29 C
Medan
Friday, May 17, 2024

KKP Pasang Thermoscanner di Terminal Domestik

Thermoscanner: Sejumlah penumpang melintasi alat deteksi virus atau thermoscanner yang dipasang di terminal kedatangan domestik Bandara Internasional Kualanamu, Rabu (4/3).
Thermoscanner: Sejumlah penumpang melintasi alat deteksi virus atau thermoscanner yang dipasang di terminal kedatangan domestik Bandara Internasional Kualanamu, Rabu (4/3).

SUMUTPOS.CO – KANTOR Kesesahatan Pelabuhan (KKP) memasang alat deteksi virus atau thermoscanner di terminal kedatangan domestik Bandara Internasional Kualanamu, Rabu (4/3). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masuknya virus corona ke Sumatera Utara.

Koordinator KKP Kualanamu dr M Sofyan Hendri mengatakan, pemasangan thermoscanner di terminal kedatangan domestik ini merupakan intruksi KKP Pusat melihat perkembangan virus Covid-19 yang sudah semakin mengkhawatirkan. Apalagi ada terdeteksi baru-baru ini warga Depok, sehingga antisipasi bukan hanya penumpang dari luar negeri, tapi juga dari dalam negeri.

Jika ada penumpang yang terdeteksi, petugas langsung melakukan karantina awal, dengan alat yang sudah di siapkan di KNIA. Selanjutnya dirujuk ke RSUP Haji Adam Malik sebagai penanganan lebih lanjut. “Jadi SOP-nya sama seperti yang sudah kita terapkan selama ini di kedatangan Internatioanl,” terangnya.

Terkait Covid- 19 ini, hingga sejauh ini belum ada ditemukan di KNIA. Dan dia berharap tidak sampai ditemukan, sebab itu akan sangat berdampak buruk. Pihaknya sampai sejauh ini terus memperketat pengawasan bekerja sama dengan intansi terkait Customs Imigrasi Querantina (CIQ) untuk antisipasi virus covid 19 yang sudah menghawatirkan dunia termasuk Indonesia.

Sementara Kepala Perwakilan Ombudsman Sumut Abyadi Siregar menyerukan agar masyarakat tidak panik. Mestinya, masyarakat tidak akan panik kalau masyarakat sudah melihat sendiri pencegahan masuknya virus Corona dilakukan dengan ketat. “Tapi kalau masyarakat mengetahui dan melihat sendiri longgarnya pencegahan masuknya virus mematikan itu, ya siapa yang tidak panic?” katanya.

Makanya, pemerintah harus mampu meyakinkan publik bahwa upaya pemerintah daerah dalam melakukan pencegahan, sudah begitu baik dan ketat. Bukan pengawasan yang longgar.

“Masyarakat kan bisa melihat sendiri di pintu pintu masuk ke Sumut seperti di bandara bandara se Sumut dan di pelabuhan. Saya yakin, kalau masyarakat sudah melihat sendiri bagaimana ketatnya pengawasan pencegahan yang dilakukan pemerintah, masyarakat tidak akan panic,” ketanya.

Sebaliknya, lanjut Abyadi, kalau masyarakat melihat sendiri bahwa pengawasan yang dilakukan pemerintah longgar, maka kepanikan masyarakat nggak akan bisa ditutupi. Karena itu, pemerintah daerah memang harus tingkatkan pencegahan. Lakukan koordinasi aktif dan intensif dengan seluruh pihak terkait. “Dengan Kemenkes (KKP di Bandara dan pelabuhan) dan imigrasi. Kesiapan fasilitas di bandara dan pelabuhan harus dikuatkan,”pungkasnya.

Awasi Pintu Masuk dan Perbatasan

Sementara, Ketua DPRD Medan, Hasyim meminta Pemko Medan mengawasi setiap pintu masuk Kota Medan, baik jalur udara, laut dan tak terkecuali jalur darat. Sebab, pencegahan masuknya virus akan lebih efektif mengatasi penyebaran virus. “Masuknya virus Corona ke Indonesia, harus membuat setiap pemerintah daerah termasuk Pemko Medan lebih fokus dalam melakukan pengawasan,” kata Hasyim kepada Sumut Pos, Rabu (4/3).

