28.9 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Aksi Demo 4 November Berakhir Ricuh

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS Massa saat bentrok dengan aparat saat demo di depan Istana Merdeka di Jakarta, Jumat (4/11). Mereka berunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mengusut kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Massa saat bentrok dengan aparat saat demo di depan Istana Merdeka di Jakarta, Jumat (4/11). Mereka berunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mengusut kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Unjuk rasa untuk mengawal fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berakhir melegakan. Mediasi di kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla petang kemarin (4/11), menghasilkan keputusan untuk mempercepat proses hukum terhadap Ahok. Disepakati dalam dua pekan ke depan, dugaan penistaan agama itu akan dituntaskan polisi.

Mediasi yang dipimpin langsung JK itu turut dihadiri sejumlah menteri. Di antaranya Menkopolhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sektetaris Kabinet Pramono Anung, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Mereka muncul dengan golfcar dari depan Istan Merdeka.

Sedangkan perwakilan pendemo ada tiga orang datang berikutnya. Yakni Ketua Majelis Syura FPI KH Syeikh Misbahul Anam At-Tijani, Ketua Umum Wahdah Islamiyah Muhammad Zaitun Rasmin, dan Pimpinan Ar Rahman Quranic Learning (AQL) Center Bachtiar Nasir.

Mediasi yang dimulai sekitar pukul 17.30 itu berakhir sekitar pukul 18.10. Usai mediasi itu JK mengungkapkan bahwa proses hukum Ahok itu diupayakan bisa selesai dalam waktu cepat. “Kapolri dijanjikan selesai dalam dua minggu pelaksanaan hukum yang cepat itu,” ungkap JK.

Tapi, proses hukum yang cepat itu tetap harus sesuai dengan aturan yang berlaku. Dijanjikan pula akan diusut dengan tegas. “Kami sudah berbicara dengan teman-teman yang mewakili masalah yang luar biasa banyaknya,” lanjutnya.

Bachtiar Nasir menuturkan, memang yang menjadi salah satu tuntutan para pendemo adalah penuntasan proses hukum yang cepat dan tegas. Jaminan itu sudah disampaikan dan dipenuhi dalam mediasi. Tapi, itu bukan berarti tidak ada aksi lagi setelah dua pekan kedepan. “Nah itu (aksi lagi, red) saya belum bisa bicara sekarang,” ujar dia.

Wiranto berharap setelah permintaan demonstran itu dipenuhi, diharapkan pendemo bisa membubarkan diri. Tapi tentu membubarkan diri tidak bisa langsung bersamaan. “Nah, makanya kan ada proses, mosok terus langsung bisa lenyap,” kata Wiranto.

Wiranto menuturkan, para pengunjuk rasa itu tidak boleh bertahan. Bahkan berkembang menjadi suatu gerakan yang rusuh. Maka, mediasi tersebut jadi solusi lantas mereka diharapkan bubar.

“Itu yang kita harapkan. Dan saya kira itu harapan semua masyarakat begitu,” ungkap Wiranto.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berharap agar seluruh demonstran bisa membubarkan diri usai pukul 18.00. Dia yakin karena tuntutan para demonstran sudah dipenuhi.

“Saya punya keyakinan yang demo adalah orang yang baik-baik. Itulah Islam rahmatan lilalamin. Islam nusantara Indonesia,” ujar sambil buru-buru kembali ke kompleks Istana kepresidenan.

Disinggung soal ada tidaknya kesepakan resmi dalam mediasi itu, dia tidak mau menjawab tegas. Wiranto yang ditanyai soal kesepakan serupa juga tidak menjawab. “Kesepakatannya saya mau pulang dulu ya,” ujar Gatot lantas melempar senyum.

Mediasi dengan JK itu merupakan jalan tengah setelah perwakilan massa tidak ditemui Presiden Joko Widodo. Presiden kemarin memang mengunjungi proyek KA bandara di kompleks Bandara Soekarno-Hatta.

Awalnya, sekitar pukul 15.30. Bachtiar Nasir, perwakilan pendemo, masuk ke halaman selatan Setneg yang bersebelahan dnegan Istana Merdeka. Di situ sudah ada Menkopolhukam Wiranto, Menag Lukman Hakim Saifuddin, dan sejumlah menteri lain. Dia menanyakan apakah perwakilan pendemo bisa menemui Presiden.

Dijawab oleh Wiranto, Presiden sedang tidak berada di tempat karena tugas. ’’Kami diperintahkan mewakili secara resmi,’’ ujar Wiranto.

