27.8 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

PKS Berganti Logo untuk Semangat Melayani Rakyat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ada yang berbeda saat pelaksanaan Munas V PKS 2020 kali ini. Pandemi Covid-19 memberikan kejutan yang berdampak besar pada hampir semua sisi kehidupan. Termasuk pula dalam kegiatan silaturahmi politik yang biasanya dilakukan tatap muka secara langsung, kini sebagian besar bertransformasi dalam bentuk yang berbeda.

POSE: Ketua DPW PKS Sumatera Utara, H Hariyanto berpose di depan backdrop Munas V PKS 2020 di Bandung, pada 26-29 November kemarin.
POSE: Ketua DPW PKS Sumatera Utara, H Hariyanto berpose di depan backdrop Munas V PKS 2020 di Bandung, pada 26-29 November kemarin.

Begitu pula dengan Munas V PKS tahun ini yang memberikan banyak kejutan meski digelar semi virtual. Sejumlah peserta berkumpul di Bandung dengan protokol kesehatan yang ketat mulai dari tes swab sebelum Munas berlangsung, kewajiban memakai masker secara benar hingga menjaga jarak di lokasi, namun mayoritas peserta mengikuti secara daring dari daerahnya masing-masing dari Aceh sampai Papua.

“PKS hendak meyakinkan publik bahwa disiplin menerapkan protokol kesehatan tidaklah sulit. Seyogianya pula partai politik menjadi teladan dan membantu pemerintah mengedukasi publik untuk menyikapi pandemi secara tepat,” kata Ketua DPW PKS Sumut, H Hariyanto kepada wartawan, Senin (30/11).

Kehadiran Munas V PKS, lanjut dia, merupakan momentum untuk silaturahim dan konsolidasi gagasan. Sebagaimana sudah diketahui publik, Munas PKS selalu berjalan adem tanpa konflik. “Di sini diumumkan struktur kepengurusan Dewan Pengurus Pusat yang baru di bawah kepemimpinan Ketua Majelis Syura Habib Dr Salim Segaf Al-Jufri dan Presiden Ahmad Syaikhu. Salah satu kejutan menarik adalah perubahan logo PKS: lebih fresh,” katanya.

Ia menerangkan, bentuk dasar yang dulunya persegi berubah menjadi bulat yang bermakna sebagai partai yang memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat di muka bumi Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Kemudian, yang paling signifikan berubah adalah warna oranye. Oranye adalah harapan dan semangat kehidupan yang selalu optimis dan tetap muda. Hal ini menegaskan bahwa PKS senantiasa siap menyesuaikan diri dengan progresivitas zaman.

“PKS sebagai parpol dan kader sangat siap pula menyambut transformasi pasca pandemi ke dunia digital. Di dunia maya, kader PKS dikenal sebagai cyber troops yang militan sebagaimana di dunia nyata. Kanal youtube PKS TV selalu update, fanpage Facebooknya sudah tembus 1 juta follower, akun instagram @pk_sejahtera sangat friendly untuk digital native yaitu generasi Y, Z dan Alpha bahkan PKS tidak tabu untuk aktif di Tiktok dengan konten yang menghibur sekaligus edukatif,” paparnya.

Hariyanto menambahkan, sisanya tak ada yang berubah. Bulan sabit kembar yang saling membelakangi sebagai simbol kemenangan dan keluhuran Islam serta padi yang bermakna keadilan, kesejahteraan, ukhuwah dan keistiqamahan bersama umat tetap dipertahankan. “Ini menegaskan bahwa jati diri PKS sebagai partai dakwah tidaklah bisa dipisahkan dari partai yang awalnya bernama Partai Keadilan di awal reformasi ini. Kaderisasi di lokus-lokus pembinaan adalah ruh utama yang menggerakkan partai,” katanya.

Semangat Melayani

Pandemi Covid 19 dan berbagai isu strategis bangsa saat ini, ungkap dia telah membuka mata dan hati manusia bahwa untuk bertahan dan bangkit dari situasi ini adalah dengan saling bahu membahu untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. “Oleh karena itu, Munas kali ini berfokus pada semangat melayani dan kolaborasi. Hal ini tercermin dalam tagline baru PKS yaitu “Bersama Melayani Rakyat”.

PKS meyakini bahwa partai politik semestinya melayani rakyat yang sudah memberikan kepercayaan padanya melalui pemilihan umum. Total 11,4 juta suara yang sudah mencoblos PKS di Pemilu 2019 adalah amanah yang harus dibayar dengan khidmat. Alhamdulillah publik bisa melihat bagaimana PKS selalu hadir ketika ada bencana melanda,” katanya.

Walau Pemilu sudah usai pun, menurutnya gen PKS itu adalah pelayanan meski terkadang masih ada yang belum memahami. Tapi PKS tetap teguh dengan prinsip “Kami tetap melayani. Biarlah kami terus bekerja dan Tuhan saja yang menilainya. Jelas sekali bahwa semangat bersama dalam melayani itu adalah amanah yang harus diperjuangkan oleh setiap kader PKS,” pungkas anggota DPRD Sumut tersebut. (prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ada yang berbeda saat pelaksanaan Munas V PKS 2020 kali ini. Pandemi Covid-19 memberikan kejutan yang berdampak besar pada hampir semua sisi kehidupan. Termasuk pula dalam kegiatan silaturahmi politik yang biasanya dilakukan tatap muka secara langsung, kini sebagian besar bertransformasi dalam bentuk yang berbeda.