Hasyim juga mengingatkan Pemko Medan dan jajarannya agar tidak memalingkan pengawasannya dari lokasi-lokasi wisata dan kawasan yang banyak terdapat orang asing. “Memang kasus ini masih warga Depok yang terjangkit dan mudah-mudahan di Kota Medan tidak terjadi. Tapi walaupun begitu, kita tetap meminta Plt Wali Kota dan jajarannya untuk segera mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan jika ada warga Medan yang terjangkit,” kata politisi PDIP ini.

Hasyim juga meminta Pemko Medan melalui dinas kesehatan, menyiagakan rumah sakit pemerintah maupun swasta dan Puskesmas untuk mempersiapkan sarana dan prasarana kesehatan yang dibutuhkan untuk orang-orang yang terjangkit virus yang mematikan tersebut, apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Menurutnya, Pemko sudah harus memiliki alat pendeteksi yang teknologi yang canggih agar bisa mendeteksi virus dan disiagakan di rumah sakit. “Jadi kalau ada kejadian, pihak rumah sakit sudah bisa menanganinya sesuai prosedur. Kesediaan harus segera dilakukan Pemko Medan, karena kasusnya sudah ada di Indonesia,” terangnya.

Senada dengan Hasyim, Wakil Ketua DPRD Medan, Ihwan Ritonga juga turut mendesak Pemko Medan untuk mencegah penyebaran Virus Corona ke Kota Medan. “Pemko dan jajarannya sudah harus mulai meningkatkan koordinasinya dengan pihak Imigrasi dan pihak terkait lainnya dalam mencegah masuknya WNA ke Indonesia ataupun WNI dari luar negeri atau dari Depok dan sekitarnya. Begitu juga dengan keberadaan WNA di Kota Medan, mereka juga harus turut diawasi,” ucap Ihwan.

Selain itu, kata Ihwan, dengan sudah adanya kasus Virus Corona di Indonesia, hal itu harus membuat pihak Imigrasi turut mengawasi setiap orang dari luar Sumut yang masuk ke Sumut. “Karena kalau sebelumnya hanya ada diluar negeri, maka yang perlu dijaga itu adalah pintu kedatangan Internasional. Tetapi kalau sudah ada kasus di dalam negeri seperti saat ini, maka pintu kedatangan domestik juga harus ikut dijaga,” katanya.

Disebutnya, sosialisasi dari Pemko kepada masyarakat adalah hal yang sangat penting. Warga harus diedukasi dengan menyampaikan bahaya virus corona, apa-apa yang harus dihindari dan yang dilakukan sebagai tindak pencegahan. “Untuk pencegahan, pola hidup bersih harus dibiasakan, seperti membiasakan mencuci tangan dengan sabun. Kita harus membiasakan diri mengkonsumsi makanan bergizi seperti banyak makan sayur dan buah serta banyak minum air putih. Itu harus terus disosialaisasikan kepada masyarakat. Menjaga pola hidup sehat itu sangat berpengaruh,” imbau Ihwan.

Menanggapi ketersediaan masker yang kini langka di Kota Medan, Ihwan mengimbau masyarakat tidak perlu cemas, sebab pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan Pemko Medan atas ketersediaan masker tersebut di Kota Medan.

Tak lupa Ihwan juga memberikan imbauan kepada seluruh masyarakat Kota Medan agar tetap tenang dan tetap berfikir jernih dalam menanggapi kabar masuknya virus Corona ke Indonesia. Ia juga meminta, jangan ada pihak-pihak yang dengan sengaja membuat dan menyebarkan kabar-kabar bohong (Hoax) yang semakin memperkeruh suasana dan membuat masyarakat semakin diselimuti oleh rasa takut.

“Bila ada informasi harusnya disaring terlebih dahulu, dipastikan kebenarannya untuk dapat diteruskan kepada khalayak ramai. Jangan timbulkan kegaduhan, sudah banyak masyarakat yang paranoid karena kabar masuknya virus Corona. Tetap tenang, dan tetap waspada serta menjaga pola hidup sehat. Pemko pun akan terus kita dorong untuk mencegah masuknya virus ke Kota Medan, rumah sakit dan setiap layanan kesehatan juga harus ikut bersiaga,” tutupnya. (btr/map)

Thermoscanner: Sejumlah penumpang melintasi alat deteksi virus atau thermoscanner yang dipasang di terminal kedatangan domestik Bandara Internasional Kualanamu, Rabu (4/3).
Thermoscanner: Sejumlah penumpang melintasi alat deteksi virus atau thermoscanner yang dipasang di terminal kedatangan domestik Bandara Internasional Kualanamu, Rabu (4/3).

