JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tiga terduga teroris yang ditangkap di Gerobokan, Sragen dan Karanganyer dipastikan merencanakan aksi saat tahun baru. Namun, bom yang entah mengapa meledak mengagalkan rencana mereka. Polri masih kesulitan untuk memastikan keterkaitan kelompok Sugiono ini dengan jaringan teror lain.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Mabes Polri Kombespol Martinus Sitompul menuturkan, penangkapan tiga terduga teroris ini berawal dari ledakan bom di Toko Vulkanisir di Sragen 18 Desember lalu. Ledakan itu terjadi secara tidak sengaja. ”Ledakan bisa jadi karena panas, artinya bom sudah jadi atau hal lain,” ujarnya, kemarin.
Saat ledakan itu terjadi, salah seorang terduga teroris mencoba membohongi masyarakat dengan menyebut tabung gas 3 kg yang meledak. Masyarakat diminta untuk tidak perlu melapor ke kepolisian. Namun, masyarakat jadi kebingungan saat bersih-bersih itu tabung gas 3 kg masih utuh. “Sejak itu kami terus mendalami,” paparnya.
Informasi awal, bom itu akan diledakkan saat akhir tahun. Karena itulah, Densus 88 Anti Teror sejak ledakan 18 Desember mengejar mereka, targetnya agar tidak melakukan aksi. “Walau, akhir tahun ternyata tidak ada aksi, tapi ketiganya juga belum tertangkap,” jelasnya.
Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menangkap tiga terduga teroris itu. mereka berpindah-pindah lokasi, bahkan hampir menyeimbangi penyelidik Densus 88 Anti Teror yang melakukan penyadapan dan sebagainya. “Mereka berpindah dengan cepat, begitu diketahui ternyata sudah pergi dari tempatnya. Baru tertangkap Selasa (31/1),” terangnya.
Bahkan karena kelihaian ketiganya, hingga saat ini Penyelidik Densus 88 Anti Teror juga belum mengetahui bagaimana keterkaitan ketiganya dengan jaringan teror yang lain. Ada kemungkinan ketiganya merupakan sel jaringan lain yang posisinya paling tidak jelas. “Terhubung dengan kelompok teror lain pasti, tapi dimana posisi ketiganya ini yang menjadi masalah,” ungkapnya.
Untuk bahan bom itu sendiri masih dalam penyelidikan, ada sejumlah bahan yang diketahui dari paku, gotri dan sebagainya. Memang bom itu tergolong low explosif, tapi cukup untuk meluluhlantahkan sebuah rumah. “Bisa itu menghancurkan rumah, bahkan salah seorang teroris sampai terluka hingga mengalami kebutaan,” paparnya.
Ketiga terduga teroris itu berinisial S, J dan Sa saat ini berada di Mako Brimob Kelapa Dua untuk pemeriksaan lebih lanjut. Mereka akan ditahan dalam 7 x 24 jam kedepan. Biasanya, sebelum asa penahanan selesai, Densus 88 Anti Teror sudah menetapkan statusnya menjadi tersangka. (idr/jpg/yaa)