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS Massa saat bentrok dengan aparat saat demo di depan Istana Merdeka di Jakarta, Jumat (4/11). Mereka berunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mengusut kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Massa saat bentrok dengan aparat saat demo di depan Istana Merdeka di Jakarta, Jumat (4/11). Mereka berunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mengusut kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Unjuk rasa untuk mengawal fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berakhir melegakan. Mediasi di kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla petang kemarin (4/11), menghasilkan keputusan untuk mempercepat proses hukum terhadap Ahok. Disepakati dalam dua pekan ke depan, dugaan penistaan agama itu akan dituntaskan polisi.

Mediasi yang dipimpin langsung JK itu turut dihadiri sejumlah menteri. Di antaranya Menkopolhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sektetaris Kabinet Pramono Anung, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Mereka muncul dengan golfcar dari depan Istan Merdeka.

Sedangkan perwakilan pendemo ada tiga orang datang berikutnya. Yakni Ketua Majelis Syura FPI KH Syeikh Misbahul Anam At-Tijani, Ketua Umum Wahdah Islamiyah Muhammad Zaitun Rasmin, dan Pimpinan Ar Rahman Quranic Learning (AQL) Center Bachtiar Nasir.

Mediasi yang dimulai sekitar pukul 17.30 itu berakhir sekitar pukul 18.10. Usai mediasi itu JK mengungkapkan bahwa proses hukum Ahok itu diupayakan bisa selesai dalam waktu cepat. “Kapolri dijanjikan selesai dalam dua minggu pelaksanaan hukum yang cepat itu,” ungkap JK.

Tapi, proses hukum yang cepat itu tetap harus sesuai dengan aturan yang berlaku. Dijanjikan pula akan diusut dengan tegas. “Kami sudah berbicara dengan teman-teman yang mewakili masalah yang luar biasa banyaknya,” lanjutnya.

Bachtiar Nasir menuturkan, memang yang menjadi salah satu tuntutan para pendemo adalah penuntasan proses hukum yang cepat dan tegas. Jaminan itu sudah disampaikan dan dipenuhi dalam mediasi. Tapi, itu bukan berarti tidak ada aksi lagi setelah dua pekan kedepan. “Nah itu (aksi lagi, red) saya belum bisa bicara sekarang,” ujar dia.

Wiranto berharap setelah permintaan demonstran itu dipenuhi, diharapkan pendemo bisa membubarkan diri. Tapi tentu membubarkan diri tidak bisa langsung bersamaan. “Nah, makanya kan ada proses, mosok terus langsung bisa lenyap,” kata Wiranto.

Wiranto menuturkan, para pengunjuk rasa itu tidak boleh bertahan. Bahkan berkembang menjadi suatu gerakan yang rusuh. Maka, mediasi tersebut jadi solusi lantas mereka diharapkan bubar.

“Itu yang kita harapkan. Dan saya kira itu harapan semua masyarakat begitu,” ungkap Wiranto.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berharap agar seluruh demonstran bisa membubarkan diri usai pukul 18.00. Dia yakin karena tuntutan para demonstran sudah dipenuhi.

“Saya punya keyakinan yang demo adalah orang yang baik-baik. Itulah Islam rahmatan lilalamin. Islam nusantara Indonesia,” ujar sambil buru-buru kembali ke kompleks Istana kepresidenan.

Disinggung soal ada tidaknya kesepakan resmi dalam mediasi itu, dia tidak mau menjawab tegas. Wiranto yang ditanyai soal kesepakan serupa juga tidak menjawab. “Kesepakatannya saya mau pulang dulu ya,” ujar Gatot lantas melempar senyum.

Mediasi dengan JK itu merupakan jalan tengah setelah perwakilan massa tidak ditemui Presiden Joko Widodo. Presiden kemarin memang mengunjungi proyek KA bandara di kompleks Bandara Soekarno-Hatta.

Awalnya, sekitar pukul 15.30. Bachtiar Nasir, perwakilan pendemo, masuk ke halaman selatan Setneg yang bersebelahan dnegan Istana Merdeka. Di situ sudah ada Menkopolhukam Wiranto, Menag Lukman Hakim Saifuddin, dan sejumlah menteri lain. Dia menanyakan apakah perwakilan pendemo bisa menemui Presiden.

Dijawab oleh Wiranto, Presiden sedang tidak berada di tempat karena tugas. ’’Kami diperintahkan mewakili secara resmi,’’ ujar Wiranto.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/