SUMUTPOS.CO – KANTOR Kesesahatan Pelabuhan (KKP) memasang alat deteksi virus atau thermoscanner di terminal kedatangan domestik Bandara Internasional Kualanamu, Rabu (4/3). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masuknya virus corona ke Sumatera Utara.

Koordinator KKP Kualanamu dr M Sofyan Hendri mengatakan, pemasangan thermoscanner di terminal kedatangan domestik ini merupakan intruksi KKP Pusat melihat perkembangan virus Covid-19 yang sudah semakin mengkhawatirkan. Apalagi ada terdeteksi baru-baru ini warga Depok, sehingga antisipasi bukan hanya penumpang dari luar negeri, tapi juga dari dalam negeri.

Jika ada penumpang yang terdeteksi, petugas langsung melakukan karantina awal, dengan alat yang sudah di siapkan di KNIA. Selanjutnya dirujuk ke RSUP Haji Adam Malik sebagai penanganan lebih lanjut. “Jadi SOP-nya sama seperti yang sudah kita terapkan selama ini di kedatangan Internatioanl,” terangnya.

Terkait Covid- 19 ini, hingga sejauh ini belum ada ditemukan di KNIA. Dan dia berharap tidak sampai ditemukan, sebab itu akan sangat berdampak buruk. Pihaknya sampai sejauh ini terus memperketat pengawasan bekerja sama dengan intansi terkait Customs Imigrasi Querantina (CIQ) untuk antisipasi virus covid 19 yang sudah menghawatirkan dunia termasuk Indonesia.

Sementara Kepala Perwakilan Ombudsman Sumut Abyadi Siregar menyerukan agar masyarakat tidak panik. Mestinya, masyarakat tidak akan panik kalau masyarakat sudah melihat sendiri pencegahan masuknya virus Corona dilakukan dengan ketat. “Tapi kalau masyarakat mengetahui dan melihat sendiri longgarnya pencegahan masuknya virus mematikan itu, ya siapa yang tidak panic?” katanya.

Makanya, pemerintah harus mampu meyakinkan publik bahwa upaya pemerintah daerah dalam melakukan pencegahan, sudah begitu baik dan ketat. Bukan pengawasan yang longgar.

“Masyarakat kan bisa melihat sendiri di pintu pintu masuk ke Sumut seperti di bandara bandara se Sumut dan di pelabuhan. Saya yakin, kalau masyarakat sudah melihat sendiri bagaimana ketatnya pengawasan pencegahan yang dilakukan pemerintah, masyarakat tidak akan panic,” ketanya.

Sebaliknya, lanjut Abyadi, kalau masyarakat melihat sendiri bahwa pengawasan yang dilakukan pemerintah longgar, maka kepanikan masyarakat nggak akan bisa ditutupi. Karena itu, pemerintah daerah memang harus tingkatkan pencegahan. Lakukan koordinasi aktif dan intensif dengan seluruh pihak terkait. “Dengan Kemenkes (KKP di Bandara dan pelabuhan) dan imigrasi. Kesiapan fasilitas di bandara dan pelabuhan harus dikuatkan,”pungkasnya.

Awasi Pintu Masuk dan Perbatasan

Sementara, Ketua DPRD Medan, Hasyim meminta Pemko Medan mengawasi setiap pintu masuk Kota Medan, baik jalur udara, laut dan tak terkecuali jalur darat. Sebab, pencegahan masuknya virus akan lebih efektif mengatasi penyebaran virus. “Masuknya virus Corona ke Indonesia, harus membuat setiap pemerintah daerah termasuk Pemko Medan lebih fokus dalam melakukan pengawasan,” kata Hasyim kepada Sumut Pos, Rabu (4/3).

