30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Awal Ramadan Berbeda Lagi, Pemerintah dan NU Tetapkan 3 April

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah resmi menetapkan 1 Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada Hari Minggu, 3 April 2022. Dengan begitu, terjadi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1443 Hijriah antara pemerintah dengan PP Muhammadiyah. Adapun diketahui, PP Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan jatuh pada hari ini, Sabtu (2/4).

PENENTUAN awal Ramadan 1443 Hijriah oleh pemerintah, ditetapkan melalui sidang isbat yang digelar secara langsung di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (1/4). Ketetapan itu disampaikan setelah sidang isbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag).

Rapat sidang isbat dipimpin Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. “Secara mufakat 1 Ramadhan jatuh pada Ahad, 3 April 2022. Ini hasiil sidang isbat yang disepakati bersama,” ujar Yaqut.

Menag menjelaskan, sidang isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal. Berdasarkan pantauan hilal di 101 titik, Yaqut menjelaskan, tidak ada satu pun yang melihat hilal. Dengan demikian, 1 Ramadhan ditetapkan jatuh pada Minggu, 3 April 2022.

Sidang isbat ini digelar sesuai Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 bulan sebelumnya pada kalender Hijriah. Sidang isbat melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, duta besar negara sahabat hingga perwakilan ormas-ormas Islam. Selain itu, dilibatkan juga perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang sekarang tergabung dalam BRIN, BMKG serta undangan lainnya. Pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR RI turut diundang.

Sidang isbat ini dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama, berisi pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1443 H berdasarkan hasil hisab atau perhitungan astronomi. Pemaparan itu dilakukan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag.

Tahap kedua adalah pelaksanaan Sidang Isbat penetapan awal Ramadan 1443 Hijriah. Sidang digelar secara tertutup setelah salat Magrib. Selain data hisab, sidang isbat akan merujuk pada hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 78 lokasi di seluruh Indonesia. Sedangkan tahap ketiga yaitu penyampaian hasil sidang isbat yang disiarkan secara langsung.

Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, Thomas Djamaluddin, memaparkan peta hilal Ramadan 1443 Hijroah. Thomas menyebut, sebagian besar hilal di Indonesia di bawah 2 derajat. “Ini menunjukkan, ketinggian hilal itu secara umum kurang dari 2 derajat, hanya wilayah Sumatera dan sebagian Jawa yang 2 derajat, jadi kalaupun menggunakan kriteria yang lama,” kata Thomas dalam pemaparannya sebelum sidang isbat.

“Ini hanya sekitar wilayah Jawa dan Wilayah Sumatera tetapi sekarang menggunakan kriteria minimal 3 derajat, jadi belum memenuhi kriteria,” imbuhnya.

Thomas juga memaparkan slide mengenai Ramadan 1443 Hijriah. Di situ dijelaskan mengenai wujudul hilal dan kriteria baru MABIMS.

Di Indonesia posisi bulan telah memenuhi kriteria wujudul hilal sehingga berdasarkan kriteria tersebut awal Ramadhan 1443 adalah 2 April 2022. Dengan kriteria baru MABIMBS/RJ2017, posisi bulan di Indonesia tingginya kurang dari 2 derajat dan elongasinya kurang dari 6,4 derajat. Hilal tidak mungkin teramati, jadi dengan kriteria baru MABIMS/RJ2017, yang dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, awal Ramadhan 3 April 2022. Pemaparan mengenai perhitungan astronomi dan pemantauan hilal itu selanjutnya dibahas dalam sidang isbat yang dipimpin Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Sementara, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan, NU juga menetapkan 1 Ramadan 1443 Hijriah pada Minggu (3/4). Hal itu disampaikan dalam Rukyatul Hilal Awal Bulan Ramadan 1443 Hijriah yang disiarkan secara langsung, Jumat (1/4) sore. “Saya akan menyampaikan ikhbar mengenai hasil rukhiyatul hilal yang telah dilaksanakan pada sore ini,” ucap Yahya Cholil Staquf.

“Dan Hasil yang akan saya sampaikan ini, kita peroleh dengan metode yang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan di dalam muktamar Ke-34 di Lampung dan juga dengan memperhatikan kesepakatan di antara negara-negara ASEAN,” tuturnya menambahkan.

