30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

TNI-AD Terjunkan 31 Ribu Personel

Latihan  simulasi pengamanan Pilpres 2014 di Kantor Wali Kota Medan, Senin (7/7/2014).
Latihan simulasi pengamanan Pilpres 2014 di Kantor Wali Kota Medan, Senin (7/7/2014).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jelang pilpres, seluruh kekuatan pengamanan disiagakan. Kemarin dilakukan apel siaga pasukan di Jakarta dan berbagai daerah. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) juga siap mendukung Polri dengan mengerahkan 31.370 personel yang disebar di 13 kodam di seluruh Indonesia.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI-AD Brigjen TNI Andika Perkasa mengatakan bahwa penempatan pasukan tersebut telah sesuai dengan perintah panglima TNI melalui telegram panglima nomor TR/316/2014 tanggal 2 April 2014. “Kekuatan personel TNI-AD yang di bawah kendali operasi Polri dan mendapat dukungan logistik dari pemerintah untuk pengamanan Pilpres 2014,” kata Andika di Jakarta kemarin (7/7).

Andika memaparkan bahwa puluhan ribu personel TNI-AD tersebut telah disiagakan di 13 kodam. Perinciannya, di Kodam I diterjunkan 3.000 personel, Kodam II 2.500 personel, Kodam III 2.100 personel, Kodam IV 2.500 personel, Kodam V dan VI masing-masing 2.500 personel. Kemudian, Kodam VII 3.000 personel, Kodam IX 1.900 personel, Kodam XII 1.900 personel, Kodam XVI 1.600 personel, Kodam XVII 2.340 personel, serta Kodam Jaya dan Kodam Iskandar Muda masing-masing 2.030 dan 2.100 personel.

Selain itu, Kostrad menyiagakan 1.500 prajurit dan 500 personel Kopassus. “Namun demikian, KSAD Jenderal Budiman menginstruksikan seluruh jajaran TNI-AD untuk siaga dan siap digerakkan bila diperlukan untuk membantu pengamanan pilpres,” tegas Andika.

Di sisi lain, kemarin tiga pesawat tempur F-16 milik TNI Angkatan Udara (AU) tampak terbang rendah bolak-balik di atas Jakarta. Ketiga pesawat tempur tersebut sempat mendemonstrasikan berbagai manuver dan menjadi pemandangan yang jarang disaksikan langsung oleh warga ibu kota.

Kadispen TNI-AU Hadi Tjahjanto mengatakan, atraksi terbang rendah tiga F-16 di atas Jakarta tersebut merupakan bagian dari latihan tahunan yang digelar TNI-AU. Latihan yang bersandi Operasi Tangkis Petir tersebut dilaksanakan sekaligus untuk mempersiapkan matranya guna mengamankan kedaulatan udara Indonesia saat pilpres. “Kebetulan latihan tahunan ini bertepatan menjelang pilpres, tapi ini bisa dijadikan untuk bagian dari pengamanan pilpres,” kata Hadi saat dihubungi Jawa Pos.

Dia menambahkan bahwa tiga F-16 tersebut disiagakan di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta. “Latihan ini untuk mengamankan wilayah udara Indonesia dari masuknya pesawat asing,” ujar Hadi.

Sementara itu, Kapuspen TNI Fuad Basya menyatakan bahwa atraksi tiga F-16 tersebut merupakan bagian dari apel siaga luar biasa yang digelar di Parkir Timur Senayan. Fuad menegaskan, apel itu adalah bagian dari persiapan pengamanan pilpres besok. “Betul untuk mengamankan pilpres,” tegasnya.

Senada, Panglima TNI Jenderal Moeldoko tidak menampik bahwa F-16 itu bagian dari kesiagaan TNI saat pilpres. “Kami cek kesiapan prajurit TNI yang nanti bertugas. Baik dari aspek darat, laut, maupun udara. Semua itu disiapkan untuk membantu kepolisian,” ujarnya setelah memimpin apel kesiagaan Kodam Jaya di Jakarta kemarin.

Moeldoko menyatakan, pihaknya hanya ingin memberikan jaminan rasa aman bagi masyarakat dalam menjalankan hak politiknya. “Kami harap masyarakat tidak ragu. Percayalah kepada kami,” lanjut doktor ilmu administrasi Universitas Indonesia itu.

Meskipun saat ini TNI dalam kondisi siaga satu, tidak berarti militer akan langsung ambil bagian dalam pengamanan pilpres. TNI baru mengambil langkah jika situasinya sudah memburuk. Dalam kondisi normal, TNI hanya bersifat menebalkan pengamanan dan tidak diberi sektor tertentu. Bahkan, tidak boleh kontak langsung dengan masyarakat.

Namun, jika di sebuah daerah terjadi gangguan keamanan dan polisi kekurangan personel, saat itu juga TNI langsung ambil bagian. Tentunya, setelah memprediksi bahwa gangguan akan semakin parah jika tidak segera ditangani. “Kami akan ambil langkah preventif,” tambahnya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Sutarman meyakinkan bahwa konsep pengamanan yang direncanakan pihaknya sudah sangat matang. Dengan jumlah personel pengamanan Polri yang mencapai 254 ribu orang, potensi-potensi konflik dan gangguan keamanan yang ada saat ini telah mampu dideteksi.