Hasyim juga mengingatkan Pemko Medan dan jajarannya agar tidak memalingkan pengawasannya dari lokasi-lokasi wisata dan kawasan yang banyak terdapat orang asing. “Memang kasus ini masih warga Depok yang terjangkit dan mudah-mudahan di Kota Medan tidak terjadi. Tapi walaupun begitu, kita tetap meminta Plt Wali Kota dan jajarannya untuk segera mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan jika ada warga Medan yang terjangkit,” kata politisi PDIP ini.

Hasyim juga meminta Pemko Medan melalui dinas kesehatan, menyiagakan rumah sakit pemerintah maupun swasta dan Puskesmas untuk mempersiapkan sarana dan prasarana kesehatan yang dibutuhkan untuk orang-orang yang terjangkit virus yang mematikan tersebut, apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Menurutnya, Pemko sudah harus memiliki alat pendeteksi yang teknologi yang canggih agar bisa mendeteksi virus dan disiagakan di rumah sakit. “Jadi kalau ada kejadian, pihak rumah sakit sudah bisa menanganinya sesuai prosedur. Kesediaan harus segera dilakukan Pemko Medan, karena kasusnya sudah ada di Indonesia,” terangnya.

Senada dengan Hasyim, Wakil Ketua DPRD Medan, Ihwan Ritonga juga turut mendesak Pemko Medan untuk mencegah penyebaran Virus Corona ke Kota Medan. “Pemko dan jajarannya sudah harus mulai meningkatkan koordinasinya dengan pihak Imigrasi dan pihak terkait lainnya dalam mencegah masuknya WNA ke Indonesia ataupun WNI dari luar negeri atau dari Depok dan sekitarnya. Begitu juga dengan keberadaan WNA di Kota Medan, mereka juga harus turut diawasi,” ucap Ihwan.

Selain itu, kata Ihwan, dengan sudah adanya kasus Virus Corona di Indonesia, hal itu harus membuat pihak Imigrasi turut mengawasi setiap orang dari luar Sumut yang masuk ke Sumut. “Karena kalau sebelumnya hanya ada diluar negeri, maka yang perlu dijaga itu adalah pintu kedatangan Internasional. Tetapi kalau sudah ada kasus di dalam negeri seperti saat ini, maka pintu kedatangan domestik juga harus ikut dijaga,” katanya.

Disebutnya, sosialisasi dari Pemko kepada masyarakat adalah hal yang sangat penting. Warga harus diedukasi dengan menyampaikan bahaya virus corona, apa-apa yang harus dihindari dan yang dilakukan sebagai tindak pencegahan. “Untuk pencegahan, pola hidup bersih harus dibiasakan, seperti membiasakan mencuci tangan dengan sabun. Kita harus membiasakan diri mengkonsumsi makanan bergizi seperti banyak makan sayur dan buah serta banyak minum air putih. Itu harus terus disosialaisasikan kepada masyarakat. Menjaga pola hidup sehat itu sangat berpengaruh,” imbau Ihwan.

Menanggapi ketersediaan masker yang kini langka di Kota Medan, Ihwan mengimbau masyarakat tidak perlu cemas, sebab pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan Pemko Medan atas ketersediaan masker tersebut di Kota Medan.

Tak lupa Ihwan juga memberikan imbauan kepada seluruh masyarakat Kota Medan agar tetap tenang dan tetap berfikir jernih dalam menanggapi kabar masuknya virus Corona ke Indonesia. Ia juga meminta, jangan ada pihak-pihak yang dengan sengaja membuat dan menyebarkan kabar-kabar bohong (Hoax) yang semakin memperkeruh suasana dan membuat masyarakat semakin diselimuti oleh rasa takut.

“Bila ada informasi harusnya disaring terlebih dahulu, dipastikan kebenarannya untuk dapat diteruskan kepada khalayak ramai. Jangan timbulkan kegaduhan, sudah banyak masyarakat yang paranoid karena kabar masuknya virus Corona. Tetap tenang, dan tetap waspada serta menjaga pola hidup sehat. Pemko pun akan terus kita dorong untuk mencegah masuknya virus ke Kota Medan, rumah sakit dan setiap layanan kesehatan juga harus ikut bersiaga,” tutupnya. (btr/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/