MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pascadebat calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto edisi keempat pada Sabtu (30/3) malam, masing-masing tim sukses kedua capres di Sumatera Utara, mengklaim jagoannya akan meraih suara 55 persen di Sumut.
“Kami optimis elektabilitas pascadebat kemarin, Prabowo-Sandi jauh meningkat terutama dalam menggaet pemilih pemula serta swing voter. Kami kira (Prabowo-Sandi) sekitar 55-58 persen menang di Sumut,” kata Sekretaris Gerindra Sumut sekaligus Wakil Ketua Badan Pemenangan Daerah Sumut Prabowo-Sandi, Robert Lumban Tobing, menjawab Sumut Pos, Minggu (31/3)n
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sumut, selaku parpol pengusung capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menilai capres mereka unggul ketimbang Jokowi saat debat. “Semua dibabat habis oleh Pak Prabowo. Dia (Jokowi) hanya terlihat duduk manis mendengar paparan Pak Prabowo,” ujar Robert.
Menurutnya, dari sejumlah materi debat yakni soal ideologi pancasila, pertahanan dan keamanan, pemerintahan, serta hubungan internasional, penguasaan materi berikut masalahnya, Prabowo sangat menguasai dan tampil percaya diri.
“Beliau dengan tegas mengatakan, dengan pengalamannya sebagai tentara, bahwa dari sisi pertahanan dan keamanan negara perlu proteksi lebih kuat agar ancaman dari luar mampu kita antisipasi. Bahwa kita perlu miliki armada keamanan yang kuat untuk itu. Sebab negara kita kaya akan hasil energi, kelautan sampai perkebunan dan pertanian,” katanya.
Begitupun dari aspek ideologi Pancasila dan pemerintahan, menurutnya pernyataan Prabowo sangat tegas dan lugas. Bahwa tidak ada pihak yang boleh mempertentangkan ideologi bangsa ini, yaitu berazaskan Pancasila dan UUD 1945.
“Pemaparannya lugas dan terang benderang. Dan Pak Jokowi juga mengakui kalau Pak Prabowo adalah orang baik, dan cocok memimpin pemerintahan ke depan,” katanya.
Dan dalam debat itu, Pak Prabowo sudah menegaskan bahwa tidak akan ada konsep khilafah jika dia memimpin nanti. “Artinya dia sudah menepis anggapan dan tuduhan yang dialamatkan kepadanya, dalam forum resmi yang ditonton jutaan rakyat Indonesia,” kata anggota DPRD Sumut itu.
Klaim serupa juga disampaikan Juru Bicara TKD Sumut Jokowi-Ma’ruf Amin, Sutrisno Pangaribuan. Menurut Sutrisno, melalui survei yang pihaknya lakukan, persentase suara untuk Jokowi-Ma’ruf di Sumut paling rendah mencapai 55 persen.
“Memang tim sukses harus bekerja ekstra keras agar Jokowi-Ma’ruf menang di Sumut dalam Pilpres, 17 April nanti. Meski demikian kami yakin meraih 55 persen suara,” cetusnya yakin.
Ia bercermin pada tahun 2014, di mana Jokowi menang di Sumut tanpa ada kepala daerah yang notabene kader PDI Perjuangan. “Tapi sekarang ini selain bupati Tobasa, khusus wilayah di kawasan Danau Toba, kita punya kader kepala daerah. Di satu sisi ini jadi keuntungan kita untuk menang lagi di Sumut, dan dari survei kita paling tinggi bisa kita raih hingga 60 persen,” katanya.
Soal debat capres, menurut Sutrisno, Jokowi memaparkan hasil kerja yang dilakukan selama memimpin 4,5 tahun ini. “Hari ini yang memerintah itu ‘kan masih Pak Jokowi. Artinya beliau yang melakoni soal pertahanan negara, TNI, dan aspek lainnya. Kemudian terlihat ada komitmen ke depan untuk memperbaiki dan menguatkan bidang hankam dan pemerintahan,” katanya.
Soal ideologi, menurutnya lantaran keterbatasan waktu dalam debat, materi ideologi tidak disampaikan Jokowi secara utuh. “Padahal poin penanaman ideologi Pancasila tidak sekadar dari PAUD hingga S3. Melainkan jauh lebih penting dimulai dari keluarga,” katanya.
Tidak Terlalu Mempengaruhi Elektabilitas
Pengamat Politik asal USU, Agus Suriadi, menilai hasil debat capres edisi keempat boleh jadi akan meningkatkan elektabilitas paslon nomor urut dua, namun persentasenya belum begitu signifikan.
“Prabowo nampak lebih percaya diri dan punya visi yang terukur dalam aspek-aspek materi debat. Tentunya ini dapat menambah elektabilitasnya walau belum signifikan,” katanya.
Meski begitu ia mengingatkan agar tim sukses Prabowo-Sandi tidak lantas berpuas diri. Sebab tujuan akhir dari sebuah kompetisi adalah kemenangan. Terlebih dalam kontestasi politik, kekuasaan memang harus dimenangkan dan direbut.
“Persentase sukses tidaknya sebuah kontestasi politik apabila kemenangan mampu diraih. Artinya itu adalah ukuran mutlak bahwa mandat rakyat terhadap pemimpinnya sudah diberikan. Dan muara dari semua perjuangan ini adalah hasil di TPS nantinya,” katanya. (prn)