Aparat kepolisian menangkap seorang napi yang diduga dalang kerusuhan tersebut. Usai kerusuhan, aparat kepolisian kembali melakukan pemeriksaan terhadap para napi. Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian masih berjaga di Lapas dan sekitarnya.
Wakapolda Aceh Brigjen Pol Bambang Soetjahyo, mengatakan kericuhan ini terjadi karena didalangi seorang napi yang berinisial GM, untuk melakukan kericuhan dengan alasan dia tidak mau dipindahkan.
“Rencana tadi pagi mau pindahkan napi tiga orang ke Medan, ketiganya tersangkut kasus narkoba, kemudian yang kedua telah bersedia, dipindahkan ke Medan tapi yang satu tidak mau. Ya yang satu inilah yang memprovokasi rekanya untuk melakukan keributan,” sebut Wakapolda.
Ia memastikan kondisi Lapas telah kondusif, pihaknya juga telah menangkap tujuh orang yang diduga sebagai dalang dalam kericuhan ini. “Jadi kita sudah tangkap kurang lebih tujuh orang, mereka yang mendalangi kerusuhan di dalam, kita pastikan sekarang sudah aman,” ujarnya.
Selain itu disebutkan alasan pemindahan ini, karena hukuman mereka rata-rata di atas 10, 12 hingga 15 tahun. Mereka juga diduga sering keluar masuk Lapas.
“Setetelah keributan, kelanjutan kita lakukan pengeledahan ke dalam kamar para napi ini. Seluruh kamar kita geladah, dalam pengeledahan kita temukan sabu dan ganja, kemudian bong untuk alat pengisap, ada labtop, senjata tajam dan HP,” ujarnya.
Seluruh napi yang ditangkap telah berada di Mapolda. Polisi segera melakukan penyidikan dan diserahkan ke pengadilan. “Untuk orang sipil belum kita periksa, namun kita akan lakukan penyelidikan lebih lanjut, untuk menjamin keamanan Lapas kita siagakan petugas satu pleton,” katanya.
Sedangkan terkait dengan masuk sabu ke dalam Lapas, polisi akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Kita akan lakukan pengembangan terkait dengan itu, siapaun yang terlibat akan kita ciduk,” tegas Wakapolda.