Manajemen Grand Antares Hotel Indonesia Gelar Buka Puasa Bersama
MEDAN- Manajemen Grand Antares Hotel dan Antares Hotel menggelar buka puasa bersama dengan karyawan dan anak yatim. Kegiatan itu sengaja dilaksanakan sebagai wujud kepedulian Antares Group Hotel Indonesia.
Demikian disampaikan Director of Sales and Marketing Antares Group Hotel Indonesia, Japar Gultom dalam acara buka puasa bersama di Grand Antares Hotel, Jumat (10/8).
Japar menyebutkan, manajemen sengaja membuat buka puasa karyawan sebagai bagian untuk menjalin kekompakan iklim kerja. Dalam kegiatan itu, anak yatim juga dilibatkan buka puasa bersama dengan manajemen hotel.
“Kami sengaja undang anak yatim yang berdomisili di dekat berdirinya Hotel Antares dan Grand Antares Hotel. Ini sebagai bagian bukti kepedulian kami terhadap anak yatim di sekitar kami,” ujarnya.
Hal lainnya, Japar juga menyebutkan, ada sebanyak 50 anak yatim yang terdata di sekitar hotel, makanya anak yatim itu diundang. “Kami pilih anak yatim di sekitar hotel, karena dalam hadist ada dikatakan, perhatikan tetangga atau yang terdekat denganmu. Karena itu, kami pilih anak yatim yang berada dekat dengan hotel kami,” sebutnya.
Sambil menunggu waktu berbuka puasa, kegiatan itu diisi dengan tausiyah Ustadz Rizal Nisam. Pada kesempatan itu, dia menyebutkan dengan berpuasa, banyak pelajaran yang bisa dipetik. Mulai dari sabar, tawakkal, dan syukur.
Dia mengatakan, dibulan-bulan lain selain bulan suci Ramadan, umat muslim tidak diwajibkan berpuasa. Bahkan, diberi kebebasan untuk mengkonsumsi makanan yang halal. Sebenarnya itulah sebuah nikmat yang telah diberikan
“Seharusnya kita sekarang ini bersyukur karena masih diberikan berpuasa untuk menahan nafsu makanan, dalam kaedah kesehatan cukup baik mengurangi makanan dalam waktu satu tahun, dan dipandang dari syariah sungguh luar biasa, karena setiap kebaikan yang dikerjakan selalu dilipat gandakan pahalanya di bulan suci Ramadan,” paparnya.
Untuk itu, dia mengajak di bulan suci Ramadan sebaiknya perbanyaklah bersyukur, karena di bulan lainnya manusia sering terjebak dalam kepentingan duniawi. “Bukankah manusia hidup karena Allah SWT, jadi sepatutnya DIA yang ditakuti, bukan dunia, karena dunia merupakan ciptaan Allah SWT,” sebutnya. (ram)