Yahya Cholil Staquf mengatakan, negara-negara ASEAN tersebut terdiri dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. “Berikut adalah ikhbar resmi dari Pengurus Besar Nahdlatul ulama mengenai hasil rukyatul hilal tentang awal Ramadhan 1443 Hijriah,” ujarnya.

Yahya Cholil Staquf menuturkan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah melakukan proses pemantauan hilal pada Jumat, 1 April 2022. “Dalam rangka penentuan awal Ramadan 1443 Hijriah, Tim Rukyatul Hilal PBNU yang berada di bawah koordinasi lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada hari Jumat, 1 April 2022 telah melakukan rukyatul hilal di beberapa lokasi,” tuturnya.

Yahya Cholil Staquf mengatakan, PBNU melakukan rukyatul hilal di total 50 lokasi yang telah ditentukan di Indonesia. “Dan berdasarkan laporan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di seluruh lokasi tempat dilakukannya rukyatul hilal itu tidak berhasil terlihat hilal,” ucapnya.

“Dengan demikian, umur Bulan Sya’ban 1443 Hijriah adalah 30 hari atau dengan kata lain istigmal,” ujar Yahya Cholil Staquf menambahkan.

Dengan begitu, dia mengumumkan, PBNU menetapkan 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 3 April 2022 mendatang. “Atas dasar tersebut dan sesuai dengan pendapat 4 mazhab, dengan ini pengurus besar NU memberitahukan bahwa awal bulan Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 3 April 2022,” kata Yahya Cholil Staquf.

Sebelumnya, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah merilis hasil perhitungan (hisab) ketinggian bulan pada akhir Sya’ban 1443 Hijriah dalam Surat Instruksi Nomor 012/LF-PBNU/III/2022 yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris LF PBNU KH Sirril Wafa dan H Asmui Mansur, Kamis (31/3). Pada rilis itu mereka memperkirakan awal Ramadhan 1443 H bisa jatuh Minggu, 3 April 2022. Sebab, pihaknya memperkirakan jika dengan ketinggian 2 derajat lebih 4 menit dan 3 derajat 4 menit, hilal akan sulit dirukyat.

Terlebih umur bulan yang belum mencapai 8 jam. “Jika hilal tidak terlihat, otomatis bulan Sya’ban akan digenapkan menjadi 30 hari atau dalam bahasa Fiqih disebut istikmal. Dengan begitu, awal Ramadhan 1443 H bisa jatuh bertepatan dengan Ahad, 3 April 2022. Sementara Sabtu, 2 April 2022, masih terhitung tanggal 30 Sya’ban 1443,” dikutip dari laman resmi NU Online, Jumat (1/4).

Hilal Tak Terlihat di Medan

Observatorium Ilmu Falak (OIF) Unversitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar pengamatan bulan hilal dari atas gedung Kampus Pasca Sarjana UMSU di Jalan Denai Kota Medan, Jumat (1/4) petang. Kepala OIF UMSU, Dr. Arwin Juli Rahmadi Butarbutar menjelaskan. dari hasil pengamatan menggunakan teleskop yang dimiliki hilal tidak teramati dengan jelas pada saat itu.

“Saya dapat informasi belum berlangsungnya secara konsep secara teori bisa dipastikan pemerintahan dan tidak menyatakan malam hari ini masuk tanggal 1 Ramadan. Kenapa? karena belum terpenuhi. karena syarat ditetapkan print pemerintah itu minimal 3 derajat sedangkan tadi baru di bawah 2 terjadi,” jelas Arwin kepada wartawan.

Dengan begitu, Hilal yang menandai 1 Ramadan 1443 Hijriyah tidak terlihat dari Kota Medan. Alasannya, posisi hilal terlalu rendah. Hilal masih berada pada posisi 1 derajat 45 menit.

Sementara itu, Kementerian Agama telah menggunakan kriteria MABIMS atau Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. “Tadi kita lakukan pengamatan. Ternyata itu tidak muncul. Tidak berhasil kita lihat,” kata Arwin.