POSE: Ketua DPW PKS Sumatera Utara, H Hariyanto berpose di depan backdrop Munas V PKS 2020 di Bandung, pada 26-29 November kemarin.
POSE: Ketua DPW PKS Sumatera Utara, H Hariyanto berpose di depan backdrop Munas V PKS 2020 di Bandung, pada 26-29 November kemarin.

Begitu pula dengan Munas V PKS tahun ini yang memberikan banyak kejutan meski digelar semi virtual. Sejumlah peserta berkumpul di Bandung dengan protokol kesehatan yang ketat mulai dari tes swab sebelum Munas berlangsung, kewajiban memakai masker secara benar hingga menjaga jarak di lokasi, namun mayoritas peserta mengikuti secara daring dari daerahnya masing-masing dari Aceh sampai Papua.

“PKS hendak meyakinkan publik bahwa disiplin menerapkan protokol kesehatan tidaklah sulit. Seyogianya pula partai politik menjadi teladan dan membantu pemerintah mengedukasi publik untuk menyikapi pandemi secara tepat,” kata Ketua DPW PKS Sumut, H Hariyanto kepada wartawan, Senin (30/11).

Kehadiran Munas V PKS, lanjut dia, merupakan momentum untuk silaturahim dan konsolidasi gagasan. Sebagaimana sudah diketahui publik, Munas PKS selalu berjalan adem tanpa konflik. “Di sini diumumkan struktur kepengurusan Dewan Pengurus Pusat yang baru di bawah kepemimpinan Ketua Majelis Syura Habib Dr Salim Segaf Al-Jufri dan Presiden Ahmad Syaikhu. Salah satu kejutan menarik adalah perubahan logo PKS: lebih fresh,” katanya.

Ia menerangkan, bentuk dasar yang dulunya persegi berubah menjadi bulat yang bermakna sebagai partai yang memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat di muka bumi Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Kemudian, yang paling signifikan berubah adalah warna oranye. Oranye adalah harapan dan semangat kehidupan yang selalu optimis dan tetap muda. Hal ini menegaskan bahwa PKS senantiasa siap menyesuaikan diri dengan progresivitas zaman.

“PKS sebagai parpol dan kader sangat siap pula menyambut transformasi pasca pandemi ke dunia digital. Di dunia maya, kader PKS dikenal sebagai cyber troops yang militan sebagaimana di dunia nyata. Kanal youtube PKS TV selalu update, fanpage Facebooknya sudah tembus 1 juta follower, akun instagram @pk_sejahtera sangat friendly untuk digital native yaitu generasi Y, Z dan Alpha bahkan PKS tidak tabu untuk aktif di Tiktok dengan konten yang menghibur sekaligus edukatif,” paparnya.

Hariyanto menambahkan, sisanya tak ada yang berubah. Bulan sabit kembar yang saling membelakangi sebagai simbol kemenangan dan keluhuran Islam serta padi yang bermakna keadilan, kesejahteraan, ukhuwah dan keistiqamahan bersama umat tetap dipertahankan. “Ini menegaskan bahwa jati diri PKS sebagai partai dakwah tidaklah bisa dipisahkan dari partai yang awalnya bernama Partai Keadilan di awal reformasi ini. Kaderisasi di lokus-lokus pembinaan adalah ruh utama yang menggerakkan partai,” katanya.

Semangat Melayani

Pandemi Covid 19 dan berbagai isu strategis bangsa saat ini, ungkap dia telah membuka mata dan hati manusia bahwa untuk bertahan dan bangkit dari situasi ini adalah dengan saling bahu membahu untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. “Oleh karena itu, Munas kali ini berfokus pada semangat melayani dan kolaborasi. Hal ini tercermin dalam tagline baru PKS yaitu “Bersama Melayani Rakyat”.

PKS meyakini bahwa partai politik semestinya melayani rakyat yang sudah memberikan kepercayaan padanya melalui pemilihan umum. Total 11,4 juta suara yang sudah mencoblos PKS di Pemilu 2019 adalah amanah yang harus dibayar dengan khidmat. Alhamdulillah publik bisa melihat bagaimana PKS selalu hadir ketika ada bencana melanda,” katanya.

Walau Pemilu sudah usai pun, menurutnya gen PKS itu adalah pelayanan meski terkadang masih ada yang belum memahami. Tapi PKS tetap teguh dengan prinsip “Kami tetap melayani. Biarlah kami terus bekerja dan Tuhan saja yang menilainya. Jelas sekali bahwa semangat bersama dalam melayani itu adalah amanah yang harus diperjuangkan oleh setiap kader PKS,” pungkas anggota DPRD Sumut tersebut. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/