26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Aceh Gempa (Lagi), 8 Tewas

BENER MERIAH-Aceh kembali digoyang gempa. Delapan orang tewas, satu di antaranya bocah lima tahun (balita) yang tertimpa reruntuhan, sedangkan 140 orang lainnya mengalami luka dan patah tulang. Gempa tidak menimbulkan tsunami, namun diprediksi mampu mengaktifkan Gunung Bumi Terong yang kini memasuki status siaga.

TANGIS: Korban gempa Aceh  Desa Lampahan Kabupaten Bener Meriah saat dievakuasi//FIKRI RAMADHAVI/afp photo
TANGIS: Korban gempa Aceh di Desa Lampahan Kabupaten Bener Meriah saat dievakuasi//FIKRI RAMADHAVI/afp photo

Gempa yang terjadi Selasa (2/7) sekira pukul 14:37:03 WIB itu sempat terasa di Medan. Meski tidak begitu goyang, namun cukup membuat pengunjung Medan Mall berhamburan keluar gedung.

Tampak wajah-wajah panik pengunjung yang sedang belanja untuk persiapan bulan puasa. Tak lama kemudian, situasi kembali normal meski mereka sama sekali tidak tahu asal gempa berada di mana. “Gempa ya? Di Aceh atau di Nias?” tanya seorang pengunjung. Tak ada yang bisa menjawab. Pun satpam Medan Mall yang sebelumnya sibuk berteriak agar lalu lintas di depan mall itu lancar hanya menggeleng.
Pusat gempa sejatinya berada di daratan 35 km Barat Daya Kabupaten Bener Meriah atau 43 km Tenggara Kabupaten Bireuen atau 50 km Barat Laut Kabupaten Aceh Tengah atau 181 km Tenggara Banda Aceh. Sumber kedalaman gempa 10 km.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, gempa dirasakan sangat kuat selama sekitar 15 detik oleh masyarakat di Kabupaten Bener Meriah hingga Banda Aceh. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Posko BNPB telah konfirmasi ke Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Aceh dan BPBD Kabupaten Bener Meriah. Berdasarkan peta guncangan gempa, di sekitar Bener Meriah dampak gempa mencapai V-VI MMI (sedang hingga kuat).

Sementara berdasarkan laporan Badan Meterologi Klimtaologi dan Geofisika (BMKG),lokasi gempa berada pada 4.70 Lintang Utara,96.61 Bujur Timur atau tepatnya 35 km Barat Daya Kabupaten Bener Meriah Dengan kedalaman 10 km.

Akibat gempa tersebut, dari data sementara, delapan warga tewas. Sementara, puluhan bangunan, toko dan rumah warga hancur luluh lantak. Informasi yang berhasil dihimpun Rakyat Aceh (grup Sumut Pos) dari BPBD Bener Meriah, korban yang tewas yaitu Pardi dan Narni adalah pasangan suami istri yang berdomisili di Kampung Suka Makmur Kecamatan Wihpesan, Bener Meriah. Selain itu, Dua warga Kecamatan Ketol dan satu warga Simpang Juli Kecamatan Silih Nara juga tewas. Tak hanya itu, seorang bocah berusia di bawah lima tahun juga tewas tertimpa reruntuhan di Kampung Bandar Lampahan.

Sementara dua warga lainnya tewas di rumah sakit, yaitu Raimah Inen Deung (80) warga Telegu Atue Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah yang tertimpa bangunan rumah. Ia sempat dirawat satu jam di Rumah Sakit Datu Beru Takengon, namun kemudian meninggal dunia. Satu lagi yang tewas adalah pasien RS Datu Beru, Rohani (45) warga Blangkejeren yang dirawat setelah mengalami kecelakaan. “Sebelumnya dia sempat kita rawat, usai gempa hebat mengguncang dia menghembuskan napas terakhir. Kita duga dia syok dan terkena serangan jantung,” tukas perawat RS Datu Beru, Rahma Julita Wati.

Kepala pelaksana BPBD Bener Meriah Fauzi mengungkapkan data itu masih sementara, pihaknya masih bekerja mendata. “Dari hasil sementara, ada 40 unit rumah hancur berat dan ringan. Selain itu, data dari RS Datu Beru, ada 140 lebih korban mengalami luka-luka dan patah tulang,” ungkapnya.

Sementara seorang anak kini masih dalam pencarian akibat tertimbun longsor. Anak itu adalah anak Pardi dan Nani. Saat kejadian tersebut, keluarga Pardi dan Narni berada di kebun mereka. Gempa yang melanda menyebabkan longsor dan menimpa mereka. Pihak BPBD dan warga setempat, hingga kini masih melakukan evakuasi mencari anak korban yang masih berada di bawah timbunan longsor.
Dilaporkan RS Datu Beru hingga berita ini terus menerima korban akibat gempa. Para korban ini kebanyakan tertimpa reruntuhan bangunan juga karena terjatuh dari kendaraan saat terjadinya gempa.

