Dia mengatakan, jika memang ada tarif yang dipatok bagi penumpang Hercules, hal itu jelas merupakan penyimpangan yang dilakukan oknum-oknum anggota TNI AU. “Karena secara institusi tidak boleh,” imbuhnya.
Sementara, terkait dengan penyebab Hercules jatuh, Alvien tidak menyangkal usia pesawat yang sudah uzur menjadi sorotan. Hanya saja, menurutnya, usia tua pesawat tidak sepenuhnya bisa disalahkan.
“Meskipun sudah tua, asal perawatannya disiplin, sesuai manual, tetap tidak masalah. Tapi memang perawatan yang sering juga tidak efektif, terlebih jika sudah ketinggalan teknologi, seperti teknologi bahan bakarnya. Tapi menurut saya, untuk pesawat tua, perawatan itu kuncinya, disiplin atau tidak,” kata Alvin.
Diberitakan, diperkirakan ada puluhan orang warga Natuna yang menumpang di Hercules 130 itu. Selain anggota TNI AU, juga ada pelajar dan mahasiswa.
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kolonel (Pnb) Khairil Lubis membenarkan, memang ada warga sipil yang turut menumpang di pesawat Hercules naas itu. Beberapa diantaranya adalah pelajar dan mahasiswa. ”Namun jumlah dan nama-namanya, belum bisa dipastikan,” katanya.
Keikutsertaan warga sipil dalam penerbangan milik militer itu kata Khairil, tidak semuanya karena keluarga anggota TNI AU.
”Ada juga yang naik dengan surat rekomendasi paguyuban daerah tertentu,” katanya. (sam/jpnn)