“Mudah-mudahan kesiapan kami juga didukung oleh kedewasaan masyarakat,” ujar Sutarman dalam keterangan persnya. Hari ini seluruh personel Polri yang bertugas di TPS akan menyurvei seluruh tempat tugasnya dan memastikan tidak ada potensi gangguan yang dapat membahayakan pelaksanaan pemungutan suara di TPS tempat dia bertugas. (dod/byu/c10/tom)

Latihan  simulasi pengamanan Pilpres 2014 di Kantor Wali Kota Medan, Senin (7/7/2014).
Latihan simulasi pengamanan Pilpres 2014 di Kantor Wali Kota Medan, Senin (7/7/2014).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jelang pilpres, seluruh kekuatan pengamanan disiagakan. Kemarin dilakukan apel siaga pasukan di Jakarta dan berbagai daerah. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) juga siap mendukung Polri dengan mengerahkan 31.370 personel yang disebar di 13 kodam di seluruh Indonesia.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI-AD Brigjen TNI Andika Perkasa mengatakan bahwa penempatan pasukan tersebut telah sesuai dengan perintah panglima TNI melalui telegram panglima nomor TR/316/2014 tanggal 2 April 2014. “Kekuatan personel TNI-AD yang di bawah kendali operasi Polri dan mendapat dukungan logistik dari pemerintah untuk pengamanan Pilpres 2014,” kata Andika di Jakarta kemarin (7/7).

Andika memaparkan bahwa puluhan ribu personel TNI-AD tersebut telah disiagakan di 13 kodam. Perinciannya, di Kodam I diterjunkan 3.000 personel, Kodam II 2.500 personel, Kodam III 2.100 personel, Kodam IV 2.500 personel, Kodam V dan VI masing-masing 2.500 personel. Kemudian, Kodam VII 3.000 personel, Kodam IX 1.900 personel, Kodam XII 1.900 personel, Kodam XVI 1.600 personel, Kodam XVII 2.340 personel, serta Kodam Jaya dan Kodam Iskandar Muda masing-masing 2.030 dan 2.100 personel.

Selain itu, Kostrad menyiagakan 1.500 prajurit dan 500 personel Kopassus. “Namun demikian, KSAD Jenderal Budiman menginstruksikan seluruh jajaran TNI-AD untuk siaga dan siap digerakkan bila diperlukan untuk membantu pengamanan pilpres,” tegas Andika.

Di sisi lain, kemarin tiga pesawat tempur F-16 milik TNI Angkatan Udara (AU) tampak terbang rendah bolak-balik di atas Jakarta. Ketiga pesawat tempur tersebut sempat mendemonstrasikan berbagai manuver dan menjadi pemandangan yang jarang disaksikan langsung oleh warga ibu kota.

Kadispen TNI-AU Hadi Tjahjanto mengatakan, atraksi terbang rendah tiga F-16 di atas Jakarta tersebut merupakan bagian dari latihan tahunan yang digelar TNI-AU. Latihan yang bersandi Operasi Tangkis Petir tersebut dilaksanakan sekaligus untuk mempersiapkan matranya guna mengamankan kedaulatan udara Indonesia saat pilpres. “Kebetulan latihan tahunan ini bertepatan menjelang pilpres, tapi ini bisa dijadikan untuk bagian dari pengamanan pilpres,” kata Hadi saat dihubungi Jawa Pos.

Dia menambahkan bahwa tiga F-16 tersebut disiagakan di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta. “Latihan ini untuk mengamankan wilayah udara Indonesia dari masuknya pesawat asing,” ujar Hadi.

Sementara itu, Kapuspen TNI Fuad Basya menyatakan bahwa atraksi tiga F-16 tersebut merupakan bagian dari apel siaga luar biasa yang digelar di Parkir Timur Senayan. Fuad menegaskan, apel itu adalah bagian dari persiapan pengamanan pilpres besok. “Betul untuk mengamankan pilpres,” tegasnya.

Senada, Panglima TNI Jenderal Moeldoko tidak menampik bahwa F-16 itu bagian dari kesiagaan TNI saat pilpres. “Kami cek kesiapan prajurit TNI yang nanti bertugas. Baik dari aspek darat, laut, maupun udara. Semua itu disiapkan untuk membantu kepolisian,” ujarnya setelah memimpin apel kesiagaan Kodam Jaya di Jakarta kemarin.

Moeldoko menyatakan, pihaknya hanya ingin memberikan jaminan rasa aman bagi masyarakat dalam menjalankan hak politiknya. “Kami harap masyarakat tidak ragu. Percayalah kepada kami,” lanjut doktor ilmu administrasi Universitas Indonesia itu.

Meskipun saat ini TNI dalam kondisi siaga satu, tidak berarti militer akan langsung ambil bagian dalam pengamanan pilpres. TNI baru mengambil langkah jika situasinya sudah memburuk. Dalam kondisi normal, TNI hanya bersifat menebalkan pengamanan dan tidak diberi sektor tertentu. Bahkan, tidak boleh kontak langsung dengan masyarakat.

Namun, jika di sebuah daerah terjadi gangguan keamanan dan polisi kekurangan personel, saat itu juga TNI langsung ambil bagian. Tentunya, setelah memprediksi bahwa gangguan akan semakin parah jika tidak segera ditangani. “Kami akan ambil langkah preventif,” tambahnya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Sutarman meyakinkan bahwa konsep pengamanan yang direncanakan pihaknya sudah sangat matang. Dengan jumlah personel pengamanan Polri yang mencapai 254 ribu orang, potensi-potensi konflik dan gangguan keamanan yang ada saat ini telah mampu dideteksi.

“Mudah-mudahan kesiapan kami juga didukung oleh kedewasaan masyarakat,” ujar Sutarman dalam keterangan persnya. Hari ini seluruh personel Polri yang bertugas di TPS akan menyurvei seluruh tempat tugasnya dan memastikan tidak ada potensi gangguan yang dapat membahayakan pelaksanaan pemungutan suara di TPS tempat dia bertugas. (dod/byu/c10/tom)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/