Direktur RS Datu Berueh, dr Hardi Yani, mengatakan puluhan korban gempa terus berdatangan. “Kita belum sempat mendata, konsentrasi kita memberikan bantuan pertolongan pertama kepada para korban. Ada puluhan dan terus bertambah berdatangan ke rumah sakit,” jelasnya.
Sementara itu, informasi jalur transformasi antara Takengon-Bireuen di kilometer 92 terputus. Ini disebabkan adanya tebing yang longsor akibat kekuatan gempa. Ratusan kendaraan dari kedua arah hingga magrib masih terjebak di jalan dan tak bisa bergerak. Selain kecemasan karena gempa susulan yang masih terjadi, masyarakat Bener Meriah kini juga harus mengkhawatirkan Gunung Bumi Terong yang kini memasuki status siaga. Gempa diperkirakan menyebabkan gunung berapi menjadi semakin aktif. (ron/slm/min/smg)

[table caption=”Aceh Digoyang Gempa (Lagi)” delimiter=”:” terminator=”|”]

Lokasi: 35 km Barat Daya Kabupaten Bener Meriah atau 43 km Tenggara Kabupaten Bireuen atau 50 km Barat Laut Kabupaten Aceh Tengah, atau 181 km Tenggara Banda Aceh.|
Waktu Kejadian: “Selasa (2/7) sekira pukul 14:37:03 WIB”|
Kedalaman Gempa: 10 KM|
Kekuatan Gempa: 6,2 SR|
Korban Tewas: 8 orang (sementara)|
:- Ardi dan Narni (pasutri) Warga Kampung Suka Makmur Kecamatan Wihpesan, Bener Meriah
– Dua warga Kecamatan Ketol
– Satu warga Simpang Juli Kecamatan Silih Nara
– Satu Balita Warga Kampung Bandar Lampahan
– Raimah Inen Deung (80) warga Telegu Atue Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah
– Rohani (45) warga Blangkejeren|
Korban Hilang: Seorang anak yang tertimbun longsor (dalam pencarian)|
Korban Luka dan patah tulang: 140 orang (sementara) |
Kerusakan:
-40 unit rumah hancur berat dan ringan
-Jalan Takengon-Bireuen putus, tepatnya KM 92 |
Potensi Bencana Susulan:  Gunung Bumi Terong memasuki status siaga
[/table]
Sumber: BPBD Bener Meriah, data per pukul 19.00 WIB, Selasa (2/7)

BENER MERIAH-Aceh kembali digoyang gempa. Delapan orang tewas, satu di antaranya bocah lima tahun (balita) yang tertimpa reruntuhan, sedangkan 140 orang lainnya mengalami luka dan patah tulang. Gempa tidak menimbulkan tsunami, namun diprediksi mampu mengaktifkan Gunung Bumi Terong yang kini memasuki status siaga.

TANGIS: Korban gempa Aceh  Desa Lampahan Kabupaten Bener Meriah saat dievakuasi//FIKRI RAMADHAVI/afp photo
TANGIS: Korban gempa Aceh di Desa Lampahan Kabupaten Bener Meriah saat dievakuasi//FIKRI RAMADHAVI/afp photo

Gempa yang terjadi Selasa (2/7) sekira pukul 14:37:03 WIB itu sempat terasa di Medan. Meski tidak begitu goyang, namun cukup membuat pengunjung Medan Mall berhamburan keluar gedung.

Tampak wajah-wajah panik pengunjung yang sedang belanja untuk persiapan bulan puasa. Tak lama kemudian, situasi kembali normal meski mereka sama sekali tidak tahu asal gempa berada di mana. “Gempa ya? Di Aceh atau di Nias?” tanya seorang pengunjung. Tak ada yang bisa menjawab. Pun satpam Medan Mall yang sebelumnya sibuk berteriak agar lalu lintas di depan mall itu lancar hanya menggeleng.
Pusat gempa sejatinya berada di daratan 35 km Barat Daya Kabupaten Bener Meriah atau 43 km Tenggara Kabupaten Bireuen atau 50 km Barat Laut Kabupaten Aceh Tengah atau 181 km Tenggara Banda Aceh. Sumber kedalaman gempa 10 km.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, gempa dirasakan sangat kuat selama sekitar 15 detik oleh masyarakat di Kabupaten Bener Meriah hingga Banda Aceh. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Posko BNPB telah konfirmasi ke Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Aceh dan BPBD Kabupaten Bener Meriah. Berdasarkan peta guncangan gempa, di sekitar Bener Meriah dampak gempa mencapai V-VI MMI (sedang hingga kuat).

Sementara berdasarkan laporan Badan Meterologi Klimtaologi dan Geofisika (BMKG),lokasi gempa berada pada 4.70 Lintang Utara,96.61 Bujur Timur atau tepatnya 35 km Barat Daya Kabupaten Bener Meriah Dengan kedalaman 10 km.