Arwin menjelaskan, faktor hilal tidak teramati karena posisinya terlalu rendah. Sementara, selama OIF UMSU berdiri, hilal paling rendah bisa teramati pada posisi 8 derajat. “Itu pun hasil pemantauan di stasiun BMKG di Barus, Tapanuli Tengah. Sekitar dua tahun lalu. Jadi diatas 3 derajat, 5 derajat sekali pun tim OIF UMSU belum pernah berhasil. Walaupun dengan menggunakan teleskop yang canggih ini,” katanya.

Arwin menejelaskan, Muhammadiyah sudah lama mengeluarkan maklumat. Sehingga, untuk menentukan 1 Ramadan, tidak perlu dilakukan pengamatan hilal. Karena secara perhitungan, hilal dianggap sudah wujud. Muhammadiyah sudah menggelar tarawih malam ini dan akan berpuasa pada 2 April 2022. “Kalau Muhammadiyah menggunakan namanya, Hisab Hakiki Wujudul Hilal,” ujar Arwin.

Melalui metode itu, Muhammadiyah sudah menganggap putaran bumi sempurna mengelilingi bulan. “Sehingga menurut Muhammadiyah itu 1 bulan Qomariah 1 bulan Sya’ban semua itu sudah terjadi hingga malam hari ini sudah dinyatakan langsung bulan baru yaitu tanggal 1 Ramadan,” pungkasnya.

Tak Kurangi Kebersamaan

Menyikapi terjadinya perbedaan dalam penetapan awal Ramadan 1443 Hijriah antara Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah, MUI menyebut perbedaan adalah rahmat. “Kita bersyukur pada Allah SWT, tentunya sebagian dari saudara-saudara kita dari Muhammadiyah yang akan memulai puasa besok (hari ini), Sabtu (2/4), tidak mengurangi arti kebersamaan kita,” kata Ketua MUI, KH Abdullah Zaidi, dalam jumpa pers penetapan 1 Ramadan 1443 H, disiarkan kanal YouTube Kemenag RI, Jumat (1/4).

MUI menetapkan 1 Ramadan jatuh pada Minggu (3/4) lusa karena tidak bisa melihat rukyatul hilal. Pantauan sudah dilakukan dari 34 provinsi di Indonesia. Berarti, Muhammadiyah menjalankan puasa Ramadan sehari lebih awal ketimbang MUI. “Kita boleh berbeda, tetapi kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita, terutama di saat kita melaksanakan ibadah yang Mahasuci, ibadah Ramadan yang penuh barakah, penuh rahmah ini,” kata Abdullah Zaidi.

Momentum Ramadan ini diimbaunya menjadi momentum menghindari perselisihan. Pada dasarnya, perbedaan membawa rahmah. “Selama kita menyatukan hati kita bersama-sama untuk membangun bangsa dan negara ini,” kata dia.

Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 2022 berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2022. Muhammadiyah mengawali puasa pada Sabtu, 2 April 2022.

Pernah Terjadi di 2013-2014

Perbedaan awal Ramadan, bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia. Perbedaan awal puasa juga pernah terjadi pada 2013 dan 2014.

Muhammadiyah pada 2013, menetapkan 1 Ramadan 1434 Hijriah jatuh pada 9 Juli 2013, Hari Selasa. Hal ini berbeda dengan keputusan pemerintah. Saat itu, Kementerian Agama saat itu menetapkan 1 Ramadan 1434 Hijriah jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013.

Perbedaan awal Ramadan kembali terjadi di tahun selanjutnya. Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat itu menetapkan 1 Ramadan 1435 Hijriah jatuh pada hari Sabtu, 28 Juni 2014. Sedangkan pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadan 1435 H pada Minggu, 29 Juni 2014.

Perbedaan ini terjadi karena menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang dilakukan oleh Muhammadiyah, posisi hilal (bulan) dengan matahari berada di bawah 2 derajat. Jadi tidak memenuhi kriteria jika menggunakan metode rukyatul hilal.

