Rencananya, keduanya akan dikebumikan di Sidikalang, kampung halaman ayahnya. Namun sebelumnya akan dibawa dulu ke Diski, rumah nenek pihak ibunya. Hal ini dikatakan Pansen Sihombing, paman Ester dan Rita yang tinggal di Jakarta. Pansen, bersama oppung Ester dan Rita, bibi dan sepupunya. Mata mereka terlihat mwrah menandakan rasa sedih sudah tertumpahkan lewat isak tangis. Bibinya dan opungnya terlihat terus memegang handuk kecil untuk mengusap wajahnya yang berlinang air mata di tengah kerumunan orang di kawasan intalansi jenazah RSUP Adam Malik.
Beberapa hari lalu, Ester dan Rita baru ziarah ke kuburan kakeknya di Sidikalang. Di sana keanehan hanya terliat pada Rita. Pansen mengatakan tatapan Rita saat itu kosong tak bersemangat. “Cuma Rita lah yang agak aneh. Matanya kosong,”ujarnya.
Hingga pukul 15.30 WIB, jenazah keduanya masih di ruang instalansi jenazah. Tim identifikasi masih menunggu kedua orangtuanya untuk mencocokkan dna Ester dan Rita dengan kedua orang tuanya.
Sahata: Boru Hasianku…
Sembari membuka kantong jenazah yang dibantu salah seorang personel TNI AD, Sahata Sihombing, tak henti-hentinya histeris. “Boru hasianku..boasa lao hamu (Anakku..kenapa kalian pergi..). Haccitnai huhilala (Sakit kali kurasa),” jerit Sahat, sembari memegang wajah salah satu anaknya yang berada di dalam kantong jenazah, yang dibariskan di koridor.
Sahata mengatakan, Ester dan Rita selama ini tinggal di Medan. “Sayakan tugas di Kodim Natuna, sementara boruku (putriku) ini sekolah di Medan. Jadi rencana liburan untuk menemui kami. Awalnya sempat saya larang,” ujarnya, sembari histeris.