aurat hanyalah kewajiban muslimah pada Ramadan saja.

Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah (masalah aqidah dan ibadah), hubungan manusia dengan manusia (masalah muamalah dan uqubat ) serta hubungan menusia dengan dirinya sendiri (masalah makanan, pakaian dan akhlaq).

Setiap orang Islam harus tunduk dan patuh akan semua aturan yang ditetapkan Allah dan tidak diperbolehkan menerima sebagian dan menolak sebagian lainnya, sesuai firman Allah surat An Nisa ayat 65 yang terjemahannya: Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuh hati.

Salah satu bagian dari aturan yang ditetapkan Allah bagi umat Islam baik laki-laki dan perempuan adalah mengenai pakaian. Dalam Islam ada batasan atau perbedaan antara pakaian laki-laki dan perempuan.
Adapun laki-laki batasan auratnya adalah antara pusat dan lutut, sedangkan bentuk pakaiannya hanya dibatasi ketentuan tidak boleh menyerupai pakaian perempuan.

Adapun tentang pakaian perempuan ketika keluar rumah harus menutupi auratnya yaitu seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan dan dibatasi dengan ketentuan berupa jilbab dan kerudung.
Apakah beda antara jilbab dan kerudung? Hal inilah yang akan kita bahas berikutnya (bersambung).

Oleh: Hj.Yulienni SP,
Aktivis Muslimah HTI Medan

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/