30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Buwas Cari Buaya Buas ke Asam Kumbang, Ini Fotonya

Foto: Riadi/PM Kepala BNN Pusat, Komjen Budi Waseso, mengunjungi penangkaran Buaya Asam Kumbang yang berada di Jalan Bunga Asoka, Medan, Rabu (11/11/2015). Ia mengatakan sedang mencari buaya ganas untuk menjaga penjara mafia narkoba.
Foto: Riadi/PM
Kepala BNN Pusat, Komjen Budi Waseso, mengunjungi penangkaran Buaya Asam Kumbang yang berada di Jalan Bunga Asoka, Medan, Rabu (11/11/2015). Ia mengatakan sedang mencari buaya ganas untuk menjaga penjara mafia narkoba.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ingin penjara untuk bandar narkoba dijaga buaya, Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) mengunjungi penangkaran buaya Asam Kumbang Medan, Jalan Bunga Raya Sunggal, Rabu (11/11). Kedatangan Buwas untuk mencari buaya-buaya ganas dan buas yang akan ‘ditugaskan’ menjaga mafia narkoba agar tidak lari dari penjara.

“Saya kemari untuk mencari buaya ganas,” katanya.

Dikatakan Buwas, saat ini pihaknya sudah mengajukan pengusulan untuk membuat penjara yang dikelilingi oleh buaya ke Menkumham. Nantinya, mafia narkoba akan berada di tengah-tengah dan buaya-buaya itu di sekelilingnya. “Bila mafianya lari, buaya akan mengejarnya. Biar mereka kejar-kejaran di situ,” katanya.

Saat ini lanjut Buwas, pihak Menkumham sedang hunting mencari tempat-tempat strategis untuk membangun penjara tersebut. Buwas menilai penjara itu perlu karena Indonesia menjadi pangsa pasar yang besar dan pabrikan narkoba. “Pengedar narkoba melakukan pembunuhan massal dengan barang yang diedarkannya itu. Jadi, kita harus menghukum mereka setimpal dengan kesalahannya. Mafia narkoba itu sangat licik untuk memasukan narkoba ke negara kita. Mereka mau menghancurkan kita secara perlahan-lahan. Siapa yang berbuat harus bertanggung jawab. Saya tidak main-main,” tegasnya.

Disinggung soal anggarannya, mantan Kabareskrim Mabes Polri itu menyatakan telah membuat usulan ke pemerintah. “Bila Menkumham telah mendapatkan lokasi, perencanaan anggarannya pastinya akan digodok. Yang pasti, kita sudah membuat perencanaan dan sudah diketahui presiden. Artinya, kita tidak main-main dengan narkoba. Makanya, saya terus giatkan agar mafia narkoba dijaga oleh buaya ganas. “Sasaran narkoba adalah generasi kita. Sebelum mencapai anak-anak kita. Maka harus diperangi,” ucapnya.

Buwas menambahkan bahwa rencana membuat buaya di sekeliling penjara bukanlah ada unsur negatif. “Saya lakukan itu karena kita ketahui bersama jumlah sipir jauh dari jumlah tahanan. Contohnya, dua sipir menjaga 30 tahanan. Apakah itu seimbang? Nah, jangan nanti setelah tahanan (mafia narkoba) lari baru kita sibuk. Makanya, saya rencanakan buaya itu. Jadi, tidak ada unsur atau niat negatif apapun. Ini semata untuk kepentingan anak bangsa. Kalaupun ada kritik-kritik saya siap menerima. Yang pasti rencana saya ini serius. Masa orang asing atau mafia narkoba merusak anak-anak/keluarga terus kita diam saja. Indonesia salah satu pangsa pasar narkoba terbesar di dunia. Makanya, harus kita bentengi,” tandasnya.

Mengapa harus memilih buaya? Kenapa tidak harimau? Buwas menjelaskan kalau buaya yang menjaga, tahanan tidak akan bisa lompat atau lari. Dan, orang tidak akan tahu apakah dia tidur atau bangun karena umumnya buaya diam saja. “Coba kalau harimau, pasti dia lompat dan mencakar-cakar, apalagi kalau makanannya terlambat. Makanya saya pilih buaya. Bila rencana ini disetujui presiden. Maka, saya rasa Indonesia yang pertama memberlakukannya. Kalau tidak bisa buaya rawa, pakai buaya darat saja kita,” candanya.

