JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapolri Jenderal Haiti melakukan mutasi 71 pati dan pamen Polri. Beberapa jabatan strategis bergeser. Antara lain, Kabareskrim Polri dari Komjen Budi Waseso kepada Komjen Anang Iskandar. Buwas selanjutnya mengisi posisi Anang.
Irjen Syahrul Mamma, yang selama ini berdinas di Menkopolhukam diangkat menjadi Wakabareskrim. Syahrul Mamma diketahui merupakan salah satu peserta seleksi capim KPK dari unsur Polri.
Kapolda Bali Irjen Ronny Franky Sompie yang terpilih menjadi Dirjen Imigrasi Kemenkumham digantikan Kadiv Hubinter Irjen Sugeng Priyanto. Posisi sugeng diisi Brigjen Ketut Untung Yoga.
Kapolda Kaltim Irjen Andayano diganti Irjen Safaruddin yang sebelumnya menjabat Wakabaintelkam Polri. Kapolda Jatim Irjen Anas Yusuf menjadi Gubernur Akpol. Anas diganti Kapolda Sulselbar Irjen Anton Setiadji. Posisi Anton diisi Irjen Pudji Hartanto yang sebelumnya menjabat Gubernur Akpol.
Kapolda Sumut Irjen Eko Hadi Sutedjo diangkat sebagai Wakabaharkam bertukar posisi dengan Irjen Ngadino.
Direktur Eksus Brigjen Vicktor Simandjutak pensiun. Dia diganti Brigjen Bambang Waskito yang sebelumnya menjabat Karo Bin Ops Sops Polri.
Kapolda Malut Brigjen Imam Budi Supeno ditarik menjadi Wakil Gubernur Akpol. Posisinya diisi oleh Brigjen Zulkarnain yang selama ini duduk sebagai Karo Wasidik Bareskrim.
Kapolda Gorontalo Brigjen Andjaja juga digeser. Dia diganti Brigjen Hengkie Kaluara. Kapolda Sultra Brigjen Arkian Lubis dipindah ke Karorenmin Baharkam. Dia diganti Brigjen Agung Sabar Santoso.
“Tadi malam baru selesai dan keluar TR. Salah satu yang dimutasi Kabareskrim jadi Kepala BNN dan Kepala BNN jadi Kabareskrim. Dalam TR ini ada 71 Pati dan Pamen,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan, Jumat (4/9).
Menurut Anton, pergeseran ini suatu hal yang biasa di tubuh Polri untuk kebutuhan organisasi, meningkatkan karir dan pergantian pengalaman. “Agar seseorang lebih luas pengalamannya,” tegas jenderal bintang dua ini.
Dia pun menegaskan, yang menimpa Buwas bukan pencopotan. “Beliau ini levelnya meningkat, langsung di bawah Presiden. Dia eselon satu,” katanya.
Namun dia membantah Anang Iskandar turun jabatan. “Status eselonnya sama. Tapi Pak Buwas lebih tinggi. Ini kebutuhan organisasi,” katanya. (boy/jpnn)