Setelah perbedaan awal Ramadan selama dua tahun berturut-turut ini, awal Ramadan Muhammadiyah dan pemerintah selalu sama. (gus/dtc/bbs/adz)

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah resmi menetapkan 1 Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada Hari Minggu, 3 April 2022. Dengan begitu, terjadi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1443 Hijriah antara pemerintah dengan PP Muhammadiyah. Adapun diketahui, PP Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan jatuh pada hari ini, Sabtu (2/4).

PENENTUAN awal Ramadan 1443 Hijriah oleh pemerintah, ditetapkan melalui sidang isbat yang digelar secara langsung di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (1/4). Ketetapan itu disampaikan setelah sidang isbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag).

Rapat sidang isbat dipimpin Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. “Secara mufakat 1 Ramadhan jatuh pada Ahad, 3 April 2022. Ini hasiil sidang isbat yang disepakati bersama,” ujar Yaqut.

Menag menjelaskan, sidang isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal. Berdasarkan pantauan hilal di 101 titik, Yaqut menjelaskan, tidak ada satu pun yang melihat hilal. Dengan demikian, 1 Ramadhan ditetapkan jatuh pada Minggu, 3 April 2022.

Sidang isbat ini digelar sesuai Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 bulan sebelumnya pada kalender Hijriah. Sidang isbat melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, duta besar negara sahabat hingga perwakilan ormas-ormas Islam. Selain itu, dilibatkan juga perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang sekarang tergabung dalam BRIN, BMKG serta undangan lainnya. Pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR RI turut diundang.

Sidang isbat ini dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama, berisi pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1443 H berdasarkan hasil hisab atau perhitungan astronomi. Pemaparan itu dilakukan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag.

Tahap kedua adalah pelaksanaan Sidang Isbat penetapan awal Ramadan 1443 Hijriah. Sidang digelar secara tertutup setelah salat Magrib. Selain data hisab, sidang isbat akan merujuk pada hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 78 lokasi di seluruh Indonesia. Sedangkan tahap ketiga yaitu penyampaian hasil sidang isbat yang disiarkan secara langsung.

Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, Thomas Djamaluddin, memaparkan peta hilal Ramadan 1443 Hijroah. Thomas menyebut, sebagian besar hilal di Indonesia di bawah 2 derajat. “Ini menunjukkan, ketinggian hilal itu secara umum kurang dari 2 derajat, hanya wilayah Sumatera dan sebagian Jawa yang 2 derajat, jadi kalaupun menggunakan kriteria yang lama,” kata Thomas dalam pemaparannya sebelum sidang isbat.

“Ini hanya sekitar wilayah Jawa dan Wilayah Sumatera tetapi sekarang menggunakan kriteria minimal 3 derajat, jadi belum memenuhi kriteria,” imbuhnya.

Thomas juga memaparkan slide mengenai Ramadan 1443 Hijriah. Di situ dijelaskan mengenai wujudul hilal dan kriteria baru MABIMS.

Di Indonesia posisi bulan telah memenuhi kriteria wujudul hilal sehingga berdasarkan kriteria tersebut awal Ramadhan 1443 adalah 2 April 2022. Dengan kriteria baru MABIMBS/RJ2017, posisi bulan di Indonesia tingginya kurang dari 2 derajat dan elongasinya kurang dari 6,4 derajat. Hilal tidak mungkin teramati, jadi dengan kriteria baru MABIMS/RJ2017, yang dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, awal Ramadhan 3 April 2022. Pemaparan mengenai perhitungan astronomi dan pemantauan hilal itu selanjutnya dibahas dalam sidang isbat yang dipimpin Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Sementara, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan, NU juga menetapkan 1 Ramadan 1443 Hijriah pada Minggu (3/4). Hal itu disampaikan dalam Rukyatul Hilal Awal Bulan Ramadan 1443 Hijriah yang disiarkan secara langsung, Jumat (1/4) sore. “Saya akan menyampaikan ikhbar mengenai hasil rukhiyatul hilal yang telah dilaksanakan pada sore ini,” ucap Yahya Cholil Staquf.

“Dan Hasil yang akan saya sampaikan ini, kita peroleh dengan metode yang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan di dalam muktamar Ke-34 di Lampung dan juga dengan memperhatikan kesepakatan di antara negara-negara ASEAN,” tuturnya menambahkan.

Yahya Cholil Staquf mengatakan, negara-negara ASEAN tersebut terdiri dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. “Berikut adalah ikhbar resmi dari Pengurus Besar Nahdlatul ulama mengenai hasil rukyatul hilal tentang awal Ramadhan 1443 Hijriah,” ujarnya.

Yahya Cholil Staquf menuturkan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah melakukan proses pemantauan hilal pada Jumat, 1 April 2022. “Dalam rangka penentuan awal Ramadan 1443 Hijriah, Tim Rukyatul Hilal PBNU yang berada di bawah koordinasi lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada hari Jumat, 1 April 2022 telah melakukan rukyatul hilal di beberapa lokasi,” tuturnya.

Yahya Cholil Staquf mengatakan, PBNU melakukan rukyatul hilal di total 50 lokasi yang telah ditentukan di Indonesia. “Dan berdasarkan laporan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di seluruh lokasi tempat dilakukannya rukyatul hilal itu tidak berhasil terlihat hilal,” ucapnya.

“Dengan demikian, umur Bulan Sya’ban 1443 Hijriah adalah 30 hari atau dengan kata lain istigmal,” ujar Yahya Cholil Staquf menambahkan.

Dengan begitu, dia mengumumkan, PBNU menetapkan 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 3 April 2022 mendatang. “Atas dasar tersebut dan sesuai dengan pendapat 4 mazhab, dengan ini pengurus besar NU memberitahukan bahwa awal bulan Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 3 April 2022,” kata Yahya Cholil Staquf.

Sebelumnya, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah merilis hasil perhitungan (hisab) ketinggian bulan pada akhir Sya’ban 1443 Hijriah dalam Surat Instruksi Nomor 012/LF-PBNU/III/2022 yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris LF PBNU KH Sirril Wafa dan H Asmui Mansur, Kamis (31/3). Pada rilis itu mereka memperkirakan awal Ramadhan 1443 H bisa jatuh Minggu, 3 April 2022. Sebab, pihaknya memperkirakan jika dengan ketinggian 2 derajat lebih 4 menit dan 3 derajat 4 menit, hilal akan sulit dirukyat.

Terlebih umur bulan yang belum mencapai 8 jam. “Jika hilal tidak terlihat, otomatis bulan Sya’ban akan digenapkan menjadi 30 hari atau dalam bahasa Fiqih disebut istikmal. Dengan begitu, awal Ramadhan 1443 H bisa jatuh bertepatan dengan Ahad, 3 April 2022. Sementara Sabtu, 2 April 2022, masih terhitung tanggal 30 Sya’ban 1443,” dikutip dari laman resmi NU Online, Jumat (1/4).

Hilal Tak Terlihat di Medan

Observatorium Ilmu Falak (OIF) Unversitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar pengamatan bulan hilal dari atas gedung Kampus Pasca Sarjana UMSU di Jalan Denai Kota Medan, Jumat (1/4) petang. Kepala OIF UMSU, Dr. Arwin Juli Rahmadi Butarbutar menjelaskan. dari hasil pengamatan menggunakan teleskop yang dimiliki hilal tidak teramati dengan jelas pada saat itu.

“Saya dapat informasi belum berlangsungnya secara konsep secara teori bisa dipastikan pemerintahan dan tidak menyatakan malam hari ini masuk tanggal 1 Ramadan. Kenapa? karena belum terpenuhi. karena syarat ditetapkan print pemerintah itu minimal 3 derajat sedangkan tadi baru di bawah 2 terjadi,” jelas Arwin kepada wartawan.

Dengan begitu, Hilal yang menandai 1 Ramadan 1443 Hijriyah tidak terlihat dari Kota Medan. Alasannya, posisi hilal terlalu rendah. Hilal masih berada pada posisi 1 derajat 45 menit.

Sementara itu, Kementerian Agama telah menggunakan kriteria MABIMS atau Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. “Tadi kita lakukan pengamatan. Ternyata itu tidak muncul. Tidak berhasil kita lihat,” kata Arwin.

Arwin menjelaskan, faktor hilal tidak teramati karena posisinya terlalu rendah. Sementara, selama OIF UMSU berdiri, hilal paling rendah bisa teramati pada posisi 8 derajat. “Itu pun hasil pemantauan di stasiun BMKG di Barus, Tapanuli Tengah. Sekitar dua tahun lalu. Jadi diatas 3 derajat, 5 derajat sekali pun tim OIF UMSU belum pernah berhasil. Walaupun dengan menggunakan teleskop yang canggih ini,” katanya.

Arwin menejelaskan, Muhammadiyah sudah lama mengeluarkan maklumat. Sehingga, untuk menentukan 1 Ramadan, tidak perlu dilakukan pengamatan hilal. Karena secara perhitungan, hilal dianggap sudah wujud. Muhammadiyah sudah menggelar tarawih malam ini dan akan berpuasa pada 2 April 2022. “Kalau Muhammadiyah menggunakan namanya, Hisab Hakiki Wujudul Hilal,” ujar Arwin.

Melalui metode itu, Muhammadiyah sudah menganggap putaran bumi sempurna mengelilingi bulan. “Sehingga menurut Muhammadiyah itu 1 bulan Qomariah 1 bulan Sya’ban semua itu sudah terjadi hingga malam hari ini sudah dinyatakan langsung bulan baru yaitu tanggal 1 Ramadan,” pungkasnya.

Tak Kurangi Kebersamaan

Menyikapi terjadinya perbedaan dalam penetapan awal Ramadan 1443 Hijriah antara Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah, MUI menyebut perbedaan adalah rahmat. “Kita bersyukur pada Allah SWT, tentunya sebagian dari saudara-saudara kita dari Muhammadiyah yang akan memulai puasa besok (hari ini), Sabtu (2/4), tidak mengurangi arti kebersamaan kita,” kata Ketua MUI, KH Abdullah Zaidi, dalam jumpa pers penetapan 1 Ramadan 1443 H, disiarkan kanal YouTube Kemenag RI, Jumat (1/4).

MUI menetapkan 1 Ramadan jatuh pada Minggu (3/4) lusa karena tidak bisa melihat rukyatul hilal. Pantauan sudah dilakukan dari 34 provinsi di Indonesia. Berarti, Muhammadiyah menjalankan puasa Ramadan sehari lebih awal ketimbang MUI. “Kita boleh berbeda, tetapi kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita, terutama di saat kita melaksanakan ibadah yang Mahasuci, ibadah Ramadan yang penuh barakah, penuh rahmah ini,” kata Abdullah Zaidi.

Momentum Ramadan ini diimbaunya menjadi momentum menghindari perselisihan. Pada dasarnya, perbedaan membawa rahmah. “Selama kita menyatukan hati kita bersama-sama untuk membangun bangsa dan negara ini,” kata dia.

Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 2022 berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2022. Muhammadiyah mengawali puasa pada Sabtu, 2 April 2022.

Pernah Terjadi di 2013-2014

Perbedaan awal Ramadan, bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia. Perbedaan awal puasa juga pernah terjadi pada 2013 dan 2014.

Muhammadiyah pada 2013, menetapkan 1 Ramadan 1434 Hijriah jatuh pada 9 Juli 2013, Hari Selasa. Hal ini berbeda dengan keputusan pemerintah. Saat itu, Kementerian Agama saat itu menetapkan 1 Ramadan 1434 Hijriah jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013.

Perbedaan awal Ramadan kembali terjadi di tahun selanjutnya. Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat itu menetapkan 1 Ramadan 1435 Hijriah jatuh pada hari Sabtu, 28 Juni 2014. Sedangkan pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadan 1435 H pada Minggu, 29 Juni 2014.

Perbedaan ini terjadi karena menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang dilakukan oleh Muhammadiyah, posisi hilal (bulan) dengan matahari berada di bawah 2 derajat. Jadi tidak memenuhi kriteria jika menggunakan metode rukyatul hilal.

Setelah perbedaan awal Ramadan selama dua tahun berturut-turut ini, awal Ramadan Muhammadiyah dan pemerintah selalu sama. (gus/dtc/bbs/adz)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/