Akibat gempa tersebut, dari data sementara, delapan warga tewas. Sementara, puluhan bangunan, toko dan rumah warga hancur luluh lantak. Informasi yang berhasil dihimpun Rakyat Aceh (grup Sumut Pos) dari BPBD Bener Meriah, korban yang tewas yaitu Pardi dan Narni adalah pasangan suami istri yang berdomisili di Kampung Suka Makmur Kecamatan Wihpesan, Bener Meriah. Selain itu, Dua warga Kecamatan Ketol dan satu warga Simpang Juli Kecamatan Silih Nara juga tewas. Tak hanya itu, seorang bocah berusia di bawah lima tahun juga tewas tertimpa reruntuhan di Kampung Bandar Lampahan.

Sementara dua warga lainnya tewas di rumah sakit, yaitu Raimah Inen Deung (80) warga Telegu Atue Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah yang tertimpa bangunan rumah. Ia sempat dirawat satu jam di Rumah Sakit Datu Beru Takengon, namun kemudian meninggal dunia. Satu lagi yang tewas adalah pasien RS Datu Beru, Rohani (45) warga Blangkejeren yang dirawat setelah mengalami kecelakaan. “Sebelumnya dia sempat kita rawat, usai gempa hebat mengguncang dia menghembuskan napas terakhir. Kita duga dia syok dan terkena serangan jantung,” tukas perawat RS Datu Beru, Rahma Julita Wati.

Kepala pelaksana BPBD Bener Meriah Fauzi mengungkapkan data itu masih sementara, pihaknya masih bekerja mendata. “Dari hasil sementara, ada 40 unit rumah hancur berat dan ringan. Selain itu, data dari RS Datu Beru, ada 140 lebih korban mengalami luka-luka dan patah tulang,” ungkapnya.

Sementara seorang anak kini masih dalam pencarian akibat tertimbun longsor. Anak itu adalah anak Pardi dan Nani. Saat kejadian tersebut, keluarga Pardi dan Narni berada di kebun mereka. Gempa yang melanda menyebabkan longsor dan menimpa mereka. Pihak BPBD dan warga setempat, hingga kini masih melakukan evakuasi mencari anak korban yang masih berada di bawah timbunan longsor.
Dilaporkan RS Datu Beru hingga berita ini terus menerima korban akibat gempa. Para korban ini kebanyakan tertimpa reruntuhan bangunan juga karena terjatuh dari kendaraan saat terjadinya gempa.

Direktur RS Datu Berueh, dr Hardi Yani, mengatakan puluhan korban gempa terus berdatangan. “Kita belum sempat mendata, konsentrasi kita memberikan bantuan pertolongan pertama kepada para korban. Ada puluhan dan terus bertambah berdatangan ke rumah sakit,” jelasnya.
Sementara itu, informasi jalur transformasi antara Takengon-Bireuen di kilometer 92 terputus. Ini disebabkan adanya tebing yang longsor akibat kekuatan gempa. Ratusan kendaraan dari kedua arah hingga magrib masih terjebak di jalan dan tak bisa bergerak. Selain kecemasan karena gempa susulan yang masih terjadi, masyarakat Bener Meriah kini juga harus mengkhawatirkan Gunung Bumi Terong yang kini memasuki status siaga. Gempa diperkirakan menyebabkan gunung berapi menjadi semakin aktif. (ron/slm/min/smg)

[table caption=”Aceh Digoyang Gempa (Lagi)” delimiter=”:” terminator=”|”]

Lokasi: 35 km Barat Daya Kabupaten Bener Meriah atau 43 km Tenggara Kabupaten Bireuen atau 50 km Barat Laut Kabupaten Aceh Tengah, atau 181 km Tenggara Banda Aceh.|
Waktu Kejadian: “Selasa (2/7) sekira pukul 14:37:03 WIB”|
Kedalaman Gempa: 10 KM|
Kekuatan Gempa: 6,2 SR|
Korban Tewas: 8 orang (sementara)|
:- Ardi dan Narni (pasutri) Warga Kampung Suka Makmur Kecamatan Wihpesan, Bener Meriah
– Dua warga Kecamatan Ketol
– Satu warga Simpang Juli Kecamatan Silih Nara
– Satu Balita Warga Kampung Bandar Lampahan
– Raimah Inen Deung (80) warga Telegu Atue Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah
– Rohani (45) warga Blangkejeren|
Korban Hilang: Seorang anak yang tertimbun longsor (dalam pencarian)|
Korban Luka dan patah tulang: 140 orang (sementara) |
Kerusakan:
-40 unit rumah hancur berat dan ringan
-Jalan Takengon-Bireuen putus, tepatnya KM 92 |
Potensi Bencana Susulan:  Gunung Bumi Terong memasuki status siaga
[/table]
Sumber: BPBD Bener Meriah, data per pukul 19.00 WIB, Selasa (2/7)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/