Foto: Riadi/PM Kepala BNN Pusat, Komjen Budi Waseso, mengunjungi penangkaran Buaya Asam Kumbang yang berada di Jalan Bunga Asoka, Medan, Rabu (11/11/2015). Ia mengatakan sedang mencari buaya ganas untuk menjaga penjara mafia narkoba.
Foto: Riadi/PM
Kepala BNN Pusat, Komjen Budi Waseso, mengunjungi penangkaran Buaya Asam Kumbang yang berada di Jalan Bunga Asoka, Medan, Rabu (11/11/2015). Ia mengatakan sedang mencari buaya ganas untuk menjaga penjara mafia narkoba.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ingin penjara untuk bandar narkoba dijaga buaya, Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) mengunjungi penangkaran buaya Asam Kumbang Medan, Jalan Bunga Raya Sunggal, Rabu (11/11). Kedatangan Buwas untuk mencari buaya-buaya ganas dan buas yang akan ‘ditugaskan’ menjaga mafia narkoba agar tidak lari dari penjara.

“Saya kemari untuk mencari buaya ganas,” katanya.

Dikatakan Buwas, saat ini pihaknya sudah mengajukan pengusulan untuk membuat penjara yang dikelilingi oleh buaya ke Menkumham. Nantinya, mafia narkoba akan berada di tengah-tengah dan buaya-buaya itu di sekelilingnya. “Bila mafianya lari, buaya akan mengejarnya. Biar mereka kejar-kejaran di situ,” katanya.

Saat ini lanjut Buwas, pihak Menkumham sedang hunting mencari tempat-tempat strategis untuk membangun penjara tersebut. Buwas menilai penjara itu perlu karena Indonesia menjadi pangsa pasar yang besar dan pabrikan narkoba. “Pengedar narkoba melakukan pembunuhan massal dengan barang yang diedarkannya itu. Jadi, kita harus menghukum mereka setimpal dengan kesalahannya. Mafia narkoba itu sangat licik untuk memasukan narkoba ke negara kita. Mereka mau menghancurkan kita secara perlahan-lahan. Siapa yang berbuat harus bertanggung jawab. Saya tidak main-main,” tegasnya.

Disinggung soal anggarannya, mantan Kabareskrim Mabes Polri itu menyatakan telah membuat usulan ke pemerintah. “Bila Menkumham telah mendapatkan lokasi, perencanaan anggarannya pastinya akan digodok. Yang pasti, kita sudah membuat perencanaan dan sudah diketahui presiden. Artinya, kita tidak main-main dengan narkoba. Makanya, saya terus giatkan agar mafia narkoba dijaga oleh buaya ganas. “Sasaran narkoba adalah generasi kita. Sebelum mencapai anak-anak kita. Maka harus diperangi,” ucapnya.

Buwas menambahkan bahwa rencana membuat buaya di sekeliling penjara bukanlah ada unsur negatif. “Saya lakukan itu karena kita ketahui bersama jumlah sipir jauh dari jumlah tahanan. Contohnya, dua sipir menjaga 30 tahanan. Apakah itu seimbang? Nah, jangan nanti setelah tahanan (mafia narkoba) lari baru kita sibuk. Makanya, saya rencanakan buaya itu. Jadi, tidak ada unsur atau niat negatif apapun. Ini semata untuk kepentingan anak bangsa. Kalaupun ada kritik-kritik saya siap menerima. Yang pasti rencana saya ini serius. Masa orang asing atau mafia narkoba merusak anak-anak/keluarga terus kita diam saja. Indonesia salah satu pangsa pasar narkoba terbesar di dunia. Makanya, harus kita bentengi,” tandasnya.

Mengapa harus memilih buaya? Kenapa tidak harimau? Buwas menjelaskan kalau buaya yang menjaga, tahanan tidak akan bisa lompat atau lari. Dan, orang tidak akan tahu apakah dia tidur atau bangun karena umumnya buaya diam saja. “Coba kalau harimau, pasti dia lompat dan mencakar-cakar, apalagi kalau makanannya terlambat. Makanya saya pilih buaya. Bila rencana ini disetujui presiden. Maka, saya rasa Indonesia yang pertama memberlakukannya. Kalau tidak bisa buaya rawa, pakai buaya darat saja kita,” candanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/