29 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Bomber Surabaya Keponakan dari Teroris Bom Bali 1

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mantan Kepala Instruktur Perakitan Bom Jamaah Islamiyah (JI) Jawa Timur, Ali Fauzi Manzi mengungkap bahwa pelaku bom bunuh diri di Surabaya, Dita Oepriarto, masih punya hubungan darah dengan Sukastopo, pria yang masuk dalam jaringan teroris pelaku Bom Bali I (2002).

“Teroris bukan produk instan. Menciptakan orang seperti itu tidak bim salabim. Pelaku BBD (bom bunuh diri) Surabaya gen teroris,” ungkap Ali dalam diskusi bertema Memutus Mata Rantai Terorisme di Gedung Widya Graha LIPI, Jakarta Selatan, Kamis (17/5).

Dalam paparannya, Ali memperlihatkan tiga foto pria. Foto pertama merupakan Dita, di sampingnya pria hampir paruh baya bernama Sukastopo, dan terakhir pria muda Amin Abdillah.

Mantan anak buah gembong teroris Dr. Azahari itu mengungkap bahwa Dita merupakan keponakan Sukastopo yang ditangkap pada 2002 karena keterlibatan dalam aksi bom Bali 1. Fakta itu diketahuinya karena Ali juga turut terlibat dalam aksi brutal tersebut.

“Ini Dita Oepriarto, belum ada polisi pun yang tahu ini. Dita ini sesungguhnya keponakan dari Pak Sukastopo. Pak Sukastopo ini siapa? Dia ditangkap pada tahun 2002 akhir karena masuk jaringan bom Bali 1. Berarti teroris melahirkan teroris,” terangnya.

Sementara itu, Amin Abdillah yang fotonya dipampang paling kanan oleh Ali merupakan Anak dari Sukastopo. Sehingga dari ketiga orang ini memilih darah yang sama.

“Yang ujung ini siapa? Ini Amin Abdillah anak Pak Kastopo, juga ditangkap pada tahun 2002 karena terlibat dengan Bom Bali 1. Ini jaringan lama jaringan baru nyambung gennya, nyambung genetiknya,” tegas Ali.

Adik dari Amrozi dan Ali Imron itu menerangkan, gen keluarga dalam kelompok teroris sudah ada sejak lama. Termasuk yang terjadi kepada keluarganya. Hal semacam ini juga terjadi pada keluarga terpidana mati Bom Bali, Imam Samudra.

“Apa ada selain ini? Ada, anaknya Imam Samudra, sudah betul-betul dijaga, lepas ke sana meninggal di Syria,” pungkas Ali. (ce1/sat/jpc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mantan Kepala Instruktur Perakitan Bom Jamaah Islamiyah (JI) Jawa Timur, Ali Fauzi Manzi mengungkap bahwa pelaku bom bunuh diri di Surabaya, Dita Oepriarto, masih punya hubungan darah dengan Sukastopo, pria yang masuk dalam jaringan teroris pelaku Bom Bali I (2002).

“Teroris bukan produk instan. Menciptakan orang seperti itu tidak bim salabim. Pelaku BBD (bom bunuh diri) Surabaya gen teroris,” ungkap Ali dalam diskusi bertema Memutus Mata Rantai Terorisme di Gedung Widya Graha LIPI, Jakarta Selatan, Kamis (17/5).

Dalam paparannya, Ali memperlihatkan tiga foto pria. Foto pertama merupakan Dita, di sampingnya pria hampir paruh baya bernama Sukastopo, dan terakhir pria muda Amin Abdillah.

Mantan anak buah gembong teroris Dr. Azahari itu mengungkap bahwa Dita merupakan keponakan Sukastopo yang ditangkap pada 2002 karena keterlibatan dalam aksi bom Bali 1. Fakta itu diketahuinya karena Ali juga turut terlibat dalam aksi brutal tersebut.

“Ini Dita Oepriarto, belum ada polisi pun yang tahu ini. Dita ini sesungguhnya keponakan dari Pak Sukastopo. Pak Sukastopo ini siapa? Dia ditangkap pada tahun 2002 akhir karena masuk jaringan bom Bali 1. Berarti teroris melahirkan teroris,” terangnya.

Sementara itu, Amin Abdillah yang fotonya dipampang paling kanan oleh Ali merupakan Anak dari Sukastopo. Sehingga dari ketiga orang ini memilih darah yang sama.

“Yang ujung ini siapa? Ini Amin Abdillah anak Pak Kastopo, juga ditangkap pada tahun 2002 karena terlibat dengan Bom Bali 1. Ini jaringan lama jaringan baru nyambung gennya, nyambung genetiknya,” tegas Ali.

Adik dari Amrozi dan Ali Imron itu menerangkan, gen keluarga dalam kelompok teroris sudah ada sejak lama. Termasuk yang terjadi kepada keluarganya. Hal semacam ini juga terjadi pada keluarga terpidana mati Bom Bali, Imam Samudra.

“Apa ada selain ini? Ada, anaknya Imam Samudra, sudah betul-betul dijaga, lepas ke sana meninggal di Syria,” pungkas Ali. (ce1/sat/jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/