30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Demo di Jakarta Meluas, Kedubes Asing Keluarkan ‘Warning’

 

Aksi demo 212 melawan Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama di Lapangan Monas Jakarta, Jumat (2/12).
Aksi demo 212 melawan Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama di Lapangan Monas Jakarta, Jumat (2/12).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Warga asing diminta berhati-hati dan menghindari semua lokasi unjuk rasa yang diduga berpotensi menjadi aksi kekerasan.

Beberapa kedutaan besar di Jakarta Jumat pagi (2/12) mengeluarkan “security message” atau pesan keamanan yang meminta warga negara mereka agar waspada dan menjauhi lokasi-lokasi tempat terjadinya unjuk rasa besar-besaran.

Kedutaan Besar Amerika di Jakarta melalui situsnya menyatakan bahwa meskipun unjuk rasa dilakukan dengan damai, tetapi “berpotensi menjadi konfrontatif dan meningkat menjadi aksi kekerasan; dan ada kemungkinan sejumlah kelompok ekstremis akan mengambil keuntungan dalam unjuk rasa 2 Desember untuk memicu atau melakukan aksi kekerasan”.

Kedubes AS di Jakarta Pusat, yang lokasinya sangat dekat dengan unjuk rasa di Lapangan Monas, juga meminta warga negaranya untuk menjauhi lokasi dan waspada jika berada di tengah keramaian. Pesan yang disampaikan itu juga mencantumkan beberapa alamat situs dan nomor telepon jika menghadapi situasi darurat.

Peringatan yang kurang lebih sama dikeluarkan Kedubes Australia. Warga negara Australia yang sedang berada di Indonesia, khususnya Jakarta dan Bali, diminta berhati-hati dan menghindari semua lokasi unjuk rasa yang diduga berpotensi menjadi aksi kekerasan.

“Ikuti semua petunjuk yang dikeluarkan petugas setempat dan monitor media untuk mendapatkan informasi tentang unjuk rasa tersebut,” tulis pernyataan di situs milik Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia.

Ditambahkan, “warga diminta mempertimbangkan dengan seksama pergerakan mereka di Jakarta, khususnya pada tanggal 2 Desember”.

Unjuk rasa yang disebut “Aksi Bela Islam III” dan diorganisir oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), Front Pembela Islam dan sejumlah organisasi massa lain, dilangsungkan di sekitar kawasan Monumen Nasional (Monas) di jantung ibukota Jakarta.

Polisi mengizinkan unjuk rasa di lokasi itu setelah mencapai kesepakatan dengan pihak penyelenggara, yang dimediasi MUI. Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Tito Karnavian sebelumnya mengatakan, kawasan Monas bisa menampung sekitar 700 ribu orang dan jika jumlah peserta melebih jumlah itu maka akan ditampung di sekitar Jl. Merdeka Selatan.

Di sekitar lokasi itu terdapat beberapa kedutaan besar dan kantor perwakilan asing, termasuk Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. (voa)

 

Aksi demo 212 melawan Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama di Lapangan Monas Jakarta, Jumat (2/12).
Aksi demo 212 melawan Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama di Lapangan Monas Jakarta, Jumat (2/12).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Warga asing diminta berhati-hati dan menghindari semua lokasi unjuk rasa yang diduga berpotensi menjadi aksi kekerasan.

Beberapa kedutaan besar di Jakarta Jumat pagi (2/12) mengeluarkan “security message” atau pesan keamanan yang meminta warga negara mereka agar waspada dan menjauhi lokasi-lokasi tempat terjadinya unjuk rasa besar-besaran.

Kedutaan Besar Amerika di Jakarta melalui situsnya menyatakan bahwa meskipun unjuk rasa dilakukan dengan damai, tetapi “berpotensi menjadi konfrontatif dan meningkat menjadi aksi kekerasan; dan ada kemungkinan sejumlah kelompok ekstremis akan mengambil keuntungan dalam unjuk rasa 2 Desember untuk memicu atau melakukan aksi kekerasan”.

Kedubes AS di Jakarta Pusat, yang lokasinya sangat dekat dengan unjuk rasa di Lapangan Monas, juga meminta warga negaranya untuk menjauhi lokasi dan waspada jika berada di tengah keramaian. Pesan yang disampaikan itu juga mencantumkan beberapa alamat situs dan nomor telepon jika menghadapi situasi darurat.

Peringatan yang kurang lebih sama dikeluarkan Kedubes Australia. Warga negara Australia yang sedang berada di Indonesia, khususnya Jakarta dan Bali, diminta berhati-hati dan menghindari semua lokasi unjuk rasa yang diduga berpotensi menjadi aksi kekerasan.

“Ikuti semua petunjuk yang dikeluarkan petugas setempat dan monitor media untuk mendapatkan informasi tentang unjuk rasa tersebut,” tulis pernyataan di situs milik Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia.

Ditambahkan, “warga diminta mempertimbangkan dengan seksama pergerakan mereka di Jakarta, khususnya pada tanggal 2 Desember”.

Unjuk rasa yang disebut “Aksi Bela Islam III” dan diorganisir oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), Front Pembela Islam dan sejumlah organisasi massa lain, dilangsungkan di sekitar kawasan Monumen Nasional (Monas) di jantung ibukota Jakarta.

Polisi mengizinkan unjuk rasa di lokasi itu setelah mencapai kesepakatan dengan pihak penyelenggara, yang dimediasi MUI. Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Tito Karnavian sebelumnya mengatakan, kawasan Monas bisa menampung sekitar 700 ribu orang dan jika jumlah peserta melebih jumlah itu maka akan ditampung di sekitar Jl. Merdeka Selatan.

Di sekitar lokasi itu terdapat beberapa kedutaan besar dan kantor perwakilan asing, termasuk Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